Keberadaan eks marinir AS di lingkungan Freeport itu diakui oleh Rozik. Menurut Rozik, pihaknya menggunakan jasa dua konsultan pengamanan yang berbadan hukum Indonesia.
“Mereka (konsultan keamanan) memang menggunakan tenaga asing. Itu yang mungkin dimaksudkan eks marinir. Kegiatan utama mereka pengamanan logistik, konvoi membawa bekal dari dataran rendah ke tinggi,” ujar Rozik saat rapat kerja dengan Tim Pengawas Otonomi Khusus Papua-Aceh di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (16/2).
Lantaran pernyataan itu, pimpinan Timwas Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso melontarkan pertanyaan. “Apakah tidak ada pendekar dari putra Papua atau mantan TNI/Polri,” tanya Priyo.
Anggota Timwas pun marah dengan pengakuan Rozik. Lantaran Rozik menyepelekan permasalahan di Freeport. Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Ida Fauziah menilai pernyataan Rozik mengentengkan permasalahan meskipun konsultan keamanan itu berbadan hukum Indonesia. Padahal berisi orang-orang asing.
Sementara anggota Timwas lain dari Fraksi Partai Golkar Yoris Rameway dan Fraksi Partai Hanura Ali Kastela mengatakan, seharusnya Freeport lebih mengutamakan warga Indonesia dalam penanganan keamanan. “Masa mesti pakai orang Amerika? Bapak enggak percaya orang Indonesia? Stop itu, ikut aturan di sini,” kata dia.