NOUAKCHOTT (Arrahmah.com) – Amir Al-Qaeda di wilayah Afrika utara (AQIM) telah mengancam Perancis dan Mauritania karena bekerjasama untuk menyerang salah satu basis AQIM yang berlokasi di perbatasan Mali-Mauritania.
Operasi militer yang menurunkan 54 tentara khusus Perancis tersebut, atas ijin Allah mengalami kegagalan, mereka tidak berhasil membebaskan tawanan asal Perancis yang berada di tangan Mujahidin, Michel Germaneau. Sekitar 9 tentara khusus Perancis tewas di tangan Mujahidin dalam operasi tersebut.
“Aku katakan kepada para kafirin dan salibis Perancis, mereka tidak akan beristirahat sampai darah PErancis tertumpah,” ujar El Khadim Ould Semane, amir AQIM di Mauritania dalam sebuah statemen yang dirilis Senin (2/8/2010).
Dalam sebuah wawancara khusus melalui telepon dengan harian Nouakchott Info, Semane mengatakan bahwa “Bekerjasama dalam pertempuran dengan Perancis cukup menunjukkan bahwa militer Mauritania memerangi Islam.”
“Terdapat para pejuang yang telah siap melakukan pembalasan (untuk serangan gabungan tersebut).”
AQIM telah mengumumkan bahwa mereka telah mengeksekusi Germaneau yang ditangkap pada 19 April lalu sebagai respon atas serangan yang dilakukan Perancis.
Pada minggu lalu, Perdana Menteri Perancis telah menyatakan “berperang dengan Al-Qaeda.”Semane berada di dalam penjara di Nuakchott, ibukota Mauritania sejak ia ditangkap pada April 2008 dalam sebuah operasi militer di kota tersebut, dimana beberapa polisi tewas.
AS mengeluarkan peringatan
AS telah mengeluarkan peringatan untuk warganya yang ingin bepergian ke Mauritania karena adanya peningkatan aktivitas yang dilakukan AQIM.
Pemerintah AS mengeluarkan travel warning karena mereka takut AQIM akan terus melancarkan serangan menargetkan warga asing termasuk AS. (haninmazaya/arrahmah.com)