BAGHDAD (Arrahmah.com) – Senjata yang digunakan oleh Amerika Serikat selama perang di Fallujah ternyata masih meninggalkan jejak. Sejumlah laporan menyatakan bahwa dampak dari senjata tersebut lebih mematikan dibanding yang dipakai oleh AS di Hiroshima dan Nagasaki, lapor PressTV pada Kamis (5/8/2010).
Temuan ini merupakan bagian dari studi bertajuk “Cancer, Infant Mortality and Birth Sex-Ratio in Fallujah, Iraq 2005-2009” yang juga dikutip dalam artikel bulan lalu oleh wartawan pemenang penghargaan, Patrick Cockburn, dalam harian Inggris, The Independent.
Menurut penelitian, dari hasil pemeriksaan terhadap 4.800 warga kota yang menjadi sasaran serangan AS pada 2004, ditemukan bahwa efek kematian bayi, kanker, dan leukemia di kota tersebut lebih parah daripada yang terjadi di dua kota di Jepang yang menjadi target oleh bom atom AS tahun 1945.
Cockburn pun menyimpulkan bahwa hampir semua senjata militer AS yang dipakai selama operasi telah dilengkapi dengan amunisi fosfor.
Cockburn mengutip Dr.Chris Busby, di antara tiga anggota tim yang melakukan studi tersebut, mengatakan bahwa “untuk menghasilkan efek seperti ini, sudah bisa dipastikan telah terjadi peristiwa mutagenik yang sangat besar.”
Menurut Busby, tingkat kerusakan genetik tersebut memperlihatkan penggunaan uranium dalam bentuk tertentu. “Dugaan saya adalah bahwa mereka menggunakan senjata baru yang bisa menerobos bangunan dan membunuh siapapun yang ada di dalamnya.” (althaf/arrahmah.com)