RABAT (Arrahmah.com) – Sosok yang ditetapkan sebagai perdana menteri pertama Maroko mengatakan pada hari Jumat (9/12/2011) bahwa pemerintah tidak akan berusaha untuk membatasi aturan berpakaian bagi perempuan di negaranya.
Abdelilah Benkirane akan memimpin pemerintah koalisi setelah Partai Keadilan dan Pembangunan (PJD) menjadi gerakan Islam terbaru di Timur Tengah yang memenangkan pemilihan pasca revolusi “Musim Semi Arab”.
Partai itu ingin meyakinkan pihak-pihak sekuler yang cukup kuat dalam pembentukan Maroko, investor asing, dan para turis yang menyediakan banyak pemasukan bagi Tunisia, bahwa ia tidak akan mencoba untuk menerapkan kode moral Islam yang ketat.
“Kami bangga bahwa referensi kami adalah Islam,” kata Benkirane, sekretaris umum PJD sekaligus perdana menteri terpilih, di hadapan sejumlah wartawan.
“Saya tidak akan pernah tertarik pada kehidupan personal seseorang, Allah menciptakan manusia dengan bebas, saya tidak akan pernah melarang atau meminta seorang perempuan memakai rok pendek atau rok panjang.”
“Tapi ada hal-hal yang dilarang oleh hukum. Saya pikir bahkan di beberapa negara Eropa, orang tidak bisa telanjang di tempat umum,” katanya.
Merujuk pada hubungan dengan negara-negara di Eropa, sebagai mitra dagang terbesar Maroko, Benkirane mengatakan, “Mereka adalah teman-teman kami dan kami membutuhkan mereka, mereka pun akan membutuhkan kami … Maroko tidak hanya memiliki ikatan sejarah dengan Eropa tapi juga secara filosofis kami saling terkait satu sama lain.” (althaf/arrahmah.com)