KAIRO (Arrahmah.com) – Kapal bantuan Libya rencananya akan meneruskan perjalanan dan tak gentar menghadapi blokade laut di Jalur Gaza, meskipun Israel tidak mengizinkannya masuk Gaza.
Selain itu, Israel pun mengklaim bahwa kapal tersebut sedang berlayar menuju Mesir.
Menanggapi kabar tersebut, Yousseuf Sawani, ketua Gaddafi International Charity and Development Foundation, mengatakan bahwa al Amal, nama kapal bantuan tersebut, tidak akan berhenti di dermaga El Arish di Mesir.
“Ini jelas-jelas merupakan suatu bagian dari upaya untuk mencegah kapal, kampanye pendistorsian. Namun kami sudah pasti akan menuju Gaza, karena di situlah bantuan harus ini harus diberikan,” kata Sawani, dilansir Al Jazeera pada Minggu (11/7).
“Ini adalah misi murni kemanusiaan, bukan provokatif dan bukan permusuhan,” lanjutnya.
Kapal yang berlayar dari Yunani pada hari Sabtu, tercatat mengangkut 2.000 ton bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza, namun kementerian luar negeri Israel mengatakan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan Yunani dan Moldova untuk mengalihkan bantuan dari kapal tersebut ke Mesir.
Pemerintah Israel juga dilaporkan telah melobi Omar Suleiman, kepala intelijen Mesir, untuk mengizinkan kapal yang juga ditumpangi oleh sembilan orang awak ini memasuki dermaga El-Arish, dekat perbatasan Mesir-Jalur Gaza.
Namun, Hossam Zaki, juru bicara kementrian luar negeri Mesir yakin bahwa kapal tersebut akan mampir di negaranya.
“Kapal ini sedang tidak menuju Mesir. Kami sendiri belum memperoleh permintaan dari pihak Libya untuk mendarat di Mesir,” ungkapnya.
“Ini bukan bergantung pada permintaan Israel, tapi dari pihak pengatur bantuan ini. Mereka mengatakan akan menuju Gaza. Dan sejauh ini, inilah yang kami khawatirkan.” (althaf/arrahmah.com)