ADEN (Arrahmah.com) – Pekan lalu, beberapa media Barat dan pro-Barat menyebarluaskan berita bahwa Mujahidin Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) telah meninggalkan kota Radda setelah membebaskan kota tersebut setelah pertempuran sembilan hari, lapor Umma News.
Menariknya, penarikan unit AQAP yang disajikan media massa hampir seperti penerbangan. Sebagai contoh, Al Jazeera melaporkan bahwa para pemimpin suku diduga “meyakinkan” para Mujahidin untuk keluar dari kota di bawah “beberapa termin baik”, media massa lainnya, media Qatar mengatakan ‘mereka harus meninggalkan kota karena dipaksa”.
Gambar yang disajikan AFP, yang menurutnya sekitar 35 perwakilan suku dari tujuh kota berbeda tiba di Radda untuk diduga “mengancam” Mujahidin.
Namun kenyataannya jauh berbeda, untuk sedikitnya, dari yang dilaporkan media massa. Gambaran penuh tentang apa yang terjadi digambarkan oleh Mujahidin AQAP sendiri dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di forum internel al-shamikh. Berikut terjemahannya :
Segala puji hanya milik Allah yang mengatakan :
“Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Surat Yusuf : 40).
Damai dan keberkahan bagi salah satu pembawa risalah kebenadan dan untuk semua sahabatnya.
Tidak ada yang tersisa dalam gelap tentang keadilan dan pelanggaran yang terjadi di kota-kota, dan ini adalah fakta bahwa negara-negara ini mengesampingkan apa yang diturunkan Allah. Dan itu justru yang menjadi alasan yang membuat saudara-saudara Anda dari Ansar al-Sharia (AQAP) memasuki kota Radda dan masih berada di posisi di dalamnya sampai situasi yang terus meningkat dan orang-orang akan menilai lagi agam menurut Allah dan sampai pelanggaran dan melampaui batas menghilang.
Kami tidak perlu kekuasaan di parlemen, atau posisi tinggi, kami dimotivasi bukan untuk loyalitas buta terhadap pihak manapun, syeikh, suku atau bangsa, ini hanya demi pembentukan aturan Allah yang tidak ada jangka waktunya.
Bahkan sebelum ini, rezim yang sebenarnya mulai meregangkan tentakel dalam rangka untuk meningkatkan kegelisahan di kota-kota dan perang turun antara suku-suku. Tapi saudara-saudara kalian tidak sepakat dengan itu (dengan rezim) dalam cara yang paling cocok, yang memungkinkan kami untuk meninggalkan jejak kami, mencegah pertumpahan darah dan fitnah (kesusahan).
Dalam jangka waktu ini kami mengunjungi perwakilan dan para pemimpin berbagai suku yang meminta kami untuk meninggalkan daerah itu dan kami sepakat untuk itu dalam pertukaran tuntutan sebagai berikut :
1. Untuk membentuk komite, yang terdiri dari masyarakat kota yang akan diberkan kemungkinan untuk mengelola fungsi-fungsi seperti praktek keamanan dan pengadilan di bawah syariat Islam.
2. Tidak mencegah Mujahidin Ansar al-Sharia untuk bergerak bebas di dalam kota dan memberikan kebebasan penuh untuk menyebarkan dakwah mereka (seruan).
3. Untuk membebaskan 15 tahanan yang secara tidak adil dipenjarakan dalam penjara politik.
Hal pertama yang dilakukan (dari tuntutan yang diperlukan), Nasir Abdur-Rabb az-Zifri telah dibebaskan. (Dari pihak kami) kami telah menyerahkan kembali tawanan sebagai pembayaran untuk para tahanan yang tersisa.
Pembentukan komite telah dimulai seperti yang disebutkan. Dalam rangka untuk mencegah pertumpahan darah kaum Muslimin, Ansar al-Sharia memutuskan untuk menarik pasukannya dari kota dengan harapan bahwa tuntutan akan dipenuhi dengan cara yang benar, pengadilan di kota akan menghakimi sesuai hukum-hukum Allah.
Dalam kasus ketika salah satu kondisi dilanggar, Mujahidin memiliki hak penuh, menurut hukum Allah untuk melakukan apa yang harus dilakukan kepada para pengkhianat.
Dan satu hal lagi, sesungguhnya kami menyeru semua Muslim untuk bercita-cita mendirikan pengadilan menurut syariah, dengan semua cara yang mungkin dan tidak diam, tetapi bangkit memberontak seperti yang akan mengguncang para pengkhianat ini dan menyelamatkan mereka dari kesesatan yang mendalam.
“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” (Surat Yusuf : 21).
Saudara Anda dari Ansar al-Sharia
Rabu, 2 Rabiul awal 1433 H (25 Januari 2012).
Sebelumnya forum internet Ansar melaporkan bahwa Mujahidin mengatakan akan segera memberikan kabar baik dari Aden, insha Allah. Para petinggi militer boneka Yaman pun telah merasakan kekhawatiran bahwa Mujahidin mungkin saja dapat mengambil Aden. Mereka berdalih bahwa adanya keterbatasan, meskipun mereka didukung oleh AS dan Arab Saudi.
Bai’at telah diberikan oleh Amir Mujahidin di Radda, Tariq Ad-Dhahab untuk Amir AQAP, Bashir al-Wahishi dan ntuk Amir Al Qaeda, Syeikh Ayman az-Zawahiri. (haninmazaya/arrahmah.com)