KABUL (Arrahmah.com) – Mujahidin Pakistan dan Afghanistan dalam sebuah statemen gabungan dalam wawancara dengan stasiun radio lokal, mereka mengatakan akan membebaskan seluruh tawanan AS atau Afghan yang berada di tangan mereka untuk digantikan dengan pembebasan Dr. Aafia Siddiqui.
Dalam statemen juga disebutkan bahwa jika mereka tidak menerima apa yang ditawarkan Mujahidin, maka Mujahidin tidak akan segan-segan membunuh seluruh tawanan mereka.
Hingga kini Dr. Aafia Siddiqui masih berada dalam tahanan AS di Afghanistan, tahanan dengan nomer 650 diyakini adalah dirinya.
Dr Aafia Siddiqui menghilang di Karachi bersama ketiga anaknya pada 30 Maret 2003. Para pejabat AS menuduh bahwa ia ditangkap pada 17 Juli 2008 oleh pasukan keamanan Afghanistan di Provinsi Ghazni karena memiliki dokumen, termasuk rumus untuk membuat bahan peledak dan senjata kimia.
Kelompok hak asasi manusia menyatakan bahwa Dr Aafia diam-diam ditahan dan harus mengalami penyiksaan di penjara AS yang terkenal di Bagram, utara Kabul, selama lima tahun sebelum kasus penembakan tahun 2008 yang dituduhkan padanya.
Pada tahap akhir sidang-nya di Pengadilan Federal Manhattan, pengacara Dr Aafia, Linda Moreno, juga berpendapat bahwa “tidak ada bukti fisik bahwa sebuah senapan M-4 tersentuh oleh Dr Aafia Siddiqui, apalagi sempat dikokang.”
Perlakuan kasar AS terhadap Dr Aafia serta rahasia penahanan terhadapnya yang berlangsung lima tahun dan tuduhan penembakan tersebut telah menimbulkan kemarahan di dunia Muslim, terutama negara asalnya Pakistan. (haninmazaya/arrahmah.com)