Aqidah adalah sesuatu yang harus/wajib diimani dan tidak boleh ada keraguan terhadapnya, dengan segenap pengetahuan, kesadaran dan keikhlasan. Kita tidak akan memahami Tauhid tanpa memahami apa itu kufur dan syirik. Begitu juga untuk memahami mana yang haq dan mana yang bathil. Semuanya merupakan satu rangkaian prasyarat dan tidak dapat dipisahkan.
Disebutkan dalam As-Sunnah ad-Daarimin pada Bab “Umar bin Al-Khattab”, bahwa Umar bin Khattab berkata: “Ikatan Islam akan lepas satu demi satu pada diri seseorang muslim jika ia tidak mampu memahami apa itu jahiliyyah (apa-apa yang tidak diajarkan Islam/kebodohan).”
Karena hal inilah, mengapa orang-orang Non-Muslim yang berbalik menyerang Islam dengan mengatakan bahwa siapa saja yang kembali kepada Islam maka berarti dia bertindak bodoh karena agama oleh orang kafir dinilai dengan suatu kebodohan/kejahiliyyahan. Seseorang yang tidak mengetahui sebagai syirik dan apa hukuman/kutukan, sebagaimana yang dikabarkan dalam Al-Qur`an, maka ia akan terjerumus kedalamnya.
Kebanyakan mereka yang beriman kepada Allah, padahal sebenarnya musyrik dan Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an bahwa“Orang-orang yang beriman” tidak akan tahu bahwa mereka adalah musyrik “. (QS. 12:106)
Sebagian besar mereka tidak beriman kepada Allah SWT. melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sesembahan yang lain). Rosulullah Muhammad SAW juga bersabda : ” Kesyirikan umatku akan menyebar seperti jalannya semut yang tersebar dimana-mana.” Ibnu Qayyim, murid Ibnu Taimiyyah menulis dalam bukunya Zaad Ul Ma’aad : “Kitabul Iman” : “Kesyirikan akan terus menyebar sampai melingkupi siapa saja yang berada jauh sekalipun maupun yang dekat, tetapi golongan ghurabaa’ (orang-orang yang dijanjikan surga) akan tetap menolaknya.”Akan tetapi mereka selalu menjadi golongan minoritas, karenanya tidak seorang pun yang mendengarkan dan menghiraukan mereka.Untuk menyatakan bahwa Allah itu Maha Pencipta, tidak cukup hanya dengan menjadi seorang muslim. Akan tetapi kita harus melepaskan segala jenis kekufuran, syirik, kebudayaan jahiliyyah dan mengambil Islam, yaitu Iman dan Tauhid.
Keempat imam besar (Imam Hambali, Maliki, Hanafi dan Syafi’i), mempunyai aqidah yang sama yaitu Ahlu Sunnah Wal Jama’ah. Mereka percaya akan nama dan sifat-sifat Allah, Qadar, perjumpaan dengan Allah SWT. (iman kepada hari akhir). Mereka benar-benar percaya akan nama dan sifat-sifat Allah dan tidak pernah memungkirinya. Kebanyakan orang mengatakan pernyataan yang salah tentang mereka (empat imam besar) seperti mengatakan bahwa Imam Abu Hanifah percaya bahwa iman itu mati/statis (tidak bertambah dan berkurang) Kebohongan dan kepalsuan yang nyata ini harus kita hindari karena tidak satu pun dari mereka yang benar.
Sebelum kita klasifikasikan tipe-tipe kaum muslim saat ini, terdapat beberapa hal yang harus dipahami terlebih dahulu.
At-Talaazum
Seorang yang kafir adalah orang yang menampakkan sekaligus menyembunyikan kekafiran dalam hatinya dan menampakkan perbuatan yang kufur. Mereka mempunyai sesuatu yang disebut At-Talaazum yang merupakan kesatuan antara hati dan perbuatan. Apa yang mereka katakan adalah apa yang mereka sembunyikan, untuk itu orang kafir melakukan kekafiran begitu juga hatinya pun kufur.
1. Hati-al-batiin (apa yang ada dalam hati, niat, dsb) 2. Perbuatan – Az-Zaahir (perbuatan, baik itu perkataan dengan lisan maupun perbuatan anggota tubuh)
Antara hati dan perbuatan tiap orang haruslah sama, jika tidak maka ia adalah orang munafik karena ia berbuat sesuatu yang ia tidak yakini. Untuk itu orang munafik tidak mengenal Talaazum dalam kekufurannya maupun dalam keimanannya, dan ini dapat dilihat di antara kaum muslim pada saat ini yang telah menunjukkan kemunafikannya dalam tingkah laku maupun perbuatannya.
Orang-orang yang munafik mengatakan bahwa ia beriman kepada Allah, Rosul-Nya, Islam dan sebagainya. Akan tetapi dalam hatinya ia ingkar, sebagaimana yang telah Allah firmankan dalam Al-Qur`an, Surat Al-Baqarah ayat : 8.
“Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian, padahal mereka sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.”
Oleh karena itu, harus dipahami bahwa Iman adalah Qaul (perkataan), amal (perbuatan), niyyah (niat/maksud) dan tidak seperti pemahaman yang salah tentang iman yakni percaya pada hatinya sendiri. Iman seperti ini mempunyai Talaazum karena adanya kesatuan antara hati dengan perbuatan dan perkataan.
Az-Zandaqah
Az-Zandaqah digunakan untuk mengenalkan kekufuran dan kesyirikan atas nama Islam. Perbuatan Zindiq ini lebih berbahaya dari pada kaum kafir karena ia menyebarkan kekufuran, bid’ah dan kesyirikan dengan menggunakan ayat-ayat Tuhan sebagai dalil, misalnya mengatakan bahwa pornografi diperbolehkan oleh Allah SWT. sebagaimana telah disebutkan dalam Al-Qur`an. Kaum Zanaadiyah adalah makhluk yang paling jahat, bahkan jauh lebih jahat dari pada kaum kafir. Mereka memiliki semua kriteria ahli neraka yang termasuk di dalamnya yaitu Zindiq (perbuatan bid’ah), munafiq, murtad (pengingkaran terhadap agama), fasiq (pendosa) dan zalim (penindas).
Zandaqah ini terlihat pada kaum muslim pada saat ini yang melakukan kejahatan, berbuat dosa dan melakukan segala bentuk kemurtadan dengan mengatasnamakan Islam. Mereka tidak mengatakan bahwa “memilih hukum manusia adalah suatu kemurtadan” bahkan mereka mengatakan bahwa “voting itu suatu kewajiban”, orang-orang zanaadiqah ini lebih jahat dari pada orang-orang murtad: mereka adalah zindiq murtad (orang murtad dan melakukan bid’ah).
Pada kenyataannya, semua fuqaha setuju (syariat) bahwa kaum zindiq akan dihukum bunuh tanpa ampun baginya! Sedangkan bagi orang murtad pada umumnya, mereka mempunyai kesempatan untuk menyesali dan menarik kembali apa yang telah diucapkan maupun diperbuatnya.
10 Tipe Utama Umat Muslim Saat Ini
Dengan melihat fakta yang terjadi pada saat ini, dengan jelas kita dapat lihat berbagai tipe kaum muslim yang berbeda-beda, beberapa memang seorang muslim dan beberapa mengaku dirinya sebagai muslim. Kami telah sepakat untuk mengelompokkan umat tersebut ke dalam 10 golongan utama agar umat Muhammad saw. berhati-hati terhadap golongan tersebut dan senantiasa menjaga jarak dengan mereka. Di antara 10 golongan tersebut adalah mereka yang melakukan korupsi, kekufuran dan nifaq (kemunafikan).
1. Az-Zalamiyun (orang yang tidak perduli/orang yang mengatakan “aku tidak peduli”)
Golongan ini hidup dalam kegelapan dan tidak peduli akan urusan kaum muslimin. Secara politik dan sosial mereka tidak peduli pada apa yang ada disekitarnya dan hidup dalam kehidupannya sendiri serta menjauhkan diri dari masyarakat. Mereka tidak peduli akan kepentingan kaum muslimin di Iraq, Palestina , Chechnya , para mujahidin serta ulama; Mereka hanya peduli pada “aku, diriku sendiri dan aku.”
Sebagai seorang muslim tidak seharusnya berkata “Aku tidak peduli”, karena kita harus peduli akan kepentingan kaum muslim dan para mujahidin, peduli akan kehidupan sosial dan penegakan negara Islam. Rosululloh SAW bersabda: “Tidak beriman seseorang sampai ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri”. Oleh karena itu seorang muslim harus peduli pada saudaranya sesama muslim baik laki-laki maupun perempuan, bukan hanya masyarakat disekitarnya tetapi juga diseluruh dunia.
Ada banyak golongan Zalamiyun diantara umat pada saat ini. Mereka tidak peduli akan pemimpin-pemimpin yang murtad dan berkata bahwa ‘hal tersebut tidak ada urusannya denganku’: Allah SWT. akan mencatat amal perbuatanku bukan amal perbuatan orang lain. Orang-orang seperti ini sungguh tidak memiliki pengetahuan dan tidak sesuai jika dia disebut sebagai orang beriman.
2. Az-Zanaadiqah (orang-orang yang menyebarkan kekufuran, syirik dan bid’ah atas nama Islam)
Seperti yang telah disebutkan dan dijelaskan sebelumnya bahwa golongan Zanaadiqah ini merupakan bentuk kejahatan dari segala kejahatan. Mereka yang termasuk kedalam golongan zindiq ini, misalnya:
o Salman Rushdie
orang ini adalah murtad Zindiq karena ia melawan Islam dan menggunakan bukti-bukti dari Al-Qur`an dan As-Sunnah.
o Golongan Qadiyaanis (Ahmadiyah)
Golongan ini adalah kafir zindiq (tidak murtad) sepetinya mereka muslim atau mengaku dirinya seorang muslim. Mereka percaya Muhammad SAW sebagai utusan Allah tapi bukan utusan/nabi yang terakhir. Mereka menamakan dan mempunyai tempat suci (masjid) dan tempat ibadah sendiri. Mereka kafir karena mereka tidak mengakui Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, menyebarkan bid’ah, syirik dan kekufuran atas nama Islam.
o Islam Nasionalis (nation of Islam)
Mereka juga kafir zindiq karena mereka mengumbar kekufuran mereka atas nama Islam. Mereka membenarkan ras mereka dengan agama dan mempunyai kitab sendiri yang mereka sebut “Qur’an”. Kebanyakan kaum muslim melakukan Zandaqah baik sengaja maupun tidak sengaja. Mereka menghalalkan yang haram dan membenarkan pemikiran serta hawa nafsunya dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur`an dan Al-Hadist sebagai dalilnya.
3. Ahlul Ahwaa wal bida’i wat tasawwuf (orang yang memperturutkan hawa nafsu, pelaku bid’ah dan sufisme/percaya takhayul)
Golongan ini lebih mencintai thoghut yakni memperturutkan hawa nafsu dan melakukan bid’ah; Mereka adalah yang memuja orang tua mereka dan para nabi dan sebagainya melebihi dari yang diperbolehkan oleh agama. Mereka telah terlena dan terjerumus dalam godaan dunia. Bid’ah dan memilih menyembah pemikirannya dari pada mengikuti aturan Allah SWT. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Terangkanlah bagi Ku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?”. (QS. 25:43)
Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan nabi Muhammad SAW) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia) dan mereka tersesat dari jalan yang lurus”. (QS. 5:77)
Seperti syaiton, mereka adalah orang-orang yang tidak mematuhi perintah-perintah Allah SWT.dan senantiasa mengajak manusia ke jalan yang sesat dan menjerumuskan mereka ke dalam api neraka.
4. Ahlul Fisq Wal Mujun (golongan yang berlaku curang dan berbuat kejahatan)
Golongan ini merupakan kelompok yang paling banyak dalam masyarakat di sistem kufur. Mereka bahkan mengatakan bahwa mereka tidak melaksanakan perintah agama. Mereka sering pergi ke klub-klub malam, diskotik, bioskop bahkan ketika kuliah di perguruan tinggi mereka melakukan pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan. Mereka sering mendengarkan musik, berpacaran, minum-minuman keras, memakai obat-obatan terlarang.Contoh tipe kaum muslim seperti ini umumnya adalah mahasiswa di kampus, pemuda-pemuda Islam.
5. As-Salafiyyah ut-Talafiyyah (Penipu, orang yang tidak menghargai dan menjelek-jelekkan kaum salafis)
Mereka biasanya mempelajari Al-Qur`an, Al-Hadist dan potensi kehidupan manusia (fitroh). Mereka juga mengikuti usul/kaidah dari Ahlu Sunnah Wal Jama’ah, menyatakan dirinya sebagai pelindung agama dan ahlul haq, tapi semuanya dengan syarat mereka tidak mau bergabung dengan jama’ah atau gerakan apapun untuk berjuang melawan kekufuran, syirik, dan thoghut. Mereka memilih untuk mengikuti thariqoh yang berbeda.
Bagaimanapun mereka cukup senang hanya dengan menyebut nama dan sifat Allah SWT. Mereka juga termasuk dalam kategori Zanaadiwah, Ahlul irjaa’ (memisahkan iman dan perbuatan) dan Az Zalamiyyun.
6. Praktisi Muslim Sekuler/orang-orang Muslim yang sekuler/orang-orang yang duduk dalam pemerintahan sekuler
Mereka ahli ibadah wal iltizam (orang suka beribadah dan melaksanakan Islam). Pada umumnya mereka melaksanakan dan mempraktikkan tentang makanan halal, sholat, melaksanakan haji, puasa di bulan Ramadhan dan mengikuti seluruh hukum syar’i. Meskipun demikian, mereka cendeung berdiam diri dan tidak berbicara bebas (al-haq) karena takut dicap sebagai teroris. Meskipun demikian mereka senantiasa mendukung perjuangan mujahidin secara rahasia dan sungguh-sungguh mendukung aktivis-aktivis muslim secara finansial.
Mereka tidak punya walaa’ dan baraa’ dalam beberapa hal misalnya mereka mengatakan bahwa tidak semua orang kafir itu jahat dan memisahkan diri dari umat muslim dunia. Mereka berada di antara yang haq dan bathil. Mungkin mereka adalah kriteria muslim yang terbaik di antara kesepuluh kriteria muslim yang menyimpang pada saat ini.
7. Ahlul Irjaa’ (orang yang memisahkan agama dengan perbuatan)
Kebanyakan kaum muslim pada saat ini termasuk dalam kategori ini. Mereka memisahkan iman dengan perbuatan. Mereka tidak menyebut penguasa atau pembuat undang-undang negeri muslim itu murtad seperti dengan mengatakan bahwa apa yang mereka kerjakan adalah kufur, tapi kita tidak bisa menyebut mereka kaum kafir.
Mereka senantiasa menyebarkan ajaran-ajaran Murji’ah diantara umat Islam. Mereka adalah orang-orang yang melaksanakan kekufuran dan agak munafik dalam beberapa hal seperti misalnya mereka tidak meyatakan pada apa yang mereka percaya atau pada bukti-bukti yang kuat. Mereka mengatakan “ itu adalah pendapatmu sendiri”,. Dan “ kami ingin diakui.”
8. Golongan bertangan besi
Golongan ini mencari kekuasaan atau pelaku kudeta dan tidak segan-segan membunuh siapa saja yang tidak sesuai dengan cara-caranya. Jika seseorang tidak setuju dengan mereka, mereka menyebutnya sebagai orang kafir. Mereka senantiasa bekerja sama dan berkomplot dengan kaum sosialis yang kufur dan orang-orang Yahudi serta mengambil hukum-hukumnya.
9. Al Tajammu’aat Ul ‘Ilmaniyyah (paham kebangsaan dan patriotisme)
Kebanyakan kaum muslim jatuh dalam kategori ini, khususnya dari Palestina dan Benua asia . Mereka mencintai negerinya dan menyatakan bahwa itu tercipta untuk Islam, ketika itu juga tercipta untuk kekufuran. Nasionalisme adalah bencana dan penyabab utama perpecahan umat. Inilah bentuk dari thoghut dan seorang muslim harus menghindarinya dan berpegang pada iman dan Islam.
10. Ilmaanis (kaum sekuler)
Kaum sekuler tidak pernah melakukan perintah agama. Mereka senantiasa memisahkan Islam dengan urusan kehidupannya. Mereka tidak mau terhadap hukum-hukum syari’ah yang diterapkan. Mereka adalah golongan yang menentang yang haq dan berdiri di atas kesyirikan, kekufuran, nifaq, kemurtadan, zandaqoh, kemungkaran, bid’ah dan kebathilan, dsb. Mereka pada umumnya murtad karena tidak ada sekulerisme di dalam Islam dan sekulerisme itu adalah agama itu sendiri.
KESIMPULAN
Sangat penting bagi seorang muslim untuk berhati-hati dan menjauhi kelompok-kelompok ‘menyimpang’ tersebut. Bagaimana pun kita harus ingat bahwa mereka masih seorang muslim (ahlul qiblat) dan wajib untuk di-dakwahi serta ber-amar ma’ruf nahi munkar kepadanya. Untuk memastikan bahwa kita selalu mengikuti jalan yang benar, kita harus meneladani para sahabat sebagai standar pemecahan semua masalah yang distandarkan agama Islam. Hanya dengan pelaksanaan hukum syari’ah yaitu Khilafah (negara Islam) yang dapat mempersatukan umat dan mengeluarkan kita dari kegelapan menuju cahaya Iman. Wallahu’alam bis showab!