LONDON (Arrahmah.com) – Investigasi yang dilakukan media massa Inggris melaporkan bahwa para tentara salibis Inggris yang pulang tugas dari wilayah jajahan, Afghanistan, mengalami kehidupan yang mengenaskan. Jumlah mereka mencapai sepertiga dari total pensiunan militer Inggris.
Koran Sun, Inggris, melaporkan bahwa sejumlah tentara yang pulang dari tugas ‘perang Salib’ di Afghan dan dipensiunkan dari militer, kini hidup di gubuk-gubuk di pinggiran rel kereta api. Di musim dingin, mereka menghadapi cuaca dingin yang membeku. Mereka mempergunakan keahlian tempur mereka untuk bertahan hidup ala hutan, di tengah negara industri yang kononnya menjunjung HAM. Kesengsaraan hidup mereka sangat kontras dengan kondisi Departemen Pertahanan Inggris yang memiliki 8000 apartemen kosong dan membutuhkan biaya perawatan 54 juta poundsterling setiap tahunnya.
Jumlah korban tewas dan luka parah di pihak tentara penjajah salibis Inggris di Afghan adalah tertinggi kedua setelah korban di pihak tentara penjajah salibis Amerika. Besarnya korban di pihak tentara salibis Inggris telah mental mereka jatuh ke taraf yang paling rendah. Hal itu memaksa Perdana Mentri Inggris untuk terbang ke Afghan demi menaikkan moral pasukan salibnya.
(muhib al-majdi/arrahmah.com)