JAKARTA (Arrahmah.com) – Salah satu Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mengatakan bahwa rencana kenaikan BBM yang dilakukan pemerintah terjadi 3 hal yaitu B-Z-K (Bohong-Zholim-Khianat).
Pertama, menurutnya kebohongan dilakukan pemerintah karena hanya mengatakan bahwa adanya kenaikan harga pengeluaran produksi akibat naiknya harga minyak mentah dunia senilai 120 dollar per barel.
“Karena hitung-hitungan Kwik Gian Gie masih untung Rp 32 triliyun dan menurut hitung-hitungan Indonesia bangkit masih surplus Rp 14 triliyun, sedangkan pemerintah mengatakan merugi, dan inilah kebohongan,” kata Rahmat Kurnia kepada arrahmah.com, Jakarta, Kamis (15/3).
Kedua, tambah Rahmat, minyak pada dasarnya merupakan hak rakyat, namun yang terjadi pemerintah tidak memberikannya kepada rakyat.
“Hak rakyat tidak diberikan, ini adalah kezaliman,” ujarnya.
Lebih dari itu, jika melihat hasil survey Lembaga Survey Indonesia (LSI) pada bulan ini, 94% mayarakat pedesaan menolak kenaikan BBM, 77% masyarakat perkotaan menolak kenaikan BBM, dan 85% seluruh rakyat Indonesia menolak kenaikan BBM pula.
“Ternyata, hanya satu yang mendukung kenaikan BBM, yaitu Lembaga Pemeringkat Luar Negeri. Ternyata pemerintah lebih pro kepada asing dan mengabaikan suara rakyat yang mayoritas, ini adalah sebuah pengkhianatan,” teriak Rahmat.
Oleh karena itu, menurut Rahmat ini benar-benar terjadi suatu kebohongan, kezaliman, dan pengkhianatan kepada rakyat.
“Sehingga menurut akidah, kita harus menolak kenaikan BBM dan liberalisasi (sektor migas) ini,” pungkasnya. (bilal/arrahmah.com)