BEIJING (Arrahmah.com) – Kecanduan internet tak kalah menyeramkan dengan kecanduan narkoba. Sekelompok pecandu internet melarikan diri dari klinik rehabilitasi, karena tak mampu bangun jam 5 pagi untuk latihan gaya militer setiap hari.
Sejumlah 14 orang pecandu internet berusia 15 hingga 22 tahun mengikat instruktur mereka, sebelum melarikan diri dari pusat perawatan di Huai’an sebelah barat Provinsi Jiangsu. Demikian laporan media di China , kemarin.
Jumlah klinik bagi pecandu internet terus bertambah. Berdasarkan data yang dirilis China Touth Association for Network Development pada tahun ini diperkirakan sekitar 24 juta remaja di negara itu kecanduan internet.
Klinik kecanduan menggunakan metode yang cukup keras untuk mengobati para pasiennya dari keterikatan mereka dengan jejaring sosial, maupun permainan Massive Multiplayer Games (MMG) seperti Civilization dan Happy Farms.
Menurut media lokal, pecandu yang melarikan diri ini justru tidak menumbuhkan simpati bagi orang tua mereka yang langsung mengirim mereka kembali ke klinik. Salah satu ibu menangis di kantor polisi sambil menceritakan bahwa anak laki-lakinya menghabiskan waktu 28 jam di permainan online, seperti dikutip Yangtze Evening News.
Yang Guiha, ibu dari pecandu yang memimpin tim melarikan diri itu memutuskan untuk memasukkan kembali anaknya ke pusat rehabilitasi. “Saya tidak berpikir ada masalah dengan metode pelatihan di tempat tersebut. Ini semua untuk kebaikan anak saya sendiri,” ujarnya kepada Global Times.
Klinik ini memang memberikan latihan yang cukup sulit, termasuk 2 jam latihan fisik setiap hari, pendidikan kaligrafi dan filosofi tradisional China , serta kewajiban tidur malam pada pukul 09.30.
“Kita menggunakan metode militer seperti perendaman dan latihan fisik kepada anak muda ini,” ujar pihak resmi dari klinik itu. “Kami harus mengajarkan mereka disiplin dan membantu mereka kembali pada kehidupan normal.”
Namun, keprihatinan atas tempat rehabilitasi internet menjadi berita nasional pada Agustus lalu, setelah pemuda berusia 15 tahun dipukuli sampai mati di sebuah fasilitas di wilayah selatan Guangxi. Tindakan itu merupakan kejahatan sehingga dua instrukturnya dipenjara selama 10 tahun bulan lalu.
China diperkirakan saat ini memiliki lebih dari 400 juta pengguna internet, kebanyakan dari mereka menghabiskan sebagian besar waktunya dengan mengunduh musik gratis dan video, dan terlibat dalam chat online maupun bermain MMG
Pada Selasa lalu, China menerbitkan White Paper mengenai masa depan perkembangan internet di negara itu. Beijing sekali lagi menyatakan kedaulatannya untuk mengendalikan web melalui sensor yang biasa disebut sebagai Firewall Besar China .
Sebuah kelompok yang mengusung kebebasan berbicara mengatakan bahwa China telah meningkatkan jumlah tindakan sensor dalam beberapa tahun terakhir, mematikan blog dan website yang menantang kekuasaan negara, bahkan menangkap sejumlah wartawan online.
Iklim semakin memburuk sejalan keputusan Google untuk berpindah ke Hong Kong tahun lalu. Namun White Paper mengatakan bahwa kontrol internet sangat penting untuk menjaga ‘stabilitas nasional’.
“Secara efektif, perlindungan keamanan internet merupakan bagian penting dari administrasi internet China dan kebutuhan yang sangat diperlukan untuk melindungi keamanan negara dan kepentingan publik.” (ini/arrahmah.com)