JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Bidang Dakwah Front Pembela Islam (FPI) Habib Muksin bin Ahmad Al Attas mengatakan bahwa ayat Rahmatan lil ‘alamin kerapkali disalahgunakan sebagai tameng berbuat kemaksiatan dan kemunkaran.
“Banyak yang memanfaatkan ayat ini, seperti para pemabuk yang menyatakan, jangan ganggu kami dong, Islam kan rahmatan lil ‘alamin,” kata Habib Muksin dalam memberikan beberapa contoh serupa penyalahgunaan ayat Rahmatan lil ‘alamin seperti kaum homoseksual yang tidak mau diganggu dengan alasan ayat tersebut. Hal tersebut disampaikan kepada arrahmah.com pada acara dialog PMII bertema “Ahlussunnah wal jama’ah sebagai Rahmatan lil ‘Alamin” di UNJ, Jakarta, Senin (27/2).
Padahal menurut Habib Muksin, Rahmatan lil ‘alamin merupakan akibat dari dipraktekkannya ajaran Islam yaitu Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak secara komprehensif serta sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW di dunia oleh hamba Allah, baik dalam kehidupan sosial, pendidikan, dan ibadah.
“Apabila tiga komponen (Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak) tersebut diterapkan dampaknya adalah Rahmatan lil ‘alamin,” paparnya.
Dalam menerapkan ajaran Islam yang universal secara komprehensif dan agar menjadi solusi di setiap persoalan kehidupan, menurutnya seorang muslim harus memiliki solidaritas untuk mewujudkannya.
“Umat Muhammad SAW harus punya kepedulian untuk memperjuangkan Islam,” tutur Habib Muksin.
Perjuangan tersebut, tambah Habib Muksin, mempunyai tiga medan yang memiliki sifat berbeda, pertama yaitu, Ad-Dakwah yang berimplikasi harus simpati, mengajak dengan lembut, dan sejuk. Kedua, Al Hisbah yang merupakan amar makruf nahy munkar bersifat tegas dalam tindakannya. Dan, ketiga, Al Jihad Fi sabilillah yang memiliki karakter harus keras dalam melakukannya, yang mana semua aspek tersebut harus dilakukan dan tidak ditinggalkan.
“Ketiganya mempunyai karakter masing-masing, setiap muslim melakukannya sesuai kemampuanya. Yang penting jangan saling mencela saudaranya yang belum mampu pada medan yang lain,” jelasnya. (bilal/arrahmah.com)