WASHINGTON (Arrahmah.com) – Satu lagi pejabat Amerika membenarkan dugaan sukarnya perang Afghanistan. Direktur CIA mengakui bahwa agenda perangnya di wilayah tersebut “lebih keras dan lebih lambat” dari yang diharapkan, kutip BBC.
Berbicara di salah satu statsiun televisi Amerika, Panetta mengklaim bahwa kemajuan yang telah dilakukan di Afghanistan harus diikuti masalah serius dengan pemerintahan, korupsi dan pemberontakan Taliban.
Komentar Panetta ini muncul saat Jenderal David Petraeus mengambil alih komando pasukan salibis multinasional di Afghanistan, menyusul pemecatan Jenderal Stanley McChrystal.
McChrystal dipecat minggu lalu karena komentar pedasnya tentang sejumlah pejabat senior AS.
Berbicara kepada ABC This Week, Panetta menegaskan bahwa “kunci mendasarnya adalah apakah pemerintah Afghan menerima tanggung jawab untuk mengambil alih pertempuran melawan pemberontakan saat pasukan asing mundur dari negara itu.”
Selain itu, Panetta membela serangan pesawat tanpa awak CIA di kawasan itu, dengan dalih bahwa Al Qaeda dan kelompok-kelompok yang terkait telah melanggar hukum internasional.
“Kami mempunyai tugas dan tanggung jawab, untuk membela negara ini sehingga al-Qaeda tidak pernah melakukan serangan seperti itu lagi,” bualnya.
“Kami terlibat dalam operasi yang paling agresif dalam sejarah CIA, dan hasilnya adalah bahwa kami berhasil mengganggu kepemimpinan mereka,” kata Panetta pada ABC.
Namun komentar Panetta mengenai kemajuan dan ‘pembelaan’ terhadap Afghanistan ini tidak lain merupakan pembenaran bagi pembantaian salibis internasional terhadap kaum muslimin di Afghanistan dan sekitarnya. (althaf/arrahmah.com)