SOLO (Arrahmah.com) – Pemuda Islam kota Solo ber-”aksi” kembali. Setelah pekan lalu mendemo Mapoltabes Solo, berkenaan dengan adanya tindakan Densus 88 – Anti Teror (D88-AT) yang menangkap tanpa pandang bulu para aktivis Islam Solo. Sekarang Mapolwiltabes Surakarta yang jadi sasarannya.
Senin (31/5) , seratusan orang yang mengatasnamakan SUIS (Solidaritas Umat Islam Surakarta) melakukan aksi long march (jalan kaki). Tujuan mereka adalah Mapolwiltabes Surakarta. Pukul 13.00 WIB mereka mulai berjalan, dari depan Masjid Baitussalam Tipes menuju ke Mapolwiltabes Surakarta.
Aksi berhenti tepat di depan Mapolwitabes Surakarta. Mereka bergantian berorasi, mengecam atas tindakan D88 – AT, yang tidak dibenarkan dan melanggar Hak Azasi Manusia (HAM).
“Bapak polisi, ayo bertobatlah, jangan ikut memusuhi umat Islam. Polisi kristen saja, berani terang-terangan membela orang kristen. Mengapa polisi Islam tidak berani membela umat Islam,” demikian salah satu isi orasi.
Dalam selebaran yang SUIS bagikan, tujuan aksi tetap sama. Protes terhadap tindakan D88 – AT yang semakin tidak dibenarkan. Dengan menembak mati beberapa orang yang masih terduga sebagai teroris, yang notabene mereka adalah warga sipil.
Selebaran yang dibagikan SUIS berupa surat yang akan berikan untuk Kapolri, Jenderal Bambang Danuri Hendarso. Surat tersebut untuk menanggapi keterangan resmi dari Mabes Polri tentang 5 Jenazah yang ditembak mati D88 – AT di Cawang dan Cikampek. Dengan 2 orang berstatus DPO, dan 3 orang masih terduga teroris. Dimana 2 jenazah yang masih terduga teroris tersebut, ternyata masih belum bisa teridentifikasi.
Menurut Endro Sudarsono, Humas SUIS, “Jika kepolisian mengatakan bahwa mereka adalah teroris, mengapa ketika telah ditembak mati, jenazahnya masing belum bisa teridentifikasi? Lalu, atas pembenaran apa menuduh mereka adalah teroris? Bahkan sekarang jenazah mereka terkatung-katung.”
“Jika 2 jenazah belum bisa teridentifikasikan, baik identitas maupun status hukumnya, dan mereka telah ditembak mati, bagaimana pembenarannya?, Artinya, status mereka (2 jenazah-red) sebagai terduga teroris saja belum bisa dipastikan,” tambahnya.
Endro menegaskan, “Jika cara-cara seperti ini diteruskan, maka akan banyak orang tak bersalah yang menjadi korban. Bisa saja seorang tukang ojek tiba-tiba langsung ditembak mati saat memboncengkan terduga teroris. Padahal si tukang ojek tidak tahu siapa yang diboncengkannya.”
Beberapa perwakilan SUIS diterima oleh pihak Polwil Surakarta. Tampak yang hadir untuk menerima, Kasubagintel Kusuma Wahyu dan Kasubag Binamitra Kaharudin.
Pada kesempatan tersebut, pihak SUIS memberikan selebaran pada Polri. Dalam selebaran tersebut SUIS mengingatkan Kapolri dengan 3 hal:
1. “Barangsiapa yang membunuh seorang Mukmin dengan sengaja, maka balasannya neraka jahanam dengan kekal abadi didalammya, dan Allah akan murka dan melaknat serta mempersiapkan untuk siksaan yang besar.” (Q.S An-Nisa’ : 93)
2. “Setiap dosa ada harapan Allah akan mengampuninya, kecuali seorang laki-laki yang mati dalam keadaan syirik atau seorang laki-laki membunuh seorang mukmin dengan sengaja.” (H.R. Abu Daud, Ibnu Hibban dan Hakim)
3. “Memaki seorang Muslim adalah fasik, dan memeranginya adalah kufur.” (H.R. Bukhori dan Muslim)
Aksi tersebut berakhir pukul 14.00 WIB, dengan ditutup oleh Ustadz Muhammad Sholeh Ibrahim. Beliau menekankan, jika ditinjau dari Syariat Islam atapun KUHP, perbuatan D88 – AT sangat tidak dibenarkan dan melanggar HAM. Beliau juga menghimbau, untuk D88 – AT supaya menghentikan perbuatannya (menembak mati-red). Dan jikalau masih saja berbuat sesuatu yang tidak dibenarkan, maka lebih baik D88 – AT dibubarkan. (muslimdaily/arrahmah.com)