PADANG (Arrahmah.com) – Direktur International Institute of Islamic Thought (IIIT) South East Asia Drs Mohammad Siddik MA, mengatakan, berdasarkan penelitian menunjukkan orang-orang Barat di dunia kini banyak yang memperdalam pengetahuan mereka untuk memahami Islam.
“Ini terjadi karena mereka tidak mampu mengatasi persoalan ekonomi dan sosial mereka, apalagi dalam menjawab ilmu alam,” kata Mohammad Siddik di sela seminar internasional “Islamic Epistemology and Education Reform”, di Kampus Unand Limau Manis Padang, Sabtu (1/5).
Sebagai pembicara dalam seminar tersebut adalah Prof Dr Mulyadhi Kartanegara dari Universitas Islam Jakarta, Prof Dr Said Ahmad dari universiti Putra Malaysia, dan Prof Dr Bustanuddin Agus MA dari Universitas Andalas.
Menurut Siddik, ilmu pengetahuan yang mereka gali dan kembangkan ternyata tidak semua bisa dipahami hanya dengan akal saja.
Penelitian yang dilakukan seorang ilmuwan asal Perancis hingga telah menulis sebuah buku tentang Bibel, dan Al Quran dalam ilmu modern (khsusunya Al Islam), justru mengakui bahwa kandungan Al Quran ternyata luar biasa memuat semua pengetahuan tentang alam.
“Bahkan banyak dari para peneliti itu yang masuk menjadi Muslim,” katanya, peristiwa demikian telah membuktikan bahwa Islam itu tidak mengenal dikotomi dalam bidang ilmu apa saja.
Siddik mengatakan, dengan dasar itu kini Islam makin berkembang di dunia, hingga di Amerika Serikat penganutnya kini sudah berdiri sebanyak 400 unit masjid yang sebelumnya hanya satu unit masjid. Warga Amerika Serikat berbondong-bondong masuk Islam, juga karena terjadinya kekosongan jiwa pada mereka.
Karena itu, katanya berharap, Universitas Andalas ke depan dapat menjadi pusat pengembangan Ilmu Islam.
Rektor Universitas Andalas, Musliar Kasim menyambut harapan Direktur IIIT itu, dan selanjutnya melakukan sejumlah persiapan antara lain digelarnya workshop “Islamic Epistemology and Education Reform” itu.
“Setelah workshop internasional itu, Unand akan menindaklanjutinya dengan pada seluruh program studinya, antara lain mulai dari fakultas kedokteran dan Pertanian,” katanya.
“Dalam ilmu pertanian misalnya, proses foto sintetis, atau terjadinya buah padi semuanya tidak bisa dibuat oleh manusia melainkan atas kehendak penciptanya yakni Allah SWT,” katanya. (ant/arrahmah.com)