Einstein, Nuklir dan Depopulasi
Setelah kita membahas tentang Charles Darwin pada Bagian-1, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang foto kedua, yaitu Albert Einstein. Salah seorang fisikawan jenius yang pernah dinobatkan sebagai “manusia abad ke-20” oleh majalah Times. Einstein adalah seorang Yahudi fanatik, sebagaimana pengakuannya dalam salah satu suratnya, “In my whole life I have never felt so Jewish as now.” (Dalam seluruh hidupku, belum pernah aku merasa begitu Yahudi seperti sekarang). Berbeda dengan Charles Darwin yang memiliki backgroud Nasrani.
Walaupun berlatar-belakang agama kristus, namun santer dinyatakan bahwa Darwin di akhir hidupnya telah murtad dari akidah gereja ini. Hal tersebut seperti yang ditegaskan Ernst Mayr –pendiri neo-Darwinisme– yang mengakui bahwa Charles Darwin adalah seorang atheis. Ernst berkata, “Jelas bahwa Darwin kehilangan imannya di tahun 1836-1839…”
Di Jerman, nama Einstein pernah terdaftar dalam list target pembunuhan, kepalanya dihargai $ 5.000. Ia lalu berhijrah ke Amerika Serikat ketika Adolf Hitler berkuasa pada tahun 1933 dan tidak kembali lagi ke Jerman. Ia menetap di AS dan menjadi warga negara pada tahun 1940. Pada malam Perang Dunia II, ia membantu mengingatkan Presiden Franklin D. Roosevelt bahwa Jerman mungkin akan mengembangkan senjata atom, dan merekomendasikan agar Amerika Serikat memulai penelitian serupa, hal ini akhirnya menyebabkan apa yang akan menjadi Proyek Manhattan. Dalam film ini tidak dipaparkan mengenai filsafat Einstein berikut pemikirannya. Film ini lebih cenderung menyoroti “buah karya” Einstein itu sendiri yaitu bom atom, oleh karenanya Sebastian selaku biang-kerok perang dalam film ini menyatakan,
“We are the children of the Atom… What will kill the humans, will only make us stronger.”
(Kita adalah anak-anak Atom… Apa yang dapat membunuh manusia, hanya akan membuat kita lebih kuat).
Albert Einstein memang tidak secara langsung berpartisipasi dalam penemuan bom atom, namun dengan teori relativitasnya itu, ia turut berperan dalam memfasilitasi perkembangannya. Hingga pada tahun 1954 –setahun sebelum ia meninggal dunia– Einstein berujar kepada teman lamanya Linus Pauling bahwa ia seolah merasa berdosa ketika mengusulkan AS untuk membuat bom atom. Ia berkata, “I made one great mistake in my life when I signed the letter to President Roosevelt recommending that atom bombs be made. But there was some justification, the danger that the Germans would make them…” (Aku pernah melakukan kesalahan besar dalam hidupku, yaitu saat kutulis surat kepada presiden Roosevelt merekomendasikan pembuatan bom atom. Hanya saja ada beberapa pembenaran, yaitu bahaya –yang mengancam– jika Jerman yang akan membuatnya…).
Senjata nuklir merupakan sebuah senjata pemusnah massal yang paling efektif sekaligus instant dalam men-delete sebuah komunitas kehidupan. Dalam sejarah, hanya Amerika satu-satunya negara yang pernah menggunakan bom ini dalam peperangan. Dalam sejarah pula, hanya Amerika makhluk tunggal yang pernah memakai senjata nuklir untuk pembunuhan manusia secara massif. Pertama pada tanggal 6 Agustus 1945 –menjelang akhir Perang Dunia-II– saat Amerika menggunakan bom bernama “Little Boy” untuk meledakkan kota Hiroshima. Dan yang kedua, pada tanggal 9 Agustus 1945 saat Amerika menggunakan bom bernama “Fat Man” untuk melumatkan kota Nagasaki. Walaupun lantaran musibah tersebut dapat mengusir penjajah sipit dari bumi Nusantara, serta membawa maslahat bagi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, namun kejahatan Amerika sampai kapan pun tetap saja tak manusiawi.
Dalam film X-Men kali ini, provokasi untuk melangsungkan Perang Dunia ke-III digembor-gemborkan dengan lantangnya. Sebastian di sini mengambil peran dalam mengadu domba antara Rusia dan Amerika agar terjadi perang nuklir antar mereka. Sebastian memainkan cover both sides dari kedua belah pihak dan berhasil memaksa kolonel Hendry –salah seorang jajaran militer AS– untuk menyetujui proposal peletakan rudal “Jupiter” milik AS di Turki. Selain itu, Sebastian juga mampu mengintimidasi kebijakan militer Rusia untuk menempatkan nuklir mereka di Cuba, karena kawasan tersebut strategis dan dekat dengan Florida. Semua itu ia lakukan untuk membumi-hanguskan ras manusia hingga generasi Mutant dapat menjadi penguasa.
Namun yang perlu digarisbawahi adalah; bahwa perang menurut sebagian orang memang sengaja diciptakan untuk dijadikan semacam “ritual” guna memenuhi ambisi mereka. Di antara sekian banyak ambisi pencipta perang adalah mengeliminasi manusia-manusia terbelakang dari dunia dan menjadikan bumi ini hanya untuk golongan manusia kelas unggul. Kalaupun ada manusia kelas rendah yang masih bertahan, mereka hanya akan diperbudak dan hidup dalam lingkaran penjajahan. Pada perkembangan selanjutnya, upaya seperti ini lebih dikenal dengan nama “Depopulation Program” atau proyek penekanan dan pengurangan populasi penduduk dunia.
Depopulation Program memiliki sub-varian yang bermacam-macam; mulai dari program Keluarga Berencana yang sengaja dicanangkan untuk membatasi jumlah kelahiran, ada juga yang melewati peracunan sistemik yang bertahap dengan memasukkan zat-zat berbahaya semacam Aspartame dan MSG (vetsin) ke dalam makanan, atau dengan menciptakan virus-virus bid’ah yang mematikan semacam HIV, Flu Babi (Influenza A sub-tipe H1N1, H1N2, H3N1, H3N2, H2N3) dan juga Flu Burung (sub-tipe H5, H7, H5N1, H5N2, H7N3). Penyebaran virus semacam ini pun dapat dengan mudah bersembunyi di balik kedok imunisasi, vaksinasi hingga dengan cara yang terang-terangan seperti Chemtrails.
Anehnya, virus mematikan seperti ini hanya menjangkit negara-negara berkembang saja. Flu Burung misalkan, hingga 6 Juni 2007 WHO mencatat sebanyak 310 kasus dengan 189 angka kematian. Dan korban paling banyak berasal dari Indonesia, Vietnam, Mesir dan Thailand.
Namun di antara sekian banyak derivat Depopulation Program, cara yang paling ampuh, cepat dan efisien adalah dengan menciptakan perang berdarah. Baik itu perang secara agresi militer semacam War on Terror maupun perang saudara yang sengaja dipicu dengan motif adu domba. Oleh karenanya, perang nuklir di sini merupakan tindak-lanjut dari teori evolusi yang salah satu mekanismenya adalah “seleksi alam”. Setelah tahap “seleksi alam” ini, akan ada sebuah golongan yang dikalahkan, dibunuh dan ditindas. Namun akan muncul juga golongan yang bangkit, bertahan hidup dan menjadi penguasa. Itulah maksud ucapan Erik ketika berkata,
“We’re the next stage of human evolution”
(Kita adalah evolusi tahap lanjut manusia).
Jika merujuk akar sejarah Depopulation Program, ia merupakan proyek rahasia yang berangkat dari keyakinan pagan yang ingin memelihara keselarasan populasi manusia dengan bumi; dengan cara membuat bumi hanya dihuni oleh setengah miliyar manusia saja. Di puncak bukit Elbert Country Georgia-AS, sebuah situs modern setinggi hampir enam meter yang terdiri dari enam buah batu granit raksasa berbentuk persegi menguatkan asumsi ini. Pasalnya, terdapat 10 pesan rahasia terukir di atas permukaan setiap empat batu yang berdiri yang tertulis dalam delapan bahasa berbeda, yaitu Inggris, Spanyol, Swahili, Hindi, Ibrani, Arab, Cina dan Rusia. Sedangkan di sisi samping bagian batu paling atas yang terlentang terdapat tulisan dengan aksara kuno seperti Hieroglyph, Sanskerta, Babylon dan Yunani.
Situs yang kemudian familiar dengan nama Georgia Guidestones ini sering disebut juga dengan Ten Commandments of The New World Order, atau “Sepuluh Perintah Tata Dunia Baru”. Tidak lain karena pesan misterius yang terukir dalam batu tersebut mengandung sepuluh titah –yang jika diringkas dalam bahasa Indonesia– di antara artinya; Memelihara jumlah ras manusia di bawah angka 500.000.000 agar bisa memelihara keselarasan dengan alam, berkembang-biak dengan bijaksana, agar senantiasa kuat dan mengedepankan keragaman, menyatukan kemanusiaan dalam satu bahasa universal yang baru, dan janganlah menjadi kangker yang menggerogoti bumi, tinggalkan ruangan untuk alam, tinggalkan ruangan untuk alam.
Selengkapnya, Sepuluh Titah Tata Dunia Baru –versi bahasa Inggris– yang tertulis di atas batu tersebut berbunyi,
- Maintain humanity under 500,000,000 in perpetual balance with nature.
- Guide reproduction wisely — improving fitness and diversity.
- Unite humanity with a living new language.
- Rule passion — faith — tradition — and all things with tempered reason.
- Protect people and nations with fair laws and just courts.
- Let all nations rule internally resolving external disputes in a world court.
- Avoid petty laws and useless officials.
- Balance personal rights with social duties.
- Prize truth — beauty — love — seeking harmony with the infinite.
- Be not a cancer on the earth — Leave room for nature — Leave room for nature.
Salah satu pesan yang ingin disampaikan film ini adalah upaya penekanan jumlah manusia di bawah titik setengah milyar melalui perang nuklir. Lalu negara mana saja yang kini tengah mengembangkan teknologi ini? Sejak pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, senjata nuklir telah diledakkan di lebih dari dua ribu kali untuk tujuan pengujian dan demonstrasi. Hanya beberapa negara diduga memiliki senjata ini; seperti Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, Perancis, Republik Rakyat Cina, India, Pakistan, dan Korea Utara. Selain itu, Israel juga diyakini secara luas memiliki senjata nuklir meskipun mereka tidak mengakuinya. Satu negara lagi yaitu Afrika Selatan, telah mengaku memiliki senjata nuklir, namun proyek tersebut telah dibongkar dan diserahkan kepada perlindungan internasional.
Di antara negara pemilik nuklir di atas, satu-satunya negara yang paling sewot adalah Amerika. Negara ini ingin memonopoli manifestasi nuklir dan mengebiri segala kemajuan negara lain dalam pengembangan bidang nuklir. Seperti Iran yang diakui telah mengayak uranium guna menciptakan energi nuklir untuk tujuan damai namun selalu mendapat kekangan dari Amerika melewati “boneka manisnya” bernama PBB. Pertanyaan selanjutnya adalah; siapa sebenarnya Amerika? Atau lebih spesifik lagi; siapa pemegang kekuasaan di Amerika? Yang selama ini Amerika dikenal sebagai negara paling cerewet karena selalu ikut campur, intervensi, sekaligus sok sibuk mengurusi setiap kebijakan dan urusan internal “rumah tangga” sebuah negara. Sebelum menjawab pertanyaan ini, perlu digarisbawahi juga, bahwa “Amerika” disini tidak bisa dipukul-rata, karena banyak rakyat Amerika sendiri yang menjadi korban kelaliman pemimpin mereka dan bersikap kontra terhadap kebijakan White House.
“Mereka” yang Bermain di Balik Layar
Dari pemaparan sebelumnya kita telah memahami banyak tentang Darwinisme, New Age, Depopulasi, serta asas-asas materialisme yang menjadi akidah bersama bagi kaum Atheis. Pertanyaan selanjutnya yang lebih penting adalah; siapa yang menjadi dalang di balik semua ini? Jika di awal tulisan penulis menyinggung tentang Zionis dan Freemason, maka tidaklah berlebihan jika merekalah play-maker sebenarnya. Hanya saja, Zionis maupun Freemason adalah satu dari sekian banyak tarekat atheis yang memusuhi segala bentuk Ketuhanan. Di sana masih banyak secret society yang bergerak dengan cara mereka masing-masing dalam rangka bersama membangun sebuah Tata Dunia Baru. Mereka memiliki common enemy bernama “Agama”, mereka memiliki falsafah generik dan tujuan yang sama untuk menuhankan diri sendiri dan memperbudak orang lain.
Namun jika dinyatakan bahwa “mereka” yang bermain di balik layar itu adalah Amerika, itu juga benar. Karena Amerika sendiri didirikan oleh orang-orang Freemason yang memiliki falsafah serupa dengan Zionis. Freemason-Amerika dengan Zionis-Israel ibarat empat titik sudut dalam sebuah kesatuan persegi yang tak dapat dipisahkan. Lebih jelasnya, mari kita ulas kembali dengan pisau analisa “X-Men First Class” karena dalam film ini juga ditampilkan dengan vulgar simbol-simbol “mereka”. Lalu mari kita simak dengan teliti percakapan yang terjadi antara Charle Xavier dengan Erik di bawah ini,
“I could feel them, their aspirations, their hopes, their ambitions. I tell you, we’ve started something incredible, Erik. We can help them.” –”Can we?”
(Aku bisa merasakan “mereka”; aspirasi, harapan dan ambisi “mereka”. Menurutku kita sedang mulai suatu kegiatan yang luar biasa Erik. Kita bisa menolong mereka.” –”Benarkah?”)
Siapa sebenarnya “mereka” yang dimaksud dalam percakapan di atas? Jawabannya akan kita ketahui dari seting lokasi syuting yang dipilih sutradara ketika adegan tersebut berlangsung. Maka kita dapatkan bahwa Xavier ketika berbicara tentang “mereka” secara sentral matanya tertuju dan wajahnya menghadap kepada Washington Monument yang ada di depannya. Selain itu, persis di antara Xavier dan Erik terdapat papan catur dengan motif “Checkered Board” yang seharusnya tak perlu ada. Pemirsa pada umumnya mungkin menyangka bahwa Erik dan Xavier hanya duduk-duduk santai sembari ngobrol dan main catur. Tapi sebenarnya papan hitam-putih itu sengaja di letakkan di situ agar mengukuhkan bahwa “mereka” yang dimaksud dalam naskah percakapan itu adalah orang-orang Freemason.
Indikasi tersebut dikuatkan dengan tugu Obelisk yang juga dijadikan sebagai monumen untuk mengingat perjuangan George Washington sang founding father Amerika. Obelisk sendiri adalah simbol pagan yang kemudian diadopsi oleh Freemason selain simbol-simbol lainnnya semacam Pyramid dan Sphinx. Lantas untuk mengenang Washington kenapa harus bangunan Obelisk yang dipilih sebagai monumen? Jawabannya sangat sederhana, karena Washington sendiri adalah seorang Freemason! Dan 9 founding father Amerika lainnya juga anggota Freemason. Mereka adalah; Benjamin Franklin, William Ellery, John Hancock, Joseph Hewes, William Hooper, Robert Paine, Richard Stockton, George Walton dan William Whipple. Jadi Amerika adalah negara yang dibangun oleh kaum Mason. Oleh karenanya, negara ini juga sering disebut sebagai “The Great Lodge of Masonic World” atau “Loji Induk Masonik Dunia”.
Hal tersebut bukanlah berlebihan, apalagi jika kita cermati lembaran uang kertas satu dollar Amerika, dimana simbol dan semboyan pagan yang diadopsi Freemason tertera jelas dalam Great Seal yang menjadi segel resmi negara Paman Sam tersebut. Dalam uang satu dollar juga didapati simbol heksagram (bintang David) yang semakin memperkuat asumsi bahwa Amerika dan Zionis ibarat dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Selain itu, perbincangan Xavier dengan Erik ini berlangsung di Lincoln Memorial. Sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang presiden Amerika ke-16; Abraham Lincoln. Dan merupakan sebuah “kebetulan” bahwa Lincoln lahir bersamaan dengan Charles Darwin pada tanggal 12 Februari 1809.
Kemudian, monumen pagan yang dibangun dengan motif kuil Doric Yunani ini disinyalir memiliki banyak isyarat dan simbologi pada bangunannya. Di antaranya capture tata-letak bangunannya jika di lihat dari atas; maka kawasan Lincoln Memorial, Washington Monument, The Capitol (White House) dan daerah sekitar The Mal, jika ditarik garis penghubung di antara titik lokasinya, akan terlihat gambar Pentagram dan Heksagram. Dan tentunya, tidak ada sebuah bangunan yang tercipta asal-asalan tanpa maksud, apalagi perancang bangunannya adalah kaum Mason. Bukankah kata “Freemason” itu sendiri memiliki arti “tukang bangunan yang independen?” jadi lengkaplah sudah bukti-bukti yang menguatkan bahwa kaum Mason adalah oknum sentral yang mengendalikan Amerika.
Sedikit menyinggung tentang sosok Abraham Lincoln, penembakan terhadap dirinya hingga kini masih misterius. Kasus pembunuhan Lincoln saat ini menjadi kasus yang tak terungkap (Dark Case). Banyak opini beredar yang menyatakan bahwa Lincoln dibunuh oleh kaum Mason, ada juga yang menyatakan bahwa Lincoln sendiri sebenarnya anggota Freemason namun “murtad” dan karena itu pula akhirnya ia dibunuh kaki-tangan Freemason.
Dalam film “Transformers-3 Dark of The Moon” dan juga dalam serial kartunnya, patung Lincoln ini ditembak dan dihancurkan oleh Megatron –tokoh antagonis pemimpin Decepticon– lalu kursinya diduduki Megatron sambil mengawasi para Decepticon yang datang dari bulan menuju bumi untuk mengambil-alih kekuasaan planet ini serta memperbudak umat manusia. Entah apakah maksud adegan tersebut bahwa setiap Presiden Amerika harus patuh akan titah Freemason sehingga yang membelot harus dimusnahkan, atau ada maksud yang lain? Tentu saja dalam dunia konspirasi kita takkan bisa memecahkan segala misteri dengan jawaban seratus persen yakin. Tapi yang jelas, nyaris mustahil untuk seseorang bisa menduduki Oval Office (kantor presiden AS) kecuali mendapat sokongan dari kaum Mason.
Dari sekian banyak indikator di atas, inti yang bisa ditangkap adalah; kita dapat mengetahui siapa sesungguhnya “mereka” yang selama ini memboncengi pemerintahan Amerika dalam memonopoli percaturan politik dunia. Dan jika kita kembali ke awal tulisan tentang teori evolusi, maka kita akan temukan realita yang mencengangkan. Karena teori evolusi ini sebenarnya bukanlah “murni” penemuan Charles Darwin. Tidak lain Darwin hanya mengekor serta mengembangkan gagasan dan pemikiran kakeknya yang bernama Erasmus Darwin. Lantas dari mana Erasmus Darwin mendapatkan gagasan tentang evolusi dan dari mana minatnya akan subjek ini datang?
Dalam menjawab pertanyaan ini, penulis Muslim produktif asal Turki bernama Adnan Oktar –yang lebih dikenal dengan Harun Yahya– berkomentar; “Setelah pencarian saksama akan jawaban pertanyaan ini, kami menemukan fakta penting bahwa Erasmus Darwin adalah seorang Mason. Namun, ia pun bukan sekedar Mason biasa, ia adalah salah seorang Imam tertinggi di organisasi ini. Ia adalah Imam dari loji Canongate yang terkenal di Edinburg, Skotlandia. Lebih jauh lagi, ia memiliki hubungan erat dengan kaum Mason Jacobin yang menjadi pengorganisir revolusi di Prancis saat itu, dan dengan ‘Illuminati’, yang tujuan utamanya adalah membantu pengembangan kebencian terhadap agama. Artinya, Erasmus Darwin adalah nama penting dalam organisasi-organisasi anti-agama di Masonik Eropa.”
New World Order; Paham Kuno, Tampilan Baru
Agaknya penulis tidak perlu memperpanjang lagi dalam membahas sepak terjang kaum anti-Tuhan dalam mewujudkan impian mereka membangun sebuah imperialisme sekuler yang terlepas dari segala ikatan Samawi. Di akhir pembahasan ini, penulis hanya ingin menegaskan tentang visi-misi yang mereka perjuangkan serta kolerasi terhadap sejarah masa lampau dan yang akan datang dengan menyatakan bahwa apa yang mereka usung sekarang bukanlah suatu hal yang baru. Dunia kini sedang mengulang sejarahnya kembali!
Dan seperti biasa, kali ini penulis juga memulainya dengan menggunakan kacamata analisa yang terdapat dalam skenario film ini. Maka perhatikanlah perkataan Sebastian Shaw dalam adegannya ketika mendatangi CIA dimana kumpulan remaja Mutant tengah berkumpul di situ. Ia berkata dengan kalimat yang sarat dengan kesombongan dan nafsu memperbudak serta ingin dituhankan,
“My friends, there’s a revolution coming. When mankind discovers who we are, what we can do. Each of us will face a choice. Be enslaved, or rise up to rule. Choose freely, but know that if you are not with us, then by definition you are against us. So, you can stay, and fight for the people who hate, and fear you. Or you can join me. And live like kings… And Queens.”
(Teman-teman, revolusi telah tiba, saat manusia menyadari siapa kita dan apa kemampuan kita. Masing-masing dari kita menghadapi pilihan. Menjadi budak atau bangkit berkuasa. Silahkan pilih. Tapi jika kalian tak bersama kami, berarti kalian melawan kami. Jadi kalian bisa tetap di sini dan berjuang demi orang yang membenci dan takut pada kalian, atau kalian bisa bergabung bersamaku dan hidup seperti raja… dan ratu).
Percakapan di atas adalah yang paling penting untuk diketahui. Karena ini menyangkut agenda yang Telah, Sedang dan Akan selalu diperjuangkan kaum atheis sepanjang masa. Dalam naskah di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa poin penting, di antaranya;
Pertama, “Ketika Manusia Sadar Akan Kemampuan Kita” (When mankind discovers who we are, what we can do)
inilah puncak kesombongan sebuah makluk, ketika dia menganggap mampu berkuasa terhadap segalanya. Lalu bandingkan dengan perkataan Fir’aun;
وَنَادَى فِرْعَوْنُ فِي قَوْمِهِ قَالَ يَا قَوْمِ أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ وَهَذِهِ الأَنْهَارُ تَجْرِي مِنْ تَحْتِي أَفَلا تُبْصِرُونَ – أَمْ أَنَا خَيْرٌ مِنْ هَذَا الَّذِي هُوَ مَهِينٌ وَلا يَكَادُ يُبِينُ (الزخرف : 51-52)
Dan Fir’aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: “Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir Ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai Ini mengalir di bawahku; Maka apakah kamu tidak melihat(nya)? – Bukankah Aku lebih baik dari orang yang hina Ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)? (Q.S. al-Zukhruf: 51-52)
Sungai Nil adalah sumber kehidupan bagi rakyat Mesir di era Fir’aun hingga era Mubarak dan akan terus berkelanjutan hingga masa yang telah ditentukan Allah. Disini Fir’aun dengan pongahnya menolak dakwah Nabi Musa Kalimullah dan menyatakan bahwa Fir’aun lah satu-satunya pengendali mutlak kehidupan bangsa Mesir. Fir’aun ingin menunjukkan kepada rakyatnya bahwa dialah yang memiliki “Kemampuan” bukan Nabi Musa yang menurutnya rendah dan hina –na’udzubillah–. Namun akhir hayat setiap durjana selalu mengenaskan, hingga kemudian hari Fir’aun sendiri mati tenggelam di perairan laut merah lalu jasadnya dimuntahkan oleh lautan yang hingga kini mayatnya masih tersimpan utuh di Museum Nasional Mesir yang terletak di kawasan Tahrir Square .
Kedua, “Semua Orang Menghadapi Pilihan; Menjadi Penguasa atau Menjadi Budak.” (Each of us will face a choice. Be enslaved, or rise up to rule.)
Biasanya, seorang diktator lalim yang ingin berkuasa selalu memberikan tawaran kepada orang-orang yang akan direkrut. Ia pun lalu memberikan iming-iming imbalan kenikmatan duniawi. Tawaran menggiurkan ini tidak mudah ditolak kecuali oleh manusia yang tahan godaan, karena mereka tahu bahwa segala kenikmatan yang diberikannya tak lebih dari fatamorgana sesaat. Dan orang-orang yang menolak untuk mengikutinya, tentu saja akan disiksa dan diperbudak. Lalu samakanlah perkataan Sebastian di atas dengan perilaku Dajjal dalam hadits di bawah ini,
عَنْ رِبْعِىِّ بْنِ حِرَاشٍ قَالَ اجْتَمَعَ حُذَيْفَةُ وَأَبُو مَسْعُودٍ فَقَالَ حُذَيْفَةُ « لأَنَا بِمَا مَعَ الدَّجَّالِ أَعْلَمُ مِنْهُ إِنَّ مَعَهُ نَهْرًا مِنْ مَاءٍ وَنَهْرًا مِنْ نَارٍ فَأَمَّا الَّذِى تَرَوْنَ أَنَّهُ نَارٌ مَاءٌ وَأَمَّا الَّذِى تَرَوْنَ أَنَّهُ مَاءٌ نَارٌ فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَأَرَادَ الْمَاءَ فَلْيَشْرَبْ مِنَ الَّذِى يَرَاهُ أَنَّهُ نَارٌ فَإِنَّهُ سَيَجِدُهُ مَاءً ». قَالَ أَبُو مَسْعُودٍ هَكَذَا سَمِعْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ.
Hadits riwayat Imam Muslim –Dari Rib’iy bin Hirasy berkata; (suatu saat) Hudzaifah tengah berkumpul dengan Abu Mas’ud, lalu berkatalah Hudzaifah; Aku lebih mengetahui perihal Dajjal daripada ia. Sesungguhnya Dajjal itu memiliki “sungai air” dan “sungai api”. Apa yang kalian lihat sebagai api, sesungguhnya itu adalah air. Dan yang kalian lihat sebagai air, itu sesungguhnya api. Maka barang siapa di antara kalian yang menginginkan air lalu mendapatinya, maka minumlah dari apa yang kalian lihat sebagai api, karena itu sesungguhnya air. Lalu Abu Mas’ud berkata; beginilah aku mendengar Nabi Muhammad –shalallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda. (Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyrath al-Sa’ah – Bab Dzikri Dajjal wa Shifatuhu wa Ma Ma’ahu).
Di akhir zaman nanti, Dajjal akan menawarkan dua opsi bagi setiap manusia, “api” atau “air”. Pengikut Dajjal tentunya akan memilih “air kenikmatan” yang akan diberikan di dunia ini, namun di akhirat yang mereka dapatkan hanyalah api neraka. Sedangkan orang mukmin yang bertakwa, berani memilih “api siksaan” karena mereka yakin di akhirat akan mendapatkan surga yang di bawahnya mengalir sungai Salsabila.
Lantas masalah perbudakan di zaman sekarang jangan melulu ditafsirkan secara rigid. Karena secara kontekstual, perbudakan di masa kini tak lain adalah pemberian hutang dari negara kuat dengan dalih “bantuan” kepada negara lemah nan miskin dengan bunga riba yang sengaja dibina dan takkan pernah terbayarkan selamanya. Ketergantungan seperti inilah yang akan menciptakan adanya “negara tuan” dan “negara budak”, di mana “negara tuan” hanya tinggal menunggu setoran minyak bumi dan hasil tambang dari “negara budak” hingga seluruh Sumber Daya Alamnya tersedot habis.
Ketiga, “Tidak Bersama Kami, Berarti Melawan Kami” (Choose freely, but know that if you are not with us, then by definition you are against us.)
Ini adalah penegasan dari sebelumnya, bahwa setiap orang yang mencoba untuk menghadang langkah “mereka”, berarti memilih untuk menjadi rival, oposisi, lawan dan musuh bebuyutan bagi “mereka” yang berkuasa. Konsekuensinya, kelompok lawan tersebut akan mendapat tamparan keras sebagai balasan akan “pembelotan”nya. Maka cermati apa yang dilakukan raja Babilon, Namrudz la’natullah terhadap Khalilurrahman Ibrahim –‘alihissalam– ketika beliau menolak tunduk terhadap kekafiran Namrudz,
فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا اقْتُلُوهُ أَوْ حَرِّقُوهُ فَأَنْجَاهُ اللَّهُ مِنَ النَّارِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (العنكبوت : 24)
Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: “Bunuhlah atau bakarlah dia”, lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. al-Ankabut: 24).
Saat itu umat Nabi Ibrahim telah menyekutukan Allah, lantas mereka membakar “Ayah Para Nabi” ini lantaran beliau tak sudi mengikuti paganisme Babilon. Sama halnya dengan Namrudz zaman sekarang seperti George W. Bush yang membunuh ribuan umat bertauhid lantaran mereka menentang keserakahan ambisinya. Maka sangat masyhur ungkapan Bush yang menyatakan,
“Every nation in every region now has a decision to make: Either you are with us, or you are with the terrorist. From this day forward, any nation that continues to harbor or support terrorism will be regarded by the United States as a hostile regime.”
(Setiap bangsa di mana pun juga kini harus membuat sebuah keputusan; apakah kalian bersama “kami” atau bersama teroris, Mulai hari ini dan seterusnya, setiap negara yang menyembunyikan atau mendukung terorisme, akan dianggap oleh Amerika Serikat sebagai rezim yang melawan).
Maling teriak maling, teroris teriak teroris, itulah Namrudz.
Keempat, “Bersama Kami, Hidup Bagaikan Raja dan Ratu” (Or you can join me. And live like Kings… And Queens)
Ini adalah konsekuensi kedua, ketika seseorang lebih cinta terhadap dunia, rela kepada kekufuran dan memilih imbalan manusia daripada Allah ta’ala. Maka ia akan mendapatkan segala kenikmatan dunia, kedudukan tinggi di dunia, hidup bagaikan raja dan ratu di dunia. Namun di akhirat kelak, semuanya akan berbalik 180 derajat. Maka cermatilah perkataan Fir’aun yang akan memberikan imbalan besar kepada para penyihirnya jika mereka dapat mengalahkan Mukjizat Nabi Musa.
وَجَاءَ السَّحَرَةُ فِرْعَوْنَ قَالُوا إِنَّ لَنَا لأَجْرًا إِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغَالِبِينَ – قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ لَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ (الأعراف : 113 – 114)
Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Fir’aun mengatakan: “(Apakah) Sesungguhnya kami akan mendapat upah, jika kamilah yang menang?” – Fir’aun menjawab: “Ya, dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku).” (Q.S. al-A’raf: 113-114)
Fir’aun berkata kepada para penyihirnya bahwa mereka akan menjadi orang-orang yang dekat kepadanya (hidup seperti raja) sama persis dengan perkataan Sebastian Shaw yang berujar, “And live like kings… And Queens.” Namun yang perlu diketahui, bahwa para penyihir Fir’aun tersebut ketika berhadapan langsung dengan Nabi Musa, seketika saja mereka memeluk Akidah Tauhid dan melawan Fir’aun yang menyebabkan mereka akhirnya dibunuh secara keji dan syahid di atas tiang salib.
قَالَ آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَلَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلافٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عَذَاباً وَأَبْقَى (طه : 71)
Berkata Fir’aun: “Apakah kamu Telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepada kalian. Maka Sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kalian pada pangkal pohon kurma dan sungguh akan kalian ketahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.” (Q.S. Thaha: 71).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Fir’aun menuduh Nabi Musa melakukan sihir, padahal Fir’aun sendiri “rajanya” tukang sihir. Dari dulu hingga sekarang sama saja, penyihir teriak penyihir, teroris teriak teroris, itulah Fir’aun.
Dari sini kita sadar, bahwa kaum anti-Tuhan selalu memiliki ideologi yang sama dari masa ke masa, bahkan perilaku dan lagak bicaranya pun serupa, hanya oknum saja yang berebeda. Selain itu kita sadar juga bahwa Al-Qur’an dan Sunnah telah mengabarkan kita tentang hal tersebut. Lagi-lagi semua kembali kepada kita, siapa yang akan kita ikuti dan opsi mana yang akan kita pilih; semua “bebas” untuk menentukan pilihan masing-masing. Tak perlu ditakuti tentang Namrudz dan Fir’aun karena mereka telah tiada dan zaman mereka pun telah berakhir. Namun di masa depan masih ada Dajjal yang akan segera muncul. Apakah umat manusia siap untuk menolak “air” yang ia tawarkan dan berani memilih “api”nya?
Dan sebelum mengakhiri tulisan ini, penulis ingin menyitir perkataan Harun Yahya yang sangat penting untuk kita ketahui bersama, bahwa beliau berkata; “Orang Muslim yang menganggap evolusi sebagai teori yang tak berbahaya, sekalipun sangat berseberangan dengan fakta penciptaan, lalu berdiam diri dan menyaksikannya berkembang, sebenarnya sedang membantu teori itu mencengkeram masyarakat secara lebih luas dan lebih kuat. Jadi, mereka sedang membiarkan paham atheisme tumbuh lebih kuat. Karena alasan ini, kaum Muslimin harus mengerti filsafat yang mendasari teori ini. Evolusi adalah filsafat materialis yang diungkapkan secara “ilmiah”. Filsafat materialis pada gilirannya, sesungguhnya berarti paham atheisme.”
Pernyataan yang senada diutarakan juga oleh Dr. Yusuf al-Qaradhawi dalam bukunya “Fiqh al-Lahwi wa al-Tarwih” (Fikih Hiburan dan Entertainment) dimana beliau melarang kartu permainan Pokemon dan serial televisinya karena mengandung banyak unsur negatif untuk anak-anak. Alasan pertama, permainan kartu Pokemon dianggap terlarang karena mengandung unsur judi di dalamnya, dan jelas, judi (al-qimar wa al-maysir) diharamkan secara eksplisit dalam Surat al-Maidah ayat: 90 . Yang kedua, dalam serial televisi Pokemon berikut kartu permainannya terdapat simbol seperti bintang David dan syiar-syiar Israel, Freemason serta ajaran Shinto. Dan jika anak-anak dalam masa pubertas “mengkonsumsi” tontonan seperti ini akan memberi dampak negatif dalam jiwa mereka yang membekas dalam kurun waktu sangat lama.
Dan ketiga, dalam serial Pokemon terdapat bahaya yang mengancam akidah anak-anak, karena di dalamnya terdapat ajaran Darwinisme yang menjejali pikiran mereka bahwa yang Kuat dapat bertahan hidup dengan menumpas yang Lemah sebagaimana mekanisme seleksi alam. Selanjutnya, Syaikh al-Qaradhawi memaparkan dampak negatif lainnya yang menyerang pikiran anak-anak sehingga mempengaruhi akhlak dan akalnya.
Dengan demikian, pernyataan saintis Muslim sekelas Harun Yahya berikut tandasan Sang Mufti sekaliber Syaikh Yusuf al-Qaradawi, memperkuat argumen bahwa tulisan ini bukan sekedar lebay belaka. Tulisan ini hanyalah respon spontan yang mencoba untuk membuka celah kecil dari sekian banyak kebenaran yang tersembunyi, supaya kita umat Islam tidak terus-menerus dikelabuhi oleh media massa yang ingin memperbudak kita. Dan agar kita tidak selamanya dijadikan bahan tertawaan oleh kaum atheis-propagandis yang terlalu lama mempermainkan kita. Wal-akhir, semua kembali kepada pribadi kita masing-masing untuk bangun dan sadar akan tipuan yang terus mengepung di sekeliling kita. Wallahu Ta’ala A’lam bi-s-Shawab.
Oleh: Musa Yusuf
YM & FB: [email protected]
=========================================
Referensi:
- Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahannya
- Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Qurthuby, “Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an”
- Abu al-Husain bin al-Hajjaj bin Muslim (Imam Muslim), “Al-Jami’ al-Shahih (Shahih Muslim)”
- Abu al-Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir al-Dimasyqi (Ibnu Katsir), “Qashash al-Anbiya'”
- Abu al-Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir al-Dimasyqi (Ibnu Katsir), “Tafsir Al-Qur’an al-Adzim”
- Abu Ja’far Muhammad bin Jarir al-Thabary, “Jami’ al-Bayan fi Ta’wil Al-Qur’an”
- Adian Husaini, “Nurcholish Madjid: Kontroversi Kematian dan Pemikirannya” (.ppt file)
- Adnin Armas, “Modernisasi dan Islamisasi” (.ppt file)
- Harun Yahya, “Ancaman Global Freemasonry”
- Harun Yahya, “Keruntuhan Teori Evolusi”
- Harun Yahya, “Mengapa Darwinisme Beretentangan dengan Al-Qur’an?”
- Harun Yahya, “Menyibak Tabir Evolusi”
- Rizki Ridyasmara, “Codex; Konspirasi Jahat di Atas Meja Makan Kita”
- Su’ud Shabry, “Al-Ifta’ ‘Inda Syaikh al-Qaradhawi, al-Manhaj wa al-Tathbiq”
- The Arrival, a film by Noreagaa & Achernahr Production
- Davidicke.com
- Wikipedia.com
Einstein, Nuklir dan Depopulasi
Setelah kita membahas tentang Charles Darwin pada Bagian-1, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang foto kedua, yaitu Albert Einstein. Salah seorang fisikawan jenius yang pernah dinobatkan sebagai “manusia abad ke-20” oleh majalah Times. Einstein adalah seorang Yahudi fanatik, sebagaimana pengakuannya dalam salah satu suratnya, “In my whole life I have never felt so Jewish as now.” (Dalam seluruh hidupku, belum pernah aku merasa begitu Yahudi seperti sekarang). Berbeda dengan Charles Darwin yang memiliki backgroud Nasrani.
Walaupun berlatar-belakang agama kristus, namun santer dinyatakan bahwa Darwin di akhir hidupnya telah murtad dari akidah gereja ini. Hal tersebut seperti yang ditegaskan Ernst Mayr –pendiri neo-Darwinisme– yang mengakui bahwa Charles Darwin adalah seorang atheis. Ernst berkata, “Jelas bahwa Darwin kehilangan imannya di tahun 1836-1839…”
Di Jerman, nama Einstein pernah terdaftar dalam list target pembunuhan, kepalanya dihargai $ 5.000. Ia lalu berhijrah ke Amerika Serikat ketika Adolf Hitler berkuasa pada tahun 1933 dan tidak kembali lagi ke Jerman. Ia menetap di AS dan menjadi warga negara pada tahun 1940. Pada malam Perang Dunia II, ia membantu mengingatkan Presiden Franklin D. Roosevelt bahwa Jerman mungkin akan mengembangkan senjata atom, dan merekomendasikan agar Amerika Serikat memulai penelitian serupa, hal ini akhirnya menyebabkan apa yang akan menjadi Proyek Manhattan. Dalam film ini tidak dipaparkan mengenai filsafat Einstein berikut pemikirannya. Film ini lebih cenderung menyoroti “buah karya” Einstein itu sendiri yaitu bom atom, oleh karenanya Sebastian selaku biang-kerok perang dalam film ini menyatakan,
“We are the children of the Atom… What will kill the humans, will only make us stronger.”
(Kita adalah anak-anak Atom… Apa yang dapat membunuh manusia, hanya akan membuat kita lebih kuat).
Albert Einstein memang tidak secara langsung berpartisipasi dalam penemuan bom atom, namun dengan teori relativitasnya itu, ia turut berperan dalam memfasilitasi perkembangannya. Hingga pada tahun 1954 –setahun sebelum ia meninggal dunia– Einstein berujar kepada teman lamanya Linus Pauling bahwa ia seolah merasa berdosa ketika mengusulkan AS untuk membuat bom atom. Ia berkata, “I made one great mistake in my life when I signed the letter to President Roosevelt recommending that atom bombs be made. But there was some justification, the danger that the Germans would make them…” (Aku pernah melakukan kesalahan besar dalam hidupku, yaitu saat kutulis surat kepada presiden Roosevelt merekomendasikan pembuatan bom atom. Hanya saja ada beberapa pembenaran, yaitu bahaya –yang mengancam– jika Jerman yang akan membuatnya…).
Senjata nuklir merupakan sebuah senjata pemusnah massal yang paling efektif sekaligus instant dalam men-delete sebuah komunitas kehidupan. Dalam sejarah, hanya Amerika satu-satunya negara yang pernah menggunakan bom ini dalam peperangan. Dalam sejarah pula, hanya Amerika makhluk tunggal yang pernah memakai senjata nuklir untuk pembunuhan manusia secara massif. Pertama pada tanggal 6 Agustus 1945 –menjelang akhir Perang Dunia-II– saat Amerika menggunakan bom bernama “Little Boy” untuk meledakkan kota Hiroshima. Dan yang kedua, pada tanggal 9 Agustus 1945 saat Amerika menggunakan bom bernama “Fat Man” untuk melumatkan kota Nagasaki. Walaupun lantaran musibah tersebut dapat mengusir penjajah sipit dari bumi Nusantara, serta membawa maslahat bagi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, namun kejahatan Amerika sampai kapan pun tetap saja tak manusiawi.
Dalam film X-Men kali ini, provokasi untuk melangsungkan Perang Dunia ke-III digembor-gemborkan dengan lantangnya. Sebastian di sini mengambil peran dalam mengadu domba antara Rusia dan Amerika agar terjadi perang nuklir antar mereka. Sebastian memainkan cover both sides dari kedua belah pihak dan berhasil memaksa kolonel Hendry –salah seorang jajaran militer AS– untuk menyetujui proposal peletakan rudal “Jupiter” milik AS di Turki. Selain itu, Sebastian juga mampu mengintimidasi kebijakan militer Rusia untuk menempatkan nuklir mereka di Cuba, karena kawasan tersebut strategis dan dekat dengan Florida. Semua itu ia lakukan untuk membumi-hanguskan ras manusia hingga generasi Mutant dapat menjadi penguasa.
Namun yang perlu digarisbawahi adalah; bahwa perang menurut sebagian orang memang sengaja diciptakan untuk dijadikan semacam “ritual” guna memenuhi ambisi mereka. Di antara sekian banyak ambisi pencipta perang adalah mengeliminasi manusia-manusia terbelakang dari dunia dan menjadikan bumi ini hanya untuk golongan manusia kelas unggul. Kalaupun ada manusia kelas rendah yang masih bertahan, mereka hanya akan diperbudak dan hidup dalam lingkaran penjajahan. Pada perkembangan selanjutnya, upaya seperti ini lebih dikenal dengan nama “Depopulation Program” atau proyek penekanan dan pengurangan populasi penduduk dunia.
Depopulation Program memiliki sub-varian yang bermacam-macam; mulai dari program Keluarga Berencana yang sengaja dicanangkan untuk membatasi jumlah kelahiran, ada juga yang melewati peracunan sistemik yang bertahap dengan memasukkan zat-zat berbahaya semacam Aspartame dan MSG (vetsin) ke dalam makanan, atau dengan menciptakan virus-virus bid’ah yang mematikan semacam HIV, Flu Babi (Influenza A sub-tipe H1N1, H1N2, H3N1, H3N2, H2N3) dan juga Flu Burung (sub-tipe H5, H7, H5N1, H5N2, H7N3). Penyebaran virus semacam ini pun dapat dengan mudah bersembunyi di balik kedok imunisasi, vaksinasi hingga dengan cara yang terang-terangan seperti Chemtrails.
Anehnya, virus mematikan seperti ini hanya menjangkit negara-negara berkembang saja. Flu Burung misalkan, hingga 6 Juni 2007 WHO mencatat sebanyak 310 kasus dengan 189 angka kematian. Dan korban paling banyak berasal dari Indonesia, Vietnam, Mesir dan Thailand.
Namun di antara sekian banyak derivat Depopulation Program, cara yang paling ampuh, cepat dan efisien adalah dengan menciptakan perang berdarah. Baik itu perang secara agresi militer semacam War on Terror maupun perang saudara yang sengaja dipicu dengan motif adu domba. Oleh karenanya, perang nuklir di sini merupakan tindak-lanjut dari teori evolusi yang salah satu mekanismenya adalah “seleksi alam”. Setelah tahap “seleksi alam” ini, akan ada sebuah golongan yang dikalahkan, dibunuh dan ditindas. Namun akan muncul juga golongan yang bangkit, bertahan hidup dan menjadi penguasa. Itulah maksud ucapan Erik ketika berkata,
“We’re the next stage of human evolution”
(Kita adalah evolusi tahap lanjut manusia).
Jika merujuk akar sejarah Depopulation Program, ia merupakan proyek rahasia yang berangkat dari keyakinan pagan yang ingin memelihara keselarasan populasi manusia dengan bumi; dengan cara membuat bumi hanya dihuni oleh setengah miliyar manusia saja. Di puncak bukit Elbert Country Georgia-AS, sebuah situs modern setinggi hampir enam meter yang terdiri dari enam buah batu granit raksasa berbentuk persegi menguatkan asumsi ini. Pasalnya, terdapat 10 pesan rahasia terukir di atas permukaan setiap empat batu yang berdiri yang tertulis dalam delapan bahasa berbeda, yaitu Inggris, Spanyol, Swahili, Hindi, Ibrani, Arab, Cina dan Rusia. Sedangkan di sisi samping bagian batu paling atas yang terlentang terdapat tulisan dengan aksara kuno seperti Hieroglyph, Sanskerta, Babylon dan Yunani.
Situs yang kemudian familiar dengan nama Georgia Guidestones ini sering disebut juga dengan Ten Commandments of The New World Order, atau “Sepuluh Perintah Tata Dunia Baru”. Tidak lain karena pesan misterius yang terukir dalam batu tersebut mengandung sepuluh titah –yang jika diringkas dalam bahasa Indonesia– di antara artinya; Memelihara jumlah ras manusia di bawah angka 500.000.000 agar bisa memelihara keselarasan dengan alam, berkembang-biak dengan bijaksana, agar senantiasa kuat dan mengedepankan keragaman, menyatukan kemanusiaan dalam satu bahasa universal yang baru, dan janganlah menjadi kangker yang menggerogoti bumi, tinggalkan ruangan untuk alam, tinggalkan ruangan untuk alam.
Selengkapnya, Sepuluh Titah Tata Dunia Baru –versi bahasa Inggris– yang tertulis di atas batu tersebut berbunyi,
- Maintain humanity under 500,000,000 in perpetual balance with nature.
- Guide reproduction wisely — improving fitness and diversity.
- Unite humanity with a living new language.
- Rule passion — faith — tradition — and all things with tempered reason.
- Protect people and nations with fair laws and just courts.
- Let all nations rule internally resolving external disputes in a world court.
- Avoid petty laws and useless officials.
- Balance personal rights with social duties.
- Prize truth — beauty — love — seeking harmony with the infinite.
- Be not a cancer on the earth — Leave room for nature — Leave room for nature.
Salah satu pesan yang ingin disampaikan film ini adalah upaya penekanan jumlah manusia di bawah titik setengah milyar melalui perang nuklir. Lalu negara mana saja yang kini tengah mengembangkan teknologi ini? Sejak pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, senjata nuklir telah diledakkan di lebih dari dua ribu kali untuk tujuan pengujian dan demonstrasi. Hanya beberapa negara diduga memiliki senjata ini; seperti Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, Perancis, Republik Rakyat Cina, India, Pakistan, dan Korea Utara. Selain itu, Israel juga diyakini secara luas memiliki senjata nuklir meskipun mereka tidak mengakuinya. Satu negara lagi yaitu Afrika Selatan, telah mengaku memiliki senjata nuklir, namun proyek tersebut telah dibongkar dan diserahkan kepada perlindungan internasional.
Di antara negara pemilik nuklir di atas, satu-satunya negara yang paling sewot adalah Amerika. Negara ini ingin memonopoli manifestasi nuklir dan mengebiri segala kemajuan negara lain dalam pengembangan bidang nuklir. Seperti Iran yang diakui telah mengayak uranium guna menciptakan energi nuklir untuk tujuan damai namun selalu mendapat kekangan dari Amerika melewati “boneka manisnya” bernama PBB. Pertanyaan selanjutnya adalah; siapa sebenarnya Amerika? Atau lebih spesifik lagi; siapa pemegang kekuasaan di Amerika? Yang selama ini Amerika dikenal sebagai negara paling cerewet karena selalu ikut campur, intervensi, sekaligus sok sibuk mengurusi setiap kebijakan dan urusan internal “rumah tangga” sebuah negara. Sebelum menjawab pertanyaan ini, perlu digarisbawahi juga, bahwa “Amerika” disini tidak bisa dipukul-rata, karena banyak rakyat Amerika sendiri yang menjadi korban kelaliman pemimpin mereka dan bersikap kontra terhadap kebijakan White House.
“Mereka” yang Bermain di Balik Layar
Dari pemaparan sebelumnya kita telah memahami banyak tentang Darwinisme, New Age, Depopulasi, serta asas-asas materialisme yang menjadi akidah bersama bagi kaum Atheis. Pertanyaan selanjutnya yang lebih penting adalah; siapa yang menjadi dalang di balik semua ini? Jika di awal tulisan penulis menyinggung tentang Zionis dan Freemason, maka tidaklah berlebihan jika merekalah play-maker sebenarnya. Hanya saja, Zionis maupun Freemason adalah satu dari sekian banyak tarekat atheis yang memusuhi segala bentuk Ketuhanan. Di sana masih banyak secret society yang bergerak dengan cara mereka masing-masing dalam rangka bersama membangun sebuah Tata Dunia Baru. Mereka memiliki common enemy bernama “Agama”, mereka memiliki falsafah generik dan tujuan yang sama untuk menuhankan diri sendiri dan memperbudak orang lain.
Namun jika dinyatakan bahwa “mereka” yang bermain di balik layar itu adalah Amerika, itu juga benar. Karena Amerika sendiri didirikan oleh orang-orang Freemason yang memiliki falsafah serupa dengan Zionis. Freemason-Amerika dengan Zionis-Israel ibarat empat titik sudut dalam sebuah kesatuan persegi yang tak dapat dipisahkan. Lebih jelasnya, mari kita ulas kembali dengan pisau analisa “X-Men First Class” karena dalam film ini juga ditampilkan dengan vulgar simbol-simbol “mereka”. Lalu mari kita simak dengan teliti percakapan yang terjadi antara Charle Xavier dengan Erik di bawah ini,
“I could feel them, their aspirations, their hopes, their ambitions. I tell you, we’ve started something incredible, Erik. We can help them.” –”Can we?”
(Aku bisa merasakan “mereka”; aspirasi, harapan dan ambisi “mereka”. Menurutku kita sedang mulai suatu kegiatan yang luar biasa Erik. Kita bisa menolong mereka.” –”Benarkah?”)
Siapa sebenarnya “mereka” yang dimaksud dalam percakapan di atas? Jawabannya akan kita ketahui dari seting lokasi syuting yang dipilih sutradara ketika adegan tersebut berlangsung. Maka kita dapatkan bahwa Xavier ketika berbicara tentang “mereka” secara sentral matanya tertuju dan wajahnya menghadap kepada Washington Monument yang ada di depannya. Selain itu, persis di antara Xavier dan Erik terdapat papan catur dengan motif “Checkered Board” yang seharusnya tak perlu ada. Pemirsa pada umumnya mungkin menyangka bahwa Erik dan Xavier hanya duduk-duduk santai sembari ngobrol dan main catur. Tapi sebenarnya papan hitam-putih itu sengaja di letakkan di situ agar mengukuhkan bahwa “mereka” yang dimaksud dalam naskah percakapan itu adalah orang-orang Freemason.
Indikasi tersebut dikuatkan dengan tugu Obelisk yang juga dijadikan sebagai monumen untuk mengingat perjuangan George Washington sang founding father Amerika. Obelisk sendiri adalah simbol pagan yang kemudian diadopsi oleh Freemason selain simbol-simbol lainnnya semacam Pyramid dan Sphinx. Lantas untuk mengenang Washington kenapa harus bangunan Obelisk yang dipilih sebagai monumen? Jawabannya sangat sederhana, karena Washington sendiri adalah seorang Freemason! Dan 9 founding father Amerika lainnya juga anggota Freemason. Mereka adalah; Benjamin Franklin, William Ellery, John Hancock, Joseph Hewes, William Hooper, Robert Paine, Richard Stockton, George Walton dan William Whipple. Jadi Amerika adalah negara yang dibangun oleh kaum Mason. Oleh karenanya, negara ini juga sering disebut sebagai “The Great Lodge of Masonic World” atau “Loji Induk Masonik Dunia”.
Hal tersebut bukanlah berlebihan, apalagi jika kita cermati lembaran uang kertas satu dollar Amerika, dimana simbol dan semboyan pagan yang diadopsi Freemason tertera jelas dalam Great Seal yang menjadi segel resmi negara Paman Sam tersebut. Dalam uang satu dollar juga didapati simbol heksagram (bintang David) yang semakin memperkuat asumsi bahwa Amerika dan Zionis ibarat dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Selain itu, perbincangan Xavier dengan Erik ini berlangsung di Lincoln Memorial. Sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang presiden Amerika ke-16; Abraham Lincoln. Dan merupakan sebuah “kebetulan” bahwa Lincoln lahir bersamaan dengan Charles Darwin pada tanggal 12 Februari 1809.
Kemudian, monumen pagan yang dibangun dengan motif kuil Doric Yunani ini disinyalir memiliki banyak isyarat dan simbologi pada bangunannya. Di antaranya capture tata-letak bangunannya jika di lihat dari atas; maka kawasan Lincoln Memorial, Washington Monument, The Capitol (White House) dan daerah sekitar The Mal, jika ditarik garis penghubung di antara titik lokasinya, akan terlihat gambar Pentagram dan Heksagram. Dan tentunya, tidak ada sebuah bangunan yang tercipta asal-asalan tanpa maksud, apalagi perancang bangunannya adalah kaum Mason. Bukankah kata “Freemason” itu sendiri memiliki arti “tukang bangunan yang independen?” jadi lengkaplah sudah bukti-bukti yang menguatkan bahwa kaum Mason adalah oknum sentral yang mengendalikan Amerika.
Sedikit menyinggung tentang sosok Abraham Lincoln, penembakan terhadap dirinya hingga kini masih misterius. Kasus pembunuhan Lincoln saat ini menjadi kasus yang tak terungkap (Dark Case). Banyak opini beredar yang menyatakan bahwa Lincoln dibunuh oleh kaum Mason, ada juga yang menyatakan bahwa Lincoln sendiri sebenarnya anggota Freemason namun “murtad” dan karena itu pula akhirnya ia dibunuh kaki-tangan Freemason.
Dalam film “Transformers-3 Dark of The Moon” dan juga dalam serial kartunnya, patung Lincoln ini ditembak dan dihancurkan oleh Megatron –tokoh antagonis pemimpin Decepticon– lalu kursinya diduduki Megatron sambil mengawasi para Decepticon yang datang dari bulan menuju bumi untuk mengambil-alih kekuasaan planet ini serta memperbudak umat manusia. Entah apakah maksud adegan tersebut bahwa setiap Presiden Amerika harus patuh akan titah Freemason sehingga yang membelot harus dimusnahkan, atau ada maksud yang lain? Tentu saja dalam dunia konspirasi kita takkan bisa memecahkan segala misteri dengan jawaban seratus persen yakin. Tapi yang jelas, nyaris mustahil untuk seseorang bisa menduduki Oval Office (kantor presiden AS) kecuali mendapat sokongan dari kaum Mason.
Dari sekian banyak indikator di atas, inti yang bisa ditangkap adalah; kita dapat mengetahui siapa sesungguhnya “mereka” yang selama ini memboncengi pemerintahan Amerika dalam memonopoli percaturan politik dunia. Dan jika kita kembali ke awal tulisan tentang teori evolusi, maka kita akan temukan realita yang mencengangkan. Karena teori evolusi ini sebenarnya bukanlah “murni” penemuan Charles Darwin. Tidak lain Darwin hanya mengekor serta mengembangkan gagasan dan pemikiran kakeknya yang bernama Erasmus Darwin. Lantas dari mana Erasmus Darwin mendapatkan gagasan tentang evolusi dan dari mana minatnya akan subjek ini datang?
Dalam menjawab pertanyaan ini, penulis Muslim produktif asal Turki bernama Adnan Oktar –yang lebih dikenal dengan Harun Yahya– berkomentar; “Setelah pencarian saksama akan jawaban pertanyaan ini, kami menemukan fakta penting bahwa Erasmus Darwin adalah seorang Mason. Namun, ia pun bukan sekedar Mason biasa, ia adalah salah seorang Imam tertinggi di organisasi ini. Ia adalah Imam dari loji Canongate yang terkenal di Edinburg, Skotlandia. Lebih jauh lagi, ia memiliki hubungan erat dengan kaum Mason Jacobin yang menjadi pengorganisir revolusi di Prancis saat itu, dan dengan ‘Illuminati’, yang tujuan utamanya adalah membantu pengembangan kebencian terhadap agama. Artinya, Erasmus Darwin adalah nama penting dalam organisasi-organisasi anti-agama di Masonik Eropa.”
New World Order; Paham Kuno, Tampilan Baru
Agaknya penulis tidak perlu memperpanjang lagi dalam membahas sepak terjang kaum anti-Tuhan dalam mewujudkan impian mereka membangun sebuah imperialisme sekuler yang terlepas dari segala ikatan Samawi. Di akhir pembahasan ini, penulis hanya ingin menegaskan tentang visi-misi yang mereka perjuangkan serta kolerasi terhadap sejarah masa lampau dan yang akan datang dengan menyatakan bahwa apa yang mereka usung sekarang bukanlah suatu hal yang baru. Dunia kini sedang mengulang sejarahnya kembali!
Dan seperti biasa, kali ini penulis juga memulainya dengan menggunakan kacamata analisa yang terdapat dalam skenario film ini. Maka perhatikanlah perkataan Sebastian Shaw dalam adegannya ketika mendatangi CIA dimana kumpulan remaja Mutant tengah berkumpul di situ. Ia berkata dengan kalimat yang sarat dengan kesombongan dan nafsu memperbudak serta ingin dituhankan,
“My friends, there’s a revolution coming. When mankind discovers who we are, what we can do. Each of us will face a choice. Be enslaved, or rise up to rule. Choose freely, but know that if you are not with us, then by definition you are against us. So, you can stay, and fight for the people who hate, and fear you. Or you can join me. And live like kings… And Queens.”
(Teman-teman, revolusi telah tiba, saat manusia menyadari siapa kita dan apa kemampuan kita. Masing-masing dari kita menghadapi pilihan. Menjadi budak atau bangkit berkuasa. Silahkan pilih. Tapi jika kalian tak bersama kami, berarti kalian melawan kami. Jadi kalian bisa tetap di sini dan berjuang demi orang yang membenci dan takut pada kalian, atau kalian bisa bergabung bersamaku dan hidup seperti raja… dan ratu).
Percakapan di atas adalah yang paling penting untuk diketahui. Karena ini menyangkut agenda yang Telah, Sedang dan Akan selalu diperjuangkan kaum atheis sepanjang masa. Dalam naskah di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa poin penting, di antaranya;
Pertama, “Ketika Manusia Sadar Akan Kemampuan Kita” (When mankind discovers who we are, what we can do)
inilah puncak kesombongan sebuah makluk, ketika dia menganggap mampu berkuasa terhadap segalanya. Lalu bandingkan dengan perkataan Fir’aun;
وَنَادَى فِرْعَوْنُ فِي قَوْمِهِ قَالَ يَا قَوْمِ أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ وَهَذِهِ الأَنْهَارُ تَجْرِي مِنْ تَحْتِي أَفَلا تُبْصِرُونَ – أَمْ أَنَا خَيْرٌ مِنْ هَذَا الَّذِي هُوَ مَهِينٌ وَلا يَكَادُ يُبِينُ (الزخرف : 51-52)
Dan Fir’aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: “Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir Ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai Ini mengalir di bawahku; Maka apakah kamu tidak melihat(nya)? – Bukankah Aku lebih baik dari orang yang hina Ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)? (Q.S. al-Zukhruf: 51-52)
Sungai Nil adalah sumber kehidupan bagi rakyat Mesir di era Fir’aun hingga era Mubarak dan akan terus berkelanjutan hingga masa yang telah ditentukan Allah. Disini Fir’aun dengan pongahnya menolak dakwah Nabi Musa Kalimullah dan menyatakan bahwa Fir’aun lah satu-satunya pengendali mutlak kehidupan bangsa Mesir. Fir’aun ingin menunjukkan kepada rakyatnya bahwa dialah yang memiliki “Kemampuan” bukan Nabi Musa yang menurutnya rendah dan hina –na’udzubillah–. Namun akhir hayat setiap durjana selalu mengenaskan, hingga kemudian hari Fir’aun sendiri mati tenggelam di perairan laut merah lalu jasadnya dimuntahkan oleh lautan yang hingga kini mayatnya masih tersimpan utuh di Museum Nasional Mesir yang terletak di kawasan Tahrir Square .
Kedua, “Semua Orang Menghadapi Pilihan; Menjadi Penguasa atau Menjadi Budak.” (Each of us will face a choice. Be enslaved, or rise up to rule.)
Biasanya, seorang diktator lalim yang ingin berkuasa selalu memberikan tawaran kepada orang-orang yang akan direkrut. Ia pun lalu memberikan iming-iming imbalan kenikmatan duniawi. Tawaran menggiurkan ini tidak mudah ditolak kecuali oleh manusia yang tahan godaan, karena mereka tahu bahwa segala kenikmatan yang diberikannya tak lebih dari fatamorgana sesaat. Dan orang-orang yang menolak untuk mengikutinya, tentu saja akan disiksa dan diperbudak. Lalu samakanlah perkataan Sebastian di atas dengan perilaku Dajjal dalam hadits di bawah ini,
عَنْ رِبْعِىِّ بْنِ حِرَاشٍ قَالَ اجْتَمَعَ حُذَيْفَةُ وَأَبُو مَسْعُودٍ فَقَالَ حُذَيْفَةُ « لأَنَا بِمَا مَعَ الدَّجَّالِ أَعْلَمُ مِنْهُ إِنَّ مَعَهُ نَهْرًا مِنْ مَاءٍ وَنَهْرًا مِنْ نَارٍ فَأَمَّا الَّذِى تَرَوْنَ أَنَّهُ نَارٌ مَاءٌ وَأَمَّا الَّذِى تَرَوْنَ أَنَّهُ مَاءٌ نَارٌ فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَأَرَادَ الْمَاءَ فَلْيَشْرَبْ مِنَ الَّذِى يَرَاهُ أَنَّهُ نَارٌ فَإِنَّهُ سَيَجِدُهُ مَاءً ». قَالَ أَبُو مَسْعُودٍ هَكَذَا سَمِعْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ.
Hadits riwayat Imam Muslim –Dari Rib’iy bin Hirasy berkata; (suatu saat) Hudzaifah tengah berkumpul dengan Abu Mas’ud, lalu berkatalah Hudzaifah; Aku lebih mengetahui perihal Dajjal daripada ia. Sesungguhnya Dajjal itu memiliki “sungai air” dan “sungai api”. Apa yang kalian lihat sebagai api, sesungguhnya itu adalah air. Dan yang kalian lihat sebagai air, itu sesungguhnya api. Maka barang siapa di antara kalian yang menginginkan air lalu mendapatinya, maka minumlah dari apa yang kalian lihat sebagai api, karena itu sesungguhnya air. Lalu Abu Mas’ud berkata; beginilah aku mendengar Nabi Muhammad –shalallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda. (Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyrath al-Sa’ah – Bab Dzikri Dajjal wa Shifatuhu wa Ma Ma’ahu).
Di akhir zaman nanti, Dajjal akan menawarkan dua opsi bagi setiap manusia, “api” atau “air”. Pengikut Dajjal tentunya akan memilih “air kenikmatan” yang akan diberikan di dunia ini, namun di akhirat yang mereka dapatkan hanyalah api neraka. Sedangkan orang mukmin yang bertakwa, berani memilih “api siksaan” karena mereka yakin di akhirat akan mendapatkan surga yang di bawahnya mengalir sungai Salsabila.
Lantas masalah perbudakan di zaman sekarang jangan melulu ditafsirkan secara rigid. Karena secara kontekstual, perbudakan di masa kini tak lain adalah pemberian hutang dari negara kuat dengan dalih “bantuan” kepada negara lemah nan miskin dengan bunga riba yang sengaja dibina dan takkan pernah terbayarkan selamanya. Ketergantungan seperti inilah yang akan menciptakan adanya “negara tuan” dan “negara budak”, di mana “negara tuan” hanya tinggal menunggu setoran minyak bumi dan hasil tambang dari “negara budak” hingga seluruh Sumber Daya Alamnya tersedot habis.
Ketiga, “Tidak Bersama Kami, Berarti Melawan Kami” (Choose freely, but know that if you are not with us, then by definition you are against us.)
Ini adalah penegasan dari sebelumnya, bahwa setiap orang yang mencoba untuk menghadang langkah “mereka”, berarti memilih untuk menjadi rival, oposisi, lawan dan musuh bebuyutan bagi “mereka” yang berkuasa. Konsekuensinya, kelompok lawan tersebut akan mendapat tamparan keras sebagai balasan akan “pembelotan”nya. Maka cermati apa yang dilakukan raja Babilon, Namrudz la’natullah terhadap Khalilurrahman Ibrahim –‘alihissalam– ketika beliau menolak tunduk terhadap kekafiran Namrudz,
فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا اقْتُلُوهُ أَوْ حَرِّقُوهُ فَأَنْجَاهُ اللَّهُ مِنَ النَّارِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (العنكبوت : 24)
Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: “Bunuhlah atau bakarlah dia”, lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. al-Ankabut: 24).
Saat itu umat Nabi Ibrahim telah menyekutukan Allah, lantas mereka membakar “Ayah Para Nabi” ini lantaran beliau tak sudi mengikuti paganisme Babilon. Sama halnya dengan Namrudz zaman sekarang seperti George W. Bush yang membunuh ribuan umat bertauhid lantaran mereka menentang keserakahan ambisinya. Maka sangat masyhur ungkapan Bush yang menyatakan,
“Every nation in every region now has a decision to make: Either you are with us, or you are with the terrorist. From this day forward, any nation that continues to harbor or support terrorism will be regarded by the United States as a hostile regime.”
(Setiap bangsa di mana pun juga kini harus membuat sebuah keputusan; apakah kalian bersama “kami” atau bersama teroris, Mulai hari ini dan seterusnya, setiap negara yang menyembunyikan atau mendukung terorisme, akan dianggap oleh Amerika Serikat sebagai rezim yang melawan).
Maling teriak maling, teroris teriak teroris, itulah Namrudz.
Keempat, “Bersama Kami, Hidup Bagaikan Raja dan Ratu” (Or you can join me. And live like Kings… And Queens)
Ini adalah konsekuensi kedua, ketika seseorang lebih cinta terhadap dunia, rela kepada kekufuran dan memilih imbalan manusia daripada Allah ta’ala. Maka ia akan mendapatkan segala kenikmatan dunia, kedudukan tinggi di dunia, hidup bagaikan raja dan ratu di dunia. Namun di akhirat kelak, semuanya akan berbalik 180 derajat. Maka cermatilah perkataan Fir’aun yang akan memberikan imbalan besar kepada para penyihirnya jika mereka dapat mengalahkan Mukjizat Nabi Musa.
وَجَاءَ السَّحَرَةُ فِرْعَوْنَ قَالُوا إِنَّ لَنَا لأَجْرًا إِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغَالِبِينَ – قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ لَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ (الأعراف : 113 – 114)
Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Fir’aun mengatakan: “(Apakah) Sesungguhnya kami akan mendapat upah, jika kamilah yang menang?” – Fir’aun menjawab: “Ya, dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku).” (Q.S. al-A’raf: 113-114)
Fir’aun berkata kepada para penyihirnya bahwa mereka akan menjadi orang-orang yang dekat kepadanya (hidup seperti raja) sama persis dengan perkataan Sebastian Shaw yang berujar, “And live like kings… And Queens.” Namun yang perlu diketahui, bahwa para penyihir Fir’aun tersebut ketika berhadapan langsung dengan Nabi Musa, seketika saja mereka memeluk Akidah Tauhid dan melawan Fir’aun yang menyebabkan mereka akhirnya dibunuh secara keji dan syahid di atas tiang salib.
قَالَ آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَلَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلافٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عَذَاباً وَأَبْقَى (طه : 71)
Berkata Fir’aun: “Apakah kamu Telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepada kalian. Maka Sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kalian pada pangkal pohon kurma dan sungguh akan kalian ketahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.” (Q.S. Thaha: 71).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Fir’aun menuduh Nabi Musa melakukan sihir, padahal Fir’aun sendiri “rajanya” tukang sihir. Dari dulu hingga sekarang sama saja, penyihir teriak penyihir, teroris teriak teroris, itulah Fir’aun.
Dari sini kita sadar, bahwa kaum anti-Tuhan selalu memiliki ideologi yang sama dari masa ke masa, bahkan perilaku dan lagak bicaranya pun serupa, hanya oknum saja yang berebeda. Selain itu kita sadar juga bahwa Al-Qur’an dan Sunnah telah mengabarkan kita tentang hal tersebut. Lagi-lagi semua kembali kepada kita, siapa yang akan kita ikuti dan opsi mana yang akan kita pilih; semua “bebas” untuk menentukan pilihan masing-masing. Tak perlu ditakuti tentang Namrudz dan Fir’aun karena mereka telah tiada dan zaman mereka pun telah berakhir. Namun di masa depan masih ada Dajjal yang akan segera muncul. Apakah umat manusia siap untuk menolak “air” yang ia tawarkan dan berani memilih “api”nya?
Dan sebelum mengakhiri tulisan ini, penulis ingin menyitir perkataan Harun Yahya yang sangat penting untuk kita ketahui bersama, bahwa beliau berkata; “Orang Muslim yang menganggap evolusi sebagai teori yang tak berbahaya, sekalipun sangat berseberangan dengan fakta penciptaan, lalu berdiam diri dan menyaksikannya berkembang, sebenarnya sedang membantu teori itu mencengkeram masyarakat secara lebih luas dan lebih kuat. Jadi, mereka sedang membiarkan paham atheisme tumbuh lebih kuat. Karena alasan ini, kaum Muslimin harus mengerti filsafat yang mendasari teori ini. Evolusi adalah filsafat materialis yang diungkapkan secara “ilmiah”. Filsafat materialis pada gilirannya, sesungguhnya berarti paham atheisme.”
Pernyataan yang senada diutarakan juga oleh Dr. Yusuf al-Qaradhawi dalam bukunya “Fiqh al-Lahwi wa al-Tarwih” (Fikih Hiburan dan Entertainment) dimana beliau melarang kartu permainan Pokemon dan serial televisinya karena mengandung banyak unsur negatif untuk anak-anak. Alasan pertama, permainan kartu Pokemon dianggap terlarang karena mengandung unsur judi di dalamnya, dan jelas, judi (al-qimar wa al-maysir) diharamkan secara eksplisit dalam Surat al-Maidah ayat: 90 . Yang kedua, dalam serial televisi Pokemon berikut kartu permainannya terdapat simbol seperti bintang David dan syiar-syiar Israel, Freemason serta ajaran Shinto. Dan jika anak-anak dalam masa pubertas “mengkonsumsi” tontonan seperti ini akan memberi dampak negatif dalam jiwa mereka yang membekas dalam kurun waktu sangat lama.
Dan ketiga, dalam serial Pokemon terdapat bahaya yang mengancam akidah anak-anak, karena di dalamnya terdapat ajaran Darwinisme yang menjejali pikiran mereka bahwa yang Kuat dapat bertahan hidup dengan menumpas yang Lemah sebagaimana mekanisme seleksi alam. Selanjutnya, Syaikh al-Qaradhawi memaparkan dampak negatif lainnya yang menyerang pikiran anak-anak sehingga mempengaruhi akhlak dan akalnya.
Dengan demikian, pernyataan saintis Muslim sekelas Harun Yahya berikut tandasan Sang Mufti sekaliber Syaikh Yusuf al-Qaradawi, memperkuat argumen bahwa tulisan ini bukan sekedar lebay belaka. Tulisan ini hanyalah respon spontan yang mencoba untuk membuka celah kecil dari sekian banyak kebenaran yang tersembunyi, supaya kita umat Islam tidak terus-menerus dikelabuhi oleh media massa yang ingin memperbudak kita. Dan agar kita tidak selamanya dijadikan bahan tertawaan oleh kaum atheis-propagandis yang terlalu lama mempermainkan kita. Wal-akhir, semua kembali kepada pribadi kita masing-masing untuk bangun dan sadar akan tipuan yang terus mengepung di sekeliling kita. Wallahu Ta’ala A’lam bi-s-Shawab.
Oleh: Musa Yusuf
YM & FB: [email protected]
=========================================
Referensi:
- Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahannya
- Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Qurthuby, “Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an”
- Abu al-Husain bin al-Hajjaj bin Muslim (Imam Muslim), “Al-Jami’ al-Shahih (Shahih Muslim)”
- Abu al-Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir al-Dimasyqi (Ibnu Katsir), “Qashash al-Anbiya'”
- Abu al-Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir al-Dimasyqi (Ibnu Katsir), “Tafsir Al-Qur’an al-Adzim”
- Abu Ja’far Muhammad bin Jarir al-Thabary, “Jami’ al-Bayan fi Ta’wil Al-Qur’an”
- Adian Husaini, “Nurcholish Madjid: Kontroversi Kematian dan Pemikirannya” (.ppt file)
- Adnin Armas, “Modernisasi dan Islamisasi” (.ppt file)
- Harun Yahya, “Ancaman Global Freemasonry”
- Harun Yahya, “Keruntuhan Teori Evolusi”
- Harun Yahya, “Mengapa Darwinisme Beretentangan dengan Al-Qur’an?”
- Harun Yahya, “Menyibak Tabir Evolusi”
- Rizki Ridyasmara, “Codex; Konspirasi Jahat di Atas Meja Makan Kita”
- Su’ud Shabry, “Al-Ifta’ ‘Inda Syaikh al-Qaradhawi, al-Manhaj wa al-Tathbiq”
- The Arrival, a film by Noreagaa & Achernahr Production
- Davidicke.com
- Wikipedia.com