SANA’A (Arrahmah.com) – Para muslim Yaman telah memenuhi jalan-jalan di kota pelabuhan Al Hodeidah meminta agar presiden Ali Abdullah Saleh, Press TV melaporkan pada Jumat (9/12/2011).
Sembari meneriakkan slogan anti-rezim kemarin (9/12), para demonstran perempuan ini menolak dibentuknya pemerintahan sementara yang masih memiliki afiliasi dengan Saleh.
Mereka pun mendukung demonstrasi anti-rezim serupa yang dilakukan oleh para pemuda di ibukota Yaman, Sana’a.
“Revolusi kami akan terus berlanjut hingga Yaman bersih,” dan “kami ingin membangun Yaman yang baru,” mereka meneriakkan.
Sementara itu, ribuan warga Yaman turun ke jalanan ibukota dan sejumlah kota lainnya ba’da shalat Jumat, mengecam aksi berbagi kekuasaan antara Saleh dengan pihak oposisi.
Para demonstran juga meminta dibersihkannya pemerintah baru Yaman dari para loyalis Saleh.
Mereka pun menolak kesepakatan transisi yang digagas oleh AS dan Arab. Menurut mereka, kesepakatan ini sama sekali tidak memenuhi tuntutan mereka dan menginjak-injak pengorbanan yang sudah dilakukan para martir revolusi.
Kesepakatan, yang ditandatangani di Arab Saudi pada tanggal 23 November lalu, memberikan Saleh kekebalan dari penuntutan sebagai imbalan atas pengunduran diri serta persetujuannya untuk memberikan sejumlah posisi dalam kabinet antara Partai Kongres Umum (partai Saleh) dan oposisi dalam pemerintahan yang baru.
Pemerintahan baru Yaman terbentuk secara resmi pada hari Rabu lalu. Kabinet baru yang beranggotakan 35 orang akan dipimpin oleh politisi independen, Muhammad Basindwa.
Bahkan setelah perombakan kabinet, beberapa menteri era Saleh tetap ada di posisi lama mereka, termasuk menteri pertahanan, menteri luar negeri, dan menteri perminyakan.
Ratusan warga Yaman telah tewas dan ribuan lainnya terluka dalam bentrokan antara pasukan Saleh dan kaum revolusioner sejak awal pemberontakan berlangsung di negara Arab yang miskin ini pada akhir Januari lalu. (althaf/arrahmah.com)