KAIRO (Arrahmah.com) – Pasukan rezim Mesir kembali melakukan aksi kekerasan terhadap para anggota militer yang membelot pada hari Senin (19/12/2011). Sementara itu, Amerika Serikat menyatakan kekhawatirannya pada kekerasan yang berlangsung di Mesir dan mendesak Dewan Militer (SCAF) untuk selalu menghormati kemanusiaan.
Sumber-sumber medis menyatakan jumlah korban tewas bertambah menjadi 13 orang sejak hari Jumat lalu. Sementara ratusan orang lainnya mengalami luka parah dan tidak sedikit yang ditangkap.
Pasukan rezim menggunakan pentungan dan tembakan gas air mata untuk membubarkan pada demonstran yang berkumpul di Tahrir Square, Kairo, tadi malam (19/12).
Sekjen PBB, Ban Ki-moon, mengutuk penggunaan kekerasan yang berlebihan oleh militer Mesir terhadap para pengunjuk rasa yang terus bertambah menentang kekuasaan SCAF.
Salah seorang jenderal pembelot menyatakan dalam konferensi pers bahwa “pasukan setan” (merujuk pada SCAF) ingin menabur kekacauan dan ia membela tentara yang telah menunjukkan sikap “menahan diri” meskipun muncul provokasi oleh orang-orang tertentu untuk menciptakan perselisihan antara tentara dan rakyat.
Tentara telah dimunculkan dalam berbagai rekaman video sedang memukuli pengunjuk rasa dengan tongkat bahkan masih terus memukul meski sang demonstran sudah terkulai tak berdaya. Sebuah gambar Reuters menunjukkan dua polisi menyeret
Kekerasan pecah setelah tahap kedua pemilihan untuk membentuk parlemen baru Mesir. Militer telah berjanji untuk menyerahkan kekuasaan kepada presiden terpilih pada bulan Juli mendatang
Sementara itu, menlu AS, Hillary Clinton, mengatakan dia “sangat prihatin” tentang kekerasan di Mesir dan mendesak pasukan keamanan “untuk menghormati dan melindungi hak-hak universal dari semua warga Mesir.”
Dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada bangsa Mesir yang telah menerima miliaran dolar dana bantuan militer dan bantuan lainnya dari AS, Clinton juga meminta pengunjuk rasa “untuk menahan diri dari tindak kekerasan”. (althaf/arrahmah.com)