JAKARTA (Arrahmah.com) – Menyoroti rencana jalan-jalan Komisi VIII DPR RI ke dua negara Eropa akhir April 2012 ini untuk melakukan studi banding tentang RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender (RUU-KKG), Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) mengeluarkan taushiyah kepada Komisi VII DPR RI untuk membatalkan rencana tersebut. Karena kunjungan studi tersebut dinilai tidak pantas untuk dilakukan.
“Kepada Komisi VIII agar membatalkan rencana studi banding tersebut. Berbagai kalangan sudah menyampaikan, bahwa uang rakyat sebesar Rp 1,8 milyar tidak layak digunakan untuk kegiatan studi yang sebenarnya bisa dilakukan tanpa harus melakukan kunjungan ke Eropa. Studi tentang gender sudah sangat melimpah di Indonesia,” kata MIUMI dalam siaran persnya kepada arrahmah.com, Senin, Jakarta (23/40)
MIUMI sendiri mengaku sudah mengkaji dengan seksama draft RUU KKG yang beredar dan sudah menyimpulkan, bahwa pembahasan tentang RUU tersebut sebaiknya dibatalkan.
“Karena secara mendasar, konsepnya sangat bertentangan dengan ajaran Islam, dan merusak tatanan sosial masyarakat Indonesia,” terang MIUMI.
Mengingat bahaya dari RUU KKG tersebut, MIUMI mengajak para tokoh Islam, ulama, habaib dan khususnya khatib Jum’at, agar mulai besok dalam khutbahnya menyinggung bahaya paham kesetaraan gender dan mendoakan agar anggota Komisi VIII yang akan berangkat ke Eropa.
“Diberikan kesadaran untuk memahami suara hati nurani rakyat yang sedang dalam kesusahan, sehingga tidak sampai hati untuk menghambur-hamburkan uang rakyat,” papar MIUMI.
Jika Komisi VIII DPR RI tetap dalam keputusannya, melakukan studi banding ke Eropa dengan biaya uang rakyat yang sangat besar jumlahnya, maka kami, Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia menyerukan kepada seluruh umat Islam, khususnya para ulama, habaib, tokoh umat Islam, para khatib, para ustadz, dan sebagainya, agar berdoa kepada Allah SWT.
“Ingatlah, doa orang yang terzalimi dikabulkan Allah SWT. Semoga Allah memberikan balasan setimpal kepada orang-orang yang menzalimi kaum Muslimin,” pungkas MIUMI.