BEKASI (Arrahmah.com) – Menanggapi perusakan beberapa kaca nako jendela pos satpam dan kantor di Perguruan Santo Bellarminus Bekasi, yang mengatasnamakan FPI Bekasi, Ketua FPI Bekasi Raya, KH Murhali Barda membantah dengan tegas. Menurutnya, seluruh kronologis perusakan beberapa kaca pos satpam Bellarminus yang terjadi pada Rabu tengah malam (5/5) itu penuh dengan kejanggalan.
“Insiden itu tidak tepat disebut penyerbuan, tapi pengerusakan ringan yang penuh dengan kejanggalan,” tegas Murhali kepada voa-islam di Bekasi, Kamis malam (6/5).
Murhali juga membantah bahwa tudingan bahwa insiden memalukan tersebut dilakukan oleh laskar yang dipimpinnya. Alasannya, karena semua aktivitas dan agenda kelaskaran FPI di bawah komandonya, dan pada saat insiden tersebut, FPI tidak ada agenda apapun.
“Seluruh aktivitas dan agenda kegiatan FPI Bekasi, langsung di bawah komando saya. Sampai detik ini belum ada instruksi apapun dari saya,” bantahnya.
Menurut analisa Murhali, ada banyak kejanggalan dalam insiden perusakan pos satpam di Santo Bellarminus.
Kejanggalan pertama, karena dengan begitu mudahnya mereka masuk ke dalam pelataran tersebut, dan oleh satpam tidak ada perlawanan, tak ada pencegahan sama sekali.
“Ini aneh sekali, kenapa satpam yang sudah terlatih melakukan pengamanan dengan beberapa senjata yang dimiliki itu membiarkan anak-anak remaja begitu saja tanpa ada tindakan pencegahan?” tanya dia.
Kejanggalan lainnya, berdasarkan keterangan satpam, ketika para pelaku mengaku Laskar FPI, tapi cara berpakaiannya tidak khas FPI, bahkan jauh dari keislaman, misalnya pakai celana pendek dan mencuri telepon genggam.
“Laskar FPI memiliki seragam standar. Tidak ada seragam kaos hitam. Bagi laskar FPI, apalagi saat berdakwah dan berjihad, memakai celana kolor dan mencuri HP adalah aib yang tidak bisa ditolerir,” kata dia.
Mengenai kemungkinan pelaku perusakan beberapa kaca di pos satpam dan kantor Bellarminus, Murhali menganalisa hanya ada dua kemungkinan. Seandainya pelakunya adalah orang Islam, itu terjadi karena ketidaksabaran umat Islam atas kinerja Polri yang kurang serius menangani kasus penghinaan umat Kristen terhadap Islam. Tapi Murhali menyatakan bahwa kemungkinan ini kecil sekali.
Alasannya, menurut Murhali, kerusakan di Perguruan Bellarminus sangat sepele, tidak seimbang dengan penghujatan terhadap Islam yang dilakukan di blog Bellarminus. Karenanya, Murhali mencurigai pelaku perusakan itu adalah kelompok non Muslim.
“Secara logika saja, kerusakan dari orang yang marah akibat dihina akidahnya, tidak sebanding dengan kerusakan di pos Satpam. Yaitu hanya beberapa kaca nako pecah. Ini adalah kejanggalan yang besar,” tegas Murhali.
Murhali mengingatkan agar aparat bertindak cepat dan cermat, agar kasus sepele ini tidak dimanfaatkan para provokator untuk mengeruk keuntungan pribadi.
“Polisi harus cepat dan cermat menyelesaikan kasus ini. Insiden perusakan kaca pos satpam Perguruan Bellarminus dan pelaku penghujatan blog Santo Bellarminus harus segera ditangkap, agar tidak disusupi oleh pihak luar yang mengambil keuntungan,” pesan Murhali.
Senada itu, Koordinator Tim Investigasi Front Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB), Syamsuddin, mencurigai perusakan itu dilakukan kelompok non Islam.
“Kalau perusakan itu dilakukan oleh orang Islam, pastilah seluruh gedung itu rata dengan tanah. Karena penghujatan dalam blog itu sudah menginjak-injak seluruh ajaran Islam,” jelasnya. “Tidak mungkin umat Islam memakai celana kolor,” tambahnya.
Menurut Syamsuddin, dalam kasus ini netralitas dan profesionalisme aparat kepolisian sedang dipertaruhkan.
“Selama ini, kalau umat Islam pelakunya diusut sampai ke akar-akarnya lalu dicap teroris. Sementara kalau pelakunya non Islam, seperti Johanes Raditya Boliana alias Joy dan Felix, sampai saat ini belum ditangkap,” ujarnya.
Karenanya, Syamsuddin berpesan agar polisi secepatnya menangkap pelaku penghujatan dalam blog Bellarminus, agar tidak terjadi kekacauan yang lebih besar.
“Kalau tidak cepat, dikhawatirkan para pelaku penghujatan itu akan ditangkap sendiri oleh umat Islam. Keadaan makin kacau!” pungkasnya. [voa-islam/arrahmah.com]