Seorang Marinir Amerika Serikat, Kopral Humberto Mendoza, kemarin, bersaksi dalam sebuah forum di Pangkalan Marinir California, AS. Mendoza memberikan kesaksian mengenai kekejaman rekan-rekannya sesama Marinir saat bertugas di Haditha, Irak pada 19 November 2005.
Mendoza menjadi saksi pertama yang dimintai keterangan untuk menentukan tuntutan terhadap pemimpin regu yang membantai warga sipil Irak, yakni Sersan Frank Wuterich. Menurut Mendoza, pada hari berdarah itu, dia dan regunya berada di sebuah rumah yang berisi 17 orang wanita dan anak-anak yang ketakutan. Beberapa saat kemudian, ke-17 orang itu ditembak mati.
Pada 19 November 2005, Sersan Wuterich kalap setelah iring-iringan pasukannya terkena serangan bom di pinggir jalan. Ia kemudian menyerbu ke rumah-rumah di sekitar tempat kejadian perkara dan menembaki warga yang ada di dalamnya. Melalui pegacaranya, Wuterich beralasan setiap orang di tempat serangan adalah ancaman berbahaya yang tidak perlu diidentifikasi sebelum dieksekusi.