TEL AVIV (Arrahmah.com) – Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, menyatakan bahwa hasil pemilihan umum Mesir. Barak ketakutan bahwa Ikhwanul Muslimin akan mengakhiri perjanjian yang sudah disepakati antara Israel dan Mesir sebelumnya.
“Proses Islamisasi di negara-negara Arab ini sangat meresahkan,” statsiun televisi Channel Two mengutip perkataan Barak pada Sabtu (3/12/2011).
Sebagai tambahan Israel juga khawatir IM akan mempererat hubungan dengan Hamas yang memegang kendali atas Jalur Gaza.
IM diperkirakan akan memperoleh 32,5 persen suara dalam fase pertama pemilihan yang telah dilakukan pada hari Senin dan Selasa lalu.
Hasil akhir rencananya akan diumumkan pada hari Rabu kemarin, namun komisi pemilihan umum menahannya untuk mericek sejumlah ketimpangan yang terjadi di masing-masing daerah pemilihan.
Pemilihan umum untuk majelis rendah Mesir ini dilakukan dalam tiga tahap selama enam minggu dan merupakan pemilihan yang pertama sejak penggulingan diktator Hosni Mubarak pada bulan Februari lalu.
Mesir merupakan negeri Arab pertama yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada tahun 1979 setelah melakukan negosiasi beberapa hari di Kamp David, Amerika Serikat.
Sementara itu pada hari Sabtu (3/12) Hamas memuji hasil sementara pemilihan Mesir. Jubir Hamas, Fawzi Barhum, mengatakan, “Hasilnya sangat bagus.. Itu artinya akan ada lebih banyak dukungan bagi penyelesaian masalah Palestina.”
“Hubungan dengan rezim selanjutnya di Mesir dengan Palestina akan menjadi lebih baik,” Barhum menambahkan. (althaf/arrahmah.com)