RIYADH (Arrahmah.com) – Arab Saudi sedang mempertimbangkan untuk merekrut kaum perempuan dalam staf kepolisian, surat kabar melaporkan pada hari Minggu (26/2/2012). Langkah ini dinilai bertentangan dengan kebijakan yang biasa diputuskan oleh pemerintah.
Perempuan di negeri tersebut sejauh ini telah dilarang bergabung dengan Komisi Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan, yang sering memicu kontroversi karena cara keras mereka dalam mengeluarkan memperlakukan siapa saja yang dinilai menentang kebijakan pemerintah.
“Kami sedang mempelajari hal-hal yang memungkinkan perempuan untuk bekerja di Komisi, sehingga mereka bisa memiliki pekerjaan yang serupa dengan laki-laki tetapi dalam bidang mereka,” kata direktur Komisi, Abdul Lateef Al Shaikh, dalam harian berbahasa Arab, Al Watan.
Ia sangat yakin bahwa rekrutmen yang diinstruksikan oleh Raja Abdullah sangat memberikan perempuan hak penuh mereka.
Al Shaikh, yang ditunjuk oleh Raja Abdullah sebagai Kepala Komisi awal tahun ini, mengatakan pasukannya akan terus memainkan peran utama dalam menegakkan aturan Islam di Inggris, lokomotif minyak dunia.
“Kami ingin mempromosikan kebajikan melalui nasihat yang baik dan mencegah penggunaan kekerasan … kami hanya ingin membuat warga senang,” katanya.
Komisi, kepolisian yang paling berpengaruh di Arab Saudi, telah diserang oleh media karena penggunaan cara-cara kekerasan. Sejumlah surat kabar telah melaporkan sejumlah insiden di mana anggota Komisi menyerang orang atau ditangani dengan kasar, baik perempuan maupun laki-laki.
Pada hari Minggu (26/2), Al Watan melaporkan bahwa beberapa anggota Komisi menangkap seorang perempuan dan menyita telepon genggamnya karena disinyalir memiliki gambar yang tidak senonoh.
“Apa yang dikatakan tentang Komisi tidak benar,” kata Sheikh Abdul Rahman Al Sadees, Imam di Masjidil Haram.
Dia menggambarkan para wartawan dan penulis yang anti-Komisi sebagai “kelelawar malam” yang bersembunyi di kegelapan untuk menyebarkan kebohongan. (althaf/arrahmah.com)