Hari ini di kota New York, penyiksaan AS terhadap tahanan Muslim yang tidak melakukan tindak kriminal dan tidak diadili terlebih dahulu telah terjadi
Dalam tiga tahun terakhir, Syed Fahad Hashmi telah berada di ruang isolasi berukuran kecil dengan dilengkapi pengawasan ketat video dan audio. Saat menggunakan kamar mandi pun ia dijaga oleh kamera Ia sama sekali tidak melihat matahari selama bertahun-tahun. Ia makan seorang diri di sel kecilnya. Ia tidak bertemu dengan tahanan lain dan ia tidak diijinkan untuk berkomunikasi dengan tahanan lain. Ia tidak bisa menulis surat untuk teman, ia tidak dapat menghubungi kerabatnya. Ia pun tidak diijinkan untuk melaksanakan sholat berjamaah. Ia hanya mendapatkan surat kabar harian yang telah usang. Satu jam sehari ia dibawa ke ruang lain dimana ia berada dalam isolasi total.
Anak-anak selalu mempelajari bahwa Konstitusi AS melindungi orang-orang yang menjadi tertuduh kasus kriminal. Tidak ada satupun yang mendapat hukuman atas eksalahannya sebelum ia diadili. Di dalam pengadilan, berlaku praduga tak bersalah. Mereka boleh melindungi diri mereka. Di bawah Amandemen Delapan Konstitusi AS, melarang dilakukannya aniaya dan hukuman. Namun itu semua hanya aturan yang sewaktu-waktu bisa diubah sesuai kepentingan penguasa.
Hukuman terhadap Mr. Hashmi yang telah bertahun-tahun menunggu untuk diadili tidak seperti apa yang tertulis di atas. Dalam ruang isolasi selama bertahun-tahun, ia menolak untuk dibela oleh seorang pengacara. Ia hanya boleh menemui Penasehat Investigasi dari pemerintah. Ia tidak diperbolehkan melihat dokumen apapun terkait dirinya yang telah dibuat oleh otoritas. Ia tidak boleh berhubungan dengan media apapun. Satu dari anggota keluarganya boleh mengungjunginya dari sebuah layar selama satu jam setiap minggunya.
Jika Konstitusi melarang aniaya dan hukuman, lalu kita menyebutnya apa untuk kasus Mr. Hashmi? Tim medis mengatakan bahwa setelah 60 hari berada dalam ruang isolasi, mental seseorang akan menurun drastis. Itu berarti ia bisa panik, bermasalah dalam tidur, depresi, marah, dan sangat sensitif. Di bawah standar internasional HAM, ruang isolasi yang di dalamnya dilakukan penganiayaan dilarang. AS yang notabene “menjunjung tinggi” HAM, tidak mempedulikan standar tersebut.
Siapakah laki-laki ini? Syed Fahad Hashmi besar di Quenns dan bersekolah di Brooklyn. Ia menjadi salah seorang aktivis Muslim. Ia pindah ke London dan menerima gelar Master di sana.
Pengadilan federal telah mendengar kasusnya, namun belum bertindak apapun.
Alasan mengapa ia berada dalam ruang isolasi selama bertahun-tahun adalah karena ia dituduh bergabung dengan jaringan Al-Qaeda.
Mr. Hashmi dituduh membantu Al-Qaeda dengan memberikan kebutuhan para mujahidin Al-Qaeda seperti jas hujan, ponco dan kaos kaki. Ia menghubungi salah seorang anggota Al-Qaeda melalui ponsel dan mengirimkan barang-barang kebutuhan mujahid tersebut ke Afghanistan. (haninmazaya/dissidentvoice/arrahmah.com)