(Arrahmah.com) – Baru baru ini serangan serangga Mungil yang terkenal dengan nama Tomcat telah menyerang ratusan korban penghuni di perumahan dan apartemen di Surabaya, awa Timur. Tomcat atau Rove Beetle, menjadi momok menakutkan tidak hanya bagi warga Surabaya bahkan sudah ada warga Bekasi, Jawa Barat, yang mengaku diserang si Mungil berbahaya ini.
Apa yang menyebabkan Tomcat menjadi serangga yang menakutkan?
Kumbang ini, Tomcat (latin: Paederus riparius) mempunyai ukuran kurang daripada 1 cm panjang. Badannya berwarna kuning gelap di bagian atas, bawah abdomen dan kepala berwarna gelap. Bagian tengah abdomen yang berwarna hijau tua mempunyai sepasang sayap keras. Biasanya, Tomcat ini kelihatan merangkak di kawasan sekeliling dengan menyembunyikan sayapnya dan dalam sekali pandang ia lebih menyerupai semut. Apabila diganggu, Tomcat akan menaikkan bagian abdomen supaya kelihatan seperti kala jengking untuk menakutkan musuh.Yang Menyebabkan Reaksi Kulit.
Tomcat tidak menyengat atau menggigit. Cairan hemolimf yang terdapat di dalam badan (kecuali sayap) kumbang ini mengandungi racun sentuhan hewan yang paling berbisa di dunia. Toksin ini dikenali sebagai ‘aederin’: (C24 H43 O9 N) dinamakan dalam tahun 1953. Cairan ini disinyalir 12x lebih mematikan dari bisa ular kobra.
Nama Hewan : Kumbang ROVE
Nama Saintifik : Staphylinidae (Insecta: Coloeptera: Staphylinidae)
Nama Tempatan : Semut Semai, Semut Kayap.
Tomcat otomatis akan mengeluarkan cairan apabila terjadi sentuhan atau benturan dengan kulit manusia secara langsung. Bisa juga dengan sentuhan tidak langsung melalui handuk, baju atau alat lain yang tercemar oleh racun tomcat tersebut. Itu sebabnya, jika sudah terkena dermatitis otomatis seperti seprei dan uba rampe-nya, handuk maupun alat-alat yang disinyalir terkena racun tomcat harus dibersihkan.
Bersentuhan dengan kumbang ini saat merayap atau tidur, menghancurkannya pada badan atau mengosok dengan jari yang kotor akan menyebabkan konjunktivitis dan penyakit kulit yang teruk yang dikenali sebagai ‘dermatitis linearis’, ‘aederus (kumbang rove/ staphylinidae) dermatitis’.
Jika kulit mengalami kontak dengan serangga ini, kulit akan terasa terbakar, memerah dan beberapa hari kemudian akan muncul nanah di bagian tengahnya.
Bila serangga ini hinggap di kulit, jangan dimatikan dengan menepuknya. Sebab cairan serangga ini akan mengeluarkan racun. Cukup ditiup hingga pergi. Segera bersihkan kulit dengan air sabun anti septik dan salep anti gatal atau anti biotik.
Jangan menggaruk luka, karena racun bisa berpindah ke bagian lain kulit. Segera ke dokter jika terkena gigitan serangga ini. Dengan pengobatan dokter, umumnya luka akan membaik dalam 10 hari hingga 3 minggu.
Jika ruam terjadi setelah terjadi kontak dengan serangga ini:
1. Jika anda bersentuhan dengan serangga ini, segera cuci bagian yang terkena dengan sabun dan air.
2. Mereka yang mengalami reaksi kulit yang parah hendaklah mendapat perawatan medis.
3. Bagi penderita yg mengalami perbanyakan ruam, pastikan tiada lagi serangga ini ditempat tidur dan tutup semua jendela ketika menjelang malam.
4. Bahan antiseptik seperti larutan potassium permanganate (KMnO4) boleh digunakan untuk mencuci.
5. Bahan antiseptik dicampur dengan krim steroid dengan kekuatan rendah dapat mengurangi luka yg telah pecah.
6. Terakhir, jangan sampai luka yg masih basah terkena sinar matahari, karena dapat menyyebabkan bekas hitam yang sulit dihilangkan.
Untuk pengobatannya, gunakan saja Salep Acyclovir 5% yang bisa didapatkan di Toko Obat / Apotek terdekat. Pasalnya karena dianggap sama dengan dompo tak jarang yang diobati dengan obat antivirus baik topikal maupun oral. Penggunaan obat tradisional semacam daun bobokan atau lidah buaya juga kurang dianjurkan. Pasalnya, bisa saja malah menyebabkan alergi. Sebab seharusnya diobati dengan obat anti radang dan apapun jenis herpesnya sebaiknya konsultasikan dengan dokter sesegera mungkin.
Bagi kaum Muslimin, pencegahan dari serangan bahaya serangga atau apa saja yang berbahaya tidak hanya dilakukan dalam segi ilmiah. Secara rohani, dzikrullah dapat mencegah dari hal yang berbahaya (insya Allah).
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata, “Ketika aku tidur tadi malam ada seekor kalajengking yang menyengatku.
Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَمَا لَوْ قُلْتَ حِينَ أَمْسَيْتَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ تَضُرَّكَ
“Sekiranya di waktu sore kamu membaca, “A’uudzu bi Kalimatillahittaammaati Min Syarri Maa Khalaq (aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan apa saja yang Dia ciptakan), niscaya binatang itu tidak akan membahayakanmu.” (HR. Muslim no. 2709).
Allahu a’lam
referensi ilmiah: kaskus
(siraaj/arrahmah.com)