KABUL (Arrahmah.com) – Mujahidin Imarah Islam Afghanistan telah menolak tawaran Presiden Hamid Karzai untuk menghadiri konferensi perdamaian nasional di ibukota Afghanistan, Kabul.
Hal ini disampaikan pada hari Selasa (1/6). Imarah Islam menilai bahwa pembicaraan dan pertemuan apapun tidak akan pernah pernah menyelesaikan satupun permasalahan selama pasukan kafir masih bercokol di Afghanistan.
Sekitar 1.600 peserta diperkirakan akan hadir di Kabul dalam pertemuan suku yang berlangsung selama tiga hari dan dimulai pada hari Rabu (2/6). Dan topik perdamaian pemerintah boneka Afghanistan dengan Imarah Islam Afghanistan akan dimasukkan ke dalam agenda rapat.
“Jirga dimaksudkan untuk membingungkan pikiran masyarakat dan hanya akan melempar debu ke dalam mata orang-orang,” sebagaimana disampaikan dalam pernyataan Imarah Islam Afghanistan.
Selain itu, Imarah Islam Afghanistan mengatakan bahwa pertemuan itu hanya akan memberikan dalih bagi AS untuk melanjutkan perang dan segala kepentingannya di Afghanistan, bukan membawa perdamaian.
Presiden Karzai telah meminta tetua suku dan perwakilan sipil untuk bersama-sama dan mendiskusikan langkah-langkah untuk berdamai dengan para ‘militan’.
Langkah ini dilakukan setelah pejabat senior di Inggris, melempar gagasan untuk membuat perdamaian dengan mujahidin. Namun, rencana ini belum mendapat persetujuan dari Amerika, sebagai gembong penjajah.
Invasi yang dipimpin AS pada tahun 2001 ini diluncurkan dengan dalih membasmi militansi Afghanistan dan membawa perdamaian serta stabilitas bagi negara yang dilanda perang tersebut. Namun fakta yang tampak adalah bahwa selama sembilan tahun invasi AS ini, Afghanistan tetap tidak stabil dan banyak warga sipil yang menjadi korban ambisi ‘damai’ Amerika Serikat. (althaf/ptv/arrahmah.com)