SHABWA (Arrahmah.com) – Innalillahi wa Inna Ilayhi raji’un. 17 perempuan dan 23 anak-anak Muslim gugur akibat ulah pemerintah salibis AS melalui tangan-tangan militernya di Shabwa, Abyan dan Arhab di Yaman. Pesawat-pesawat tempur AS menembakkan misil, bom cluster ke berbagai kota dan desa. Jet-jet tersebut terbang mengitari wilayah udara Yaman dan menargetkan kaum perempuan dan anak-anak Muslim hingga saat ini.
Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti (mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir. (TQS. al-Mumtahanah : 60).
Ketika media AS memfokuskan diri pada operasi militer AS di dunia Muslim, Pentagon secara diam-diam mengintensifkan serangan misil yang mereka tembakkan dari pesawat tak berawak dengan dalih menargetkan “militan”. Walaupun peran dominan CIA ini menjadi bahan perdebatan mengenai korban yang terjatuh, tidak ada yang mengetahui bahwa Departemen Pertahanan AS secara intensif melancarkan serangan serupa yang terpisah dari operasi CIA.
Yang terbaru adalah yang dilancarkan di Yaman pada minggu lalu. Pemerintah AS menolak untuk mengonfirmasi operasi ini. Namun CBS melaporkan bahwa serangan tersebut ditujukan untuk “pertemuan petinggi Al-Qaeda”. Dan Reuters melaporkan bahwa serangan tersebut “gagal” dan membunuh pejabat Yaman yang saat itu mencoba menjadi mediator dan berusaha melakukan negosiasi dengan anggota Al-Qaeda Jazirah Arab (AQAP), Mohammad Jaid bin Jardan. Menariknya, Reuters segera menghapus laporan tersebut. Namun berita ini terlanjur menyebar dan telah dikutip banyak media, salah satunya alternet.
Berdasarkan berita itu, serangan menargetkan tempat mediasi. Juga terdapat laporan bahwa kendaraan militer Yaman dan tank-tank mereka berada di lokasi. Lalu apakah serangan udara AS di Yaman kali ini yang membunuh pejabat Yaman sendiri merupakan sebuah kesalahan? Menariknya, pemerintah Yaman belum mau mengeluarkan statemen apapun mengenai serangan ini. (haninmazaya/revolution/arrahmah.com)