MAURITANIA (Arrahmah.com) – Al-Qaeda Islamic Maghreb (AQIM) yang aktif di wilayah Sahara mengatakan bahwa kelompoknya telah membunuh tawanan asala Perancis, Michel Germaneau yang ditangkap di Nigeria pada April lalu.
Dalam sebuah statemen audio yang disiarkan oleh Al-Jazeera pada Minggu (25/7/2010), amir AQIM mengatakan kelompoknya membunuh Michel pada Sabtu (24/7) untuk merespon serangan yang dilancarkan tentara khusus Perancis ke basis mereka di perbatasan Mali-Mauritania.
“Presiden Perancis tidak berusaha membebaskan warganya, dengan melakukan operasi militer menyerang kami,ia telah membuka gerbang neraka untuk dirinya, warganya dan negaranya,” ujar seorang laki-laki dalam statemen audio yang diidentifikasikan sebagai amir AQIM, Abu Musab Abdul-Wadud.
“Sebagai respon cepat atas apa yang dilakukan Perancis, kami konfirmasikan bahwa kami telah membunuh tawanan kami untuk membalas gugurnya enam Mujahid kami dalam serangan yang dilakukan Perancis,” tambahnya.
Presiden Perancis di Paris mengatakan bahwa ia tidak menerima konfirmasi mengenai meninggalnya Michel dan ia mengklaim akan mencoba mencari tahu.
Sarkozy mengatakan akan mengadakan pertemuan mendadak dengan Menteri Pertahanannya dan penasehat keamanan hari ini (26/7).
Tentara Mauritania yang didukung dengan militer Perancis yang mengirimkan tentara khususnya melancarkan operasi militer menyerang basis AQIM yang berlokasi di perbatasan Mali-Mauritania pada Kamis (22/7) dan berlanjut hingga beberapa hari.
Sebelumnya, Mujahidin AQIM memberikan waktu untuk Perancis sebanyak 15 hari sejak 12 Juli, agar mereka melepaskan tahanan Muslim yang berada dalam penjara thagut di empat negara Sahara, namun hal tersebut tidak berlaku lagi saat Perancis mengirimkan 54 tentara khususnya untuk menyerang basis AQIM. Saat penyerangan, mereka gagal membebaskan Michel dan dikabarkan 9 tentara khusus Perancis menghilang di Sahara. (haninmazaya/arrahmah.com)