WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat menolak untuk meminta maaf pada Pakistan atas serangan udara terbaru yang dilancarkan oleh angkatan udara pimpinannya yang telah menewaskan lebih dari 24 tentara Pakistan.
Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, pada hari Kamis (1/12/2011) di Washington mengatakan bahwa AS telah menyampaikan belasungkawa, namun menegaskan Washington tidak akan melayangkan permintaan maaf, seperti dilansir dalam situs resmi Gedung Putih.
Carney menambahkan bahwa Washington telah meluncurkan penyelidikan melalui Komando Sentral Amerika Serikat (CENTCOM) untuk mencari tahu insiden yang sebarnya, tetapi “jelas tidak ada permintaan maaf dan yang ada hanya ekspresi belasungkawa,” tegasnya.
Pada tanggal 26 November lalu, helikopter dan jet tempur salibis NATO melancarkan serangan udara pada dua pos pemeriksaan militer di barat laut Pakistan, menewaskan 24 tentara Pakistan dan melukai puluhan orang lain.
Serangan itu telah memicu sentimen anti-Amerika di kalangan rakyat Pakistan dan memicu kecaman keras dari Perdana Menteri Pakistan, Yousuf Raza Gilani.
Menurut laporan, Departemen Luar Negeri AS melobi Presiden Barack Obama untuk ‘menangani’ Pakistan terkait masalah tersebut melalui pernyataan penyesalan resmi, tetapi ide itu sangat ditentang oleh Pentagon.
Menteri Luar Negeri Pakistan, Hina Rabbani Khar, telah memperingatkan bahwa Islamabad tidak akan lagi mentolerir tindakan pasukan asing yang menumpahkan darah warganya.
“Cukup sudah. Pemerintah tidak akan mentoleransi setiap insiden semacam itu,” katanya.
Pakistan akan menghentikan dukungannya terhadap perang pimpinan Amerika di Afghanistan jika kedaulatannya dilanggar lagi, Khar menambahkan.
Pada hari Rabu (30/11), seorang pejabat tinggi militer Pakistan menyebut serangan itu suatu agresi yang disengaja dan terang-terangan terhadap negaranya. (althaf/arrahmah.com)