WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat telah secara resmi mengumumkan bantuan militer senilai 1,3 miliar dolar untuk Mesir di tengah kekhawatiran bahwa bantuan itu akan digunakan oleh otoritas militer yang berkuasa di Mesir untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, mengumumkan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Jumat (23/3/2012) bahwa menlu AS Hillary Clinton telah mengaktifkan kembali ‘kucuran dana lanjutan Pembiayaan Militer untuk Mesir.’
Langkah ini adalah indikasi dari “komitmen AS untuk menjaga kemitraan strategis dengan Mesir demi keberhasilan transisi menuju demokrasi”
Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir (SCAF), yang menggantikan rezim mantan diktator Hosni Mubarak, dalam revolusi tahun lalu, telah banyak dikritik karena menekan aksi unjuk rasa di negara itu sejak beberapa bulan terakhir.
Pada bulan Desember, prajurit dengan perlengkapan anti huru-hara memukuli demonstran dengan tongkat tebal bahkan setelah mereka telah terkulai ke tanah.
Sejumlah foto dan video yang diposting secara online menunjukkan sejumlah tentara menyerang seorang pengunjuk rasa perempuan tanpa ampu, menarik mantelnya dan menyeretnya setengah telanjang. Satu anggota polisi anti huru hara terlihat dengan kejam menendang perempuan itu di bagian dada.
Pada bulan Februari, sedikitnya 10 orang tewas dan lebih dari 70 orang lainnya terluka dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran.
Namun anehnya, pernyataan Departemen Luar Negeri AS tersebut menegaskan bahwa “Mesir telah membuat kemajuan signifikan menuju demokrasi dalam 15 bulan terakhir” dan menyebut negara itu sebagai ‘mitra dalam keamanan dan pemimpin dalam mempromosikan stabilitas dan perdamaian regional’. (althaf/arrahmah.com)