AFRIKA TIMUR (Arrahmah.com) – Pesawat mata-mata elit milik teroris AS jatuh 10 km dari pangkalan AS di Arika, menewaskan empat salibis yang berada di dalamnya, dalam perjalanan pulang dari misi perang di Afghanistan, kata pejabat militer AS pada hari Senin (20/2/2012).
Laporan mengatakan bahwa pesawat naas itu jatuh sekitar pukul 20.00 waktu setempat pada hari Sabtu (18/2) di Djibouti, Afrika. Belum jelas penyebab jatuhnya pesawat. Spesialis sayap operasi khusus, Ryan Whitney mengatakan bahwa pesawat itu tidak jatuh karena tembakan musuh.
Komando Afrika-AS menyatakan bahwa pesawat itu sedang melakukan misi intelijen, pengawasan dan pengintaian, menyebutnya sebagai “penerbangan rutin.”
Amy Oliver, urusan publik direktur Sayap operasi khusus Angkatan Udara, mengatakan pesawat bermesin tunggal itu , kembali dari misi untuk mendukung perang Afghanistan, khususnya Operasi Enduring Freedom.
Salibis yang tewas dalam kecelakaan ini meliputi: Kapt. Ryan P. Hall (30) dari Colorado Springs, Colorado, dengan skuadron operasi khusus 319, Kapt. Nicholas S. Whitlock (29) dari Newnan, Georgia, dengan skuadron operasi khusus 34, Lt. Justin J. Wilkens (26) dari Bend, Oregon ,skuadron operasi khusus 34, dan Pilot Senior Julian S. Scholten (26) dari Upper Marlboro, Maryland, dengan skuadron intelijen 25.
Pangkalan AS di Afrika, Camp Lemonnier terletak hanya beberapa mili dari perbatasan Somalia. Pesawat mata-mata itu melaporkan bahwa aktivitas militer di daerah tersebut telah meningkat baru-baru ini.
Setelah perang di Afghanistan, pesawat mata-mati itu melanjutkan misi di Afrika Timur, operasi pasukan khusus telah meningkatkan aktivitas mereka (salibis) di Afrika Timur secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama di Somalia, di mana pada tanggal 24 Januari lalu, mereka mengklaim menyelamatkan sandera “dramatis”. Masih ada sandera AS yang masih ditahan di Somalia, penulis Michael Scott Moore. (siraaj/arrahmah.com)