KAIRO (Arrahmah.com) – Ikhwanul Muslimin dalam pernyataan tegasnya mempertanyakan mengapa penguasa militer terus-menerus bertahan untuk menjaga pemerintahan saat ini meskipun sudah memperlihatkan dengan jelas mengenai “ketidakbecusan”-nya dalam menjalankan tugas sebagai pengayom rakyat Mesir.
IM yang terdengar tidak puas dengan pemerintahan yang saat ini berkuasa menggambarkan kondisi ini sebagai “ancaman” bagi konstitusi Mesir. Mereka mengatakan MK harus independen dan tidak dikendalikan oleh siapapun.
Sebagian besar orang yakin bahwa keputusan Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) mungkin berusaha untuk mempertanyakan legitimasi konstitusional Dewan Syura dan Majelis Rakyat, yang keduanya didominasi oleh sayap politik Ikhwan, yakni Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP). FJP meminta untuk melakukan terminasi atas kepemimpinan perdana menteri Kamal El-Ganzouri dan kabinetnya.
Dalam pernyataan yang diterbitkan Ahram online, Ikhwan mempertanyakan apakah otoritas negara akan menjalankan tugasnya sesuai dengan hukum, atau melalui ancaman dan manipulasi konstitusional. Ikhwanul juga bertanya-tanya mengapa SCAF bersikeras untuk menjaga kabinet yang ada saat ini, yang dicap oleh kelompok itu sebagai “kabinet gagal”.
FJP dengan tegas melontarkan pertanyaan yang cukup menggigit pada SCAF, “Apakah alasan [untuk menjaga pemerintah sementara saat ini] adalah untuk membatalkan revolusi atau untuk mengatur pemilihan presiden?”
FJP sebelumnya menyerukan penggantian pemerintah yang berkuasa dengan alasan bahwa pemerintah yang ada saat ini “tidak mampu” mengurusi rakyat. Namun SCAF sendiri menyatakan bahwa mereka akan tetap dalam posisinya sampai presiden terpilih pada bulan Juni mendatang. (althaf/arrahmah.com)