JAKARTA (Arrahmah.com) – Innalillahi wa innailaihi roji’uun, satu lagi tokoh cendekiawan muslim Indonesia berpulang ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala.
Ahmad Sumargono yang akrab dipanggil Bang Gogon tutup usia dini hari sekitar pukul 01:30 hari Jum’at (24/2/2012) di Sukabumi, Jawa Barat.
Jenazah Ketua Umum Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) itu rencananya akan disemayamkan di rumah duka, di Komplek Dokter Jalan H. Baping, Ciracas, Jakarta Timur, berdasarkan laporan salah satu pengurus GPMI, Adang, saat dihubungi oleh Suara Islam Online.
Ahmad Sumargono (Bang Gogon) adalah salah satu aktivis Islam yang dikenal dalam barisan pejuang penegak Syari’ah. Pria kelahiran Jakarta, 1 Februari 1943 ini pernah menjabat sebagai anggota DPR dari Partai Bulan Bintang (PBB) pada periode 1999-2004.
Sebelum akhirnya Bang Gogon menjadi anggota Dewan Pertimbangan PPP. Selain itu, Bang Gogon juga aktif di Forum Umat Islam (FUI) sejak terbentuknya pada 2005 lalu. Bang Gogon juga pernah didaulat sebagai salah satu anggota Dewan Redaksi ketika Tabloid Suara Islam lahir pada 2006. Kesibukan terakhir Bang Gogon adalah sebagai Direktur Eksekutif Pusat Kajian Strategi Politik dan Pemerintahan (PKSPP).
Dalam dunia dakwah, Bang Gogon dikenal sebagai seorang dai, penceramah dan khatib yang ulung. Ia pernah tergabung dalam Korps Mubaligh Jakarta (KMJ).
Bang Gogon sering dianggap tokoh Islam yang berpendirian “keras”. Bang Gogon memang tokoh yang sering membuat gerah kelompok-kelompok anti Islam. Karena selama ini ia dikenal aktif sebagai pembela aspirasi dan perjuangan umat Islam. Baik yang terjadi di lingkup nasional maupun di lingkup internasional. Sebut saja peristiwa perjuangan Intifadhah di Palestina, perjuangan Muslim Bosnia, Kashmir, Checnya, memprotes Peraturan Daerah tentang minuman keras, menggalang massa untuk long march membela Muslim di Timor Timur, Ambon, Kupang dan lain-lain.
Dari sisi keilmuan, Bang Gogon adalah penyandang gelar doktor ilmu pemerintahan dari Universitas Padjadjaran (Unpad).
Bang Gogon juga telah menempuh strata sarjananya di Universitas Indonesia (UI) pada fakultas ekonomi pada tahun 1963 dan kemudian Ia melanjutkan S-2 di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amal ibadahnya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran. (siraaj/arrahmah.com)