WASHINGTON (Arrahmah.com) – Gedung Putih kembali mengatakan pada hari Senin (5/4) bahwa pihaknya bermasalah dan ‘frustrasi’ terhadap gelagat Presiden Afghanistan Hamid Karzai yang mengancam akan bergabunga dengan Taliban dan menuduh Amerika Serikat mencampuri urusan negaranya.
“Pernyataan itu sangat mengganggu dan substansi dari pernyataan ini tidaklah benar sama sekali,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Robert Gibbs kepada wartawan.
Juru bicara atas Presiden Barack Obama itu mengatakan bahwa masalah dengan Presiden Karzai akan dapat membahayakan operasi militer AS di negara itu.
Reaksi Gibbs terhadap komentar Presiden Karzai dibuat pada hari Sabtu saat pertemuan khusus dengan anggota parlemen Afghanistan. Mereka bertemu setelah Karzai menelepon Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton pada hari Jumat untuk memperbaiki hubungan pasca ledakan pekan lalu. Dalam pernyataan sebelumnya, Karzai menuduh pemerintah barat menyabot pemilihan.
Namun Gibbs menjelaskan bahwa Gedung Putih masih fokus pada kerja samanya dengan pemerintah Karzai dan pertemuan antara Presiden Obama dan Karzai yang dijadwalkan pada 12 Mei mendatang di Washington.
Sementara itu, menurut Asisten Urusan Publik Departemen Luar Negeri AS PJ Crowley menjelaskan ancaman Presiden Karzai untuk bergabung dengan Taliban membuatnya tak habis pikir dan menambahkan bahwa “Kami terganggu oleh komentarnya beberapa minggu lalu. Kami pikir kami telah menanganinya dan kami akan terus bergerak.”
Crowley mengatakan Amerika ingin melihat “pemerintah Afghanistan bertanggung jawab terhadap wilayah-wilayah vital dan menunjukkan jenis kepemimpinan yang diharapkan rakyat Afghanistan.”
Mengomentari pernyataan Presiden Karzai yang memberi kewenangan pada para pemimpin suku Afghanistan untuk memutuskan apakah akan ada operasi militer di Kandahar ataukah tidak, Crowley berkata: “Kami tidak akan memberikan kekuasaan veto pada pemimpin suku tertentu atas apa yang telah kami rencanakan dan tentu saja sikap pemerintah nasional Afghanistan sangat penting untuk stabilitas dan keamanan Afghanistan.” (althaf/dawn/arrahmah.com)