SOLO (Arrahmah.com) – Dalam jumpa persnya hari Sabtu di Markas Pusat JAT di Jalan Batik Keris, Cemani, Sukoharjo, Sabtu (15/5). Ustad Abu Bakar Ba’asyir sekaligus menyatakan polisi telah melakukan fitnah pada dirinya terkait rekontruksi beberapa hari lalu di markas JAT Wilayah Jakarta tepatnya di Pejaten, Jakarta Selatan. Menurut beliau, rekontruksi yang melibatkan dirinya yang diperankan orang lain itu adalah mengada-ada.
“Itu jelas fitnah dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan saya. Kalau memang kegiatan (rekonstruksi) itu melibatkan saya kenapa harus diperankan orang lain. Saya dipanggil saja pasti akan datang untuk menjelaskannya,” kata beliau didepan para wartawan,Sabtu (15/5).
Ustad Abu menyatakan tidak tahu adegan atau peristiwa apa yang direkonstruksi oleh polisi tersebut. Dia mengakui adanya rekonstruksi yang melibatkan seseorang yang memerankan dia dan diberi tag nama Abu Bakar Ba’asyir itu dari warga sekitar Pejaten yang menghubunginya setelah menonton rekonstruksi dan juga dari informasi media.
“Penangkapan para anggota JAT itu jelas-jelas telah merugikan nama jamaah kami. Dengan dilepaskannya sebagian besar dari mereka yang telah ditangkap di Pejaten, membuktikan jamaah kami tidak berkaitan dengan gerakan terorisme,” pungkasnya.
Selain itu, selaku Amir JAT, ustad Abu meminta Pemerintah segera merehabilitasi nama jamaahnya serta sejumlah anggotanya yang ditangkap namun akhirnya dilepas karena tidak cukup bukti dalam keterlibatannya dalam terorisme. Sekaligus beliau menegaskan bahwa JAT adalah organisasi formal yang terbuka sehingga hanya akan menempuh cara-cara legal dan tidak terkait dengan terorisme.
Ustad Abu juga sekali lagi mendesak polisi untuk segera membuka segel dan garis polisi yang terpasang di kantor JAT Wilayah Jakarta. Alasannya, rumah kontrakan yang dijadikan kantor JAT tersebut masih dibutuhkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan, seperti dikutip dari detik.com. (muslimaily/arrahmah.com)