LONDON (Arrahmah.com) – Kepala intelijen mengatakan bahwa penggunaan situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter oleh para “teroris” untuk menyebarkan pengaruhnya kian meningkat.
Situs jejaring sosial digunakan oleh para “teroris” untuk berkomunikasi dan saling berhubungan tanpa harus bertatap muka dan agen intelijen sangat dibutuhkan untuk menguasai kemampuan komputer mereka untuk memonitornya.
Dia juga memperingatkan bahwa Inggris mungkin akan menjadi “pincang” atas keberhasilan serangan cyber.
Direktur Jenderal MI5 Jonathan Evans mengumumkan pengurangan anggotanya kepada parlemen pada bulan lalu, lapor Daily Mail.
“Aku pikir beberapa staff mungkin harus diberhentikan untuk tujuan kami di masa depan,” ujarnya.
Rekrutmen akan dibuka dan mereka mencari para lulusan komputer.
“Musuh kami menggunakan metode apapun untuk menyerang termasuk menggunakan teknologi. Kami harus lebih mawas diri atas ancaman serangan cyber dan generasi tua MI5 harus melengkapi dirinya dengan kemampuan penggunaan komputer dan teknologi terkini.”
Basis MI5 terbesar berada di London dan yang kedua berada di Belfast. Saat ini beranggotakan sekitar 3.500 orang dan akan ditingkatkan di tahun mendatang menjadi 4.100 orang.
Kemarin (12/4) basis MI5 di Belfast mendapat serangan bom mobil. Namun dilaporkan bahwa tidak ada korban dalam ledakan tersebut. (haninmazaya/ansar/arrahmah.com)