Jakarta (Arrahmah.com). Masih ingat kasus penembakan di Gang Asem, Pamulang 9 Maret 2010? Hasan Nour atau jenazah nomor 003 (sebutan dari polisi) yang gugur bersamaan dengan Nico Prestiando atau Ridwan, akhirnya dimakamkan kemarin, 12 April 2010 di TPU Pondok Rangon yang berjarak sekitar 20 km dari Kramat Jati. Ketika dimandikan, dari bagian kepala darah segar terlihat masih mengalir. Padahal jenazah sudah dipeti eskan selama sebulan. Apakah ini petanda dan indikasi orang yang mati syahid?
Sang Pengawal Itu Akhirnya Dimakamkan
Hasan Nour yang gugur saat penggrebekan di Gang Asem, Pamulang, 9 Maret 2010, dipastikan adalah pengawal Dulmatin (orang yang paling dicari Amerika dan Australia), sebagaimana Nico Prestiando. Senin, 12 April 2010, tepat jam 10.00 WIB, mobil ambulan yang diikuti dua mobil lain keluar dari komplek RS Polri Kramat Jati menuju ke TPU Pondok Ranggon yang berjarak sekitar 20 km dari Kramat Jati.
Di Blok AA I liang lahat sudah disiapkan, letaknya hanya berjarak satu kuburan dari makam Nico Prestiando atau Ridwan. Sekitar pukul 10:30 WIB prosesi pemakaman dilangsungkan, hanya sekitar 15 orang saudara muslim, beberapa polisi dan intel yang datang di pemakaman Nour Hasan ini, tidak ada sanak keluarga yang datang. Jenazah Sang Pengawal itu pun akhirnya dimakamkan.
Darah Segar Masih Terus Mengalir
Sebelumnya, pada pukul 08.00 WIB, beberapa pemuda Islam datang ke RS Polri Kramat Jati untuk mengurus, memandikan dan bermaksud untuk menguburkan jenazah Hasan Nour secara Islami.
Sekitar 10 orang datang ke RS Polri pada pukul 08:00 WIB dan mulai masuk ke kamar mayat pada sekitar pukul 09:00 WIB, setelah memandikan dan mengkafani, jenazah disolatkan di mushola Asy -Syifa yang berada tepat di depan kamar mayat RS Polri.
Pada proses memandikan ini, jenazah yang sudah terlihat agak mengkisut karena di peti eskan selama sebulan ini, terlihat adanya beberapa lubang tembakan di pipi kiri, kepala belakang, punggung dan di bagian rusuk kiri. Pada saat dimandikan, dari bagian kepala darah terlihat masih mengalir, sampai pada proses mengkafani, hingga kafan di bagian kepala pun basah oleh darah.
Hal ini sangat aneh, namun diyakini begitulah ciri dan indikasi orang yang mati syahid, yakni darah segar akan terus mengalir dari lukanya, bahkan sampai nanti ketika Allah mengumpulkan seluruh manusia di padang mashsyar. Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/muslimdaily/arrahmah.com)