DAMASKUS (Arrahmah.com) – Dewan Revolusi Suriah melaporkan pada hari Rabu (14/12/2011) bahwa rezim Nushairiyah Suriah kembali mengerahkan kekuatan militer, kepolisian, dan intelijen untuk menghentikan aksi mogok massal dan menghukum para pelakunya.
Di distrik Zabdani, pinggiran Damaskus, pasukan militer rezim Nushairiyah melemparkan granat, menembakkan mortir dan senapan mesin berat dari kendaraan militer BTR untuk memecah barisan mogok massal. Pengerahan kekuatan militer besar-besaran terhadap kota yang telah dilanda aksi mogok total ini disambut perlawanan dari pasukan kebebasan yang pro-revolusi rakyat muslim Suriah.
Di distrik Barzah yang tepat berada di jantung ibukota Damaskus, rezim Nushairiyah Suriah mengerahkan 2000 tentara dengan dukungan kendaraan militer dan persenjataan berat untuk memberangus aksi mogok missal yang diikuti oleh hamper seluruh warga muslim di distrik tersebut. Sejumlah saksi mata memperlihatkan video para demonstran yang membakar ban-ban bekas sebagai bagian dari aksi mogok missal warga. Pemandangan serupa terjadi di distrik Qabus, Tal, dan Muhajirin.
Di distrik Thafs, propinsi Dir’a, tentara rezim Suriah mengarahkan moncong senapan mereka ke arah para warga muslim yang tinggal di rumah-rumah pinggir jalan utama. Tentara memaksa warga muslim untuk membongkar barikade-barikade sepanjang jalan utama yang dipasang oleh penduduk pendukung aksi mogok massal. Warga yang tidak menurut, ditangkap dan disiksa secara biadab oleh tentara rezim Suriah.
Di distrik Kharbah Ghazalah, tentara rezim Suriah membakar dua sekolah dan menjarah seluruh isinya. Para guru dan murid di kedua sekolah itu berpartisipasi dalam aksi mogok missal yang dicanangkan oleh revolusi rakyat Suriah.
Sementara itu di propinsi Himsha, aparat militer dikerahkan besar-besaran untuk memaksa penduduk muslim membuka kembali took-toko dan tempat bekerja mereka. Melalui pengeras suara, militer rezim Suriah mengumumkan kepada seluruh penduduk propinsi untuk kembali bekerja dan menghentikan aksi mogok missal.
Dewan Revolusi Suriah sendiri telah menggariskan langkah yang terperinci tentang aksi mogok missal yang ditargetkan melanda seluruh penjuru negara Suriah. Dimulai dengan pemogokan para guru, murid, dan buruh di sebagian propinsi. Berlanjut dengan pemblokadean sebagian jalan raya dan tempat-tempat vital di beberapa propinsi. Kemudian keterlambatan secara sengaja kehadiran para pegawai pemerintahan ke tempat bekerja. Disusul dengan penutupan pasar-pasar dan toko-toko kecuali beberapa jam dalam sehari, dan penon aktifan HP selama empat jam per hari.
Aksi mogok massal direncanakan akan terus meluas ke sekolah dan universitas, sarana transportasi, dan kantor-kantor pemerintahan. Jika semua rencana berhasil dijalankan, pada akhirnya aksi mogok missal akan menjadi aksi nasional segenap rakyat muslim Suriah, sehingga memperlemah kekuatan rezim Nushairiyah yang biadab.
(muhib al-majdi/arrahmah.com)