AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Awal bulan Januari 2012, Imarah Islam Afghanistan dalam suatu pernyataan menunjukkan akan memiliki kantor diplomatik di Qatar dalam rangka pemahaman timbal balik dengan masyarakat internasional dan mencapai kesepakatan awal dengan pemerintah Qatar.
Perlu diketahui, sebelumnya para utusan Imarah Islam Afghanistan telah mencapai persyaratan dengan pihak Amerika bahwa (dalam persyaratan itu) Amerika akan membebaskan para tahanan dari Guantanamo dan akan membiarkan mereka hidup dengan keluarga mereka di Qatar. Demikian pula Amerika tidak boleh menentang kantor diplomatik tersebut.
Ide itu dilatar belakangi bahwa harus ada sebuah titik acuan untuk melakukan pembicaraan dengan negara-negara dunia dan untuk melawan propaganda bahwa Imarah Islam tidak memiliki skema politik, sedangkan kenyataanya adalah Imarah Islam bergerak secara secara simultan baik dalam politik maupun dalam front militer (tak terlepas dari aturan Syari’at Islam) untuk mencapai hak-hak yang benar untuk bangsa Muslim Afghan. Oleh karena itu, komisi politik dan militer bekerja saling berdampingan.
Dengan berlalunya waktu, bukannya memenuhi janji (persyaratan) mereka dan membuka jalan untuk pembicaraan yang akan datang, media-media Amerika memulai sebuah propaganda yang menujukkan multi-dimensi pembicaraan (negosiasi) dengan para utusan Imarah Islam untuk solusi dilema Afghan adalah sepenuhnya bertentangan dengan kenyataan di lapangan. Pada waktu yang sama, beberapa sayap media rahasia milik musuh mempublikasikan beberapa pernyataan palsu yang mensyaratkan Mujahidin membekukan serangan mereka.
Itu adalah propaganda berbisa yang dibuat seolah-olah (Na’udzubillah) sebuah kesepakatan telah terjadi antara Imarah Islam Afghanistan dan Amerika. Sangat jelas bahwa Imarah Islam adalah sebuah gerakan Islam yang semua prinsip-prinsipnya dan semua kerjanya adalah transparan dan di bawah pengawasan Amirul Mu’minin hafizhahullah. Kantor politik Imarah Islam, sama seperti komisi militernya, yang bekerja untuk tujuan luhur Jihad yang sedang berlangsung yaitu membebaskan tanah tercinta kami dan pelaksanaan Syari’at Islam, bersama pengorbanan besar dari kaum Muslimin Afghansitan dalam bentuk Pemerintahan Islam.
Tanda sejati dari niat baik dan suara logika telah dilakukan untuk memperkuat atmosfer untuk negosiasi, namun para pasukan penjajah itu berluangkali melakukan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk melawan. Seperti penodaan kitab suci Al-Quran di pangkalan Bagram oleh orang-orang Amerika, membantai anak-anak tak berdosa di Kapisa, Nangarhar dan provinsi Ghazni, menodai para jenazah yang mati syahid dan baru-baru ini membunuh dan kemudian membakar tubuh puluhan anak-anak dan perempuan di daerah Zangabad di distrik Panjwaii. Bagaimana mungkin di satu sisi perlawanan itu menyeru kepada sebuah resolusi perdamaian untuk masalah Afghan dan sisi lainnya membenarkan tindakan-tindakan brutal tersebut???
Oleh karena itu, pertama, Amerika harus memenuhi semua janji-janji mereka untuk solusi yang nyata dan konkrit atas masalah Afghan dan memulai sebuah strategi transparan yang menjelaskan langkah-langkah apa yang harus diambil untuk membangun kepercayaan.
Imarah Islam memutuskan untuk mengeluarkan pasukan asing baik militer maupun diplomatik untuk menemukan sebuah solusi untuk masalah Afghan. Amerika harus keluar dari kebingungan dan keragu-raguan dan mengekspresikan sikap jelas dengan memenuhi janji-janji mereka.
Seperti yang telah dijelaskan dalam pernyataan Imarah Islam, masalah Afghan memiliki dua dimensi, yakni internal dan eksternal. Dimensi eksternal adalah hubungannya dengan orang-orang asing, seperti penarikan pasukan penjajah, pembebasan para tahanan Muslim dan sebagainya. Hal-hal ini adalah masalah-masalah yang terkait dengan orang-orang asing.
Sedangkan dimensi internal adalah hubungannya dengan orang-orang Afghan, seperti mempersatukan rakyatnya dan mendirikan sebuah pemerintahan Islam berdasarkan harapan dan keinginan rakyat demi keadilan, stabilitas, kemajuan, kemakmuaran dan promosi ekonomi yang dapat menghapus air mata para yatim-piatu dan untuk menyembuhkan luka-luka dari rakyat yang tertekan di tanah air tercinta ini.
Imarah Islam Afghansitan
(siraaj/arrahmah.com)