AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Media mainstream sekali lagi telah membuat rumor palsu tentang Imarah Islam Afghanistan terkait pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS), bahwa Imarah Islam telah melakukan kembali perundingan damai dengan AS. Imarah Islam dalam pernyataan resminya membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa itu adalah tuduhan tak berdasar, klaim yang tidak benar sama sekali.
***
Beberapa media mempublikasikan laporan kemarin (29/4/2012) bahwa sebuah seumber (tak dikenal) dari Imarah Islam Afghanistan mengatakan kepada British Channel 4 bahwa pembicaraan telah dimulai kembali antara Imarah Islam dan Amerika. Pertemuan dengan Amerika itu telah dilaporkan terjadi dua kali, semua itu adalah tuduhan tidak berdasar tidak lebih dari klaim tidak beralasan (tidak benar).
Dari awal Imarah Islam telah menangguhkan pembicaraaan dengan AS hingga hari ini, semua kontak dan pertemuan telah berhenti antara wakil-wakil Imarah Islam dengan Amerika. Sama seperti yang dinyatakan sebuah pernyataan terkait penangguhan pembicaraan dengan Amerika, Imarah Islam tidak akan melanjutkan perundingan sampai Amerika mengambil langkah-langkah kostruktif dan memenuhi janji-janji yang telah disepakati untuk membangun rasa kepercayaan.
Karena ini, kami sekali lagi menyeru kepada seluruh media untuk mengikuti etika jurnalisme dan menahan diri dari mempublikasikan laporan tak berdasar dan menyesatkan semacam itu hanya untuk propaganda. Sebelum mempublikasikan sebuah laporan, konfirmasilah tentang kebenarannya yang harus diperoleh dari juru bicara Imarah Islam. Kami telah mengamati media dalam beberapa dekade terakhir yang berulangkali membuat dan mempublikasikan rumor dengan tujuan untuk menjaga tekanan propaganda berbahaya.
Oleh karena itu, Imarah Islam Afghanistan meminta kepada semua kantor berita yang adil untuk menghindari mempublikasikan laporan-laporan yang bersumber dari media yang terkait dengan lingkaran tak dikenal tanpa menerima verifikasi dari Imarah Islam Afghanistan, sementara semua aturan yang diterima jurnalisme harus diamati.
Imarah Islam Afghanistan
(siraaj/arrahmah.com)