DAMASKUS (Arrahmah.com) – Salah satu pihak oposisi Suriah, Gerakan Perubahan Nasional Suriah, melaporkan bahwa selama satu tahun revolusi Suriah berlangsung, lebih dari 15 ribu warga sipil muslim Suriah gugur oleh serangan militer rezim Suriah.
Juru bicara Gerakan Perubahan Nasional Suriah, Wahid Shaqr menjelaskan hal itu kepada media massa, Sabtu (10/3/2012). Ia juga mengkritik keras usulan utusan Liga Arab dan PBB, Kopi Anan, yang menyerukan dialog antara rezim Suriah dan pihak oposisi.
“Tidak ada kekuatan yang mengimbangi kekuatan rezim Suriah, “ujar Shaqr. Ia menjelaskan bahwa perbedaan antara kekuatan militer rezim Suriah dan tentara kebebasan pro revolusi sangatlah besar. Jika ada kekuatan yang memadai di pihak tentara kebebasan, tentu tidak akan jatuh belasan ribu korban gugur di pihak sipil muslim.
Wahid Shaqr juga mengkritik keras apa yang disebut sebagai ‘pimpinan oposisi Suriah’ yang tercerai-berai. Ia mengkritik ketua Dewan Nasional Suriah, Burhan Ghaliun, yang menolak tentara kebebasan dipersenjatai dan menolak pendirian kantor penasehat militer untuk tentara kebebasan tanpa sepengetahuan para pimpinan Dewan Nasional.
Burhan Ghaliun sampai saat ini menjabat ketua Dewan Nasional Suriah dan mengklaim sebagai anggota Aliansi Oposisi Suriah, meski rakyat Suriah sendiri tidak mengakui peranya. Dewan Nasional Suriah yang mengklaim sebagai wajah politik oposisi Suriah berkedudukan di Turki dan hanya mengeluarkan ‘seruan-seruan kosong’.
Tidak ada aksi nyata Dewan Nasional untuk memperkuat tentara kebebasan dan menghentikan pembantaian terhadap warga sipil muslim di Homs, Idlib, dan propinsi lainnya. Beberapa anggota Dewan Nasional bahkan disangsikan memiliki kewarga negaraan Suriah.
(muhib al-majdi/arrahmah.com)