WASHINGTON (Arrahmah.com) – Keberadaan pasukan elit AS di Afghanistan dinilai telah membantu operasi pembunuhan atau penangkapan orang-orang yang diduga ‘teroris’ dan ‘pemberontak’, kata para pejabat senior AS. Upaya ini dimulai pada bulan Maret lalu dan kemungkinan akan ditingkatkan bersamaan dengan diangkatnya Jenderal David H. Petraeus, menggantikan Jendral Stanley McChrystal, lapor Los Angeles Times pada Selasa (29/6).
Beberapa pejabat militer AS mengatakan serangan yang dilakukan pasukan elit telah menyebabkan terbunuhnya 186 orang dan menahan 925 orang yang semuanya diduga “pemimpin mujahidin” dalam 110 hari terakhir. Hal itu diklaim sebagai keberhasilan langka di tubuh militer Amerika selama perang di Afghanistan.
Menurut pejabat, operasi semacam ini telah efektif di Kandahar dan Afghanistan bagian timur. Sudah ada tanda-tanda di daerah tersebut bahwa serangan bom pinggir jalan telah menurun dan kontrol Taliban melemah, tambahnya.
Komentar para pejabat ini menegaskan pendapat yang dibuat oleh wakil presiden AS Joe Biden dan pejabat pemerintahan lainnya yang skeptis terhadap strategi militer di Afghanistan: “Tentara elit ini lebih efektif untuk dioperasikan daripada tentara konvensional dalam perang yang juga belum lama ini diakui semakin sukar.
Namun, pada saat yang sama, efektifitas pasukan elit ini dinilai tidak cukup untuk menstabilkan dan membantu Afghanistan mengambil alih keamanannya sendiri. (althaf/arrahmah.com)