Dengan menyebut nama Allaah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang!
Semoga kedamaian, rahmat, dan berkah Allaah senantiasa menyertai kalian!
Surat ini kami tujukan kepada saudari kami yang berkorban di jalan Allah; dan para perempuan yang berhijrah di jalan-Nya, untuk para ibu, saudara perempuan, istri, dan putri-putri para syuhada.
Surat ini juga ditujukan untuk mereka yang berhijrah di jalan Allah dan meninggalkan tanah air serta sanak saudara mereka; juga pada mereka yang meninggalkan tanah airnya untuk melindungi agama dan kehormatan mereka.
Surat ini ditulis untuk kalian oleh saudara kalian, Mujahidin yang tengah bertempur di Chechnya.
Para muslimah yang kami kasihi, Allaah menyaksikan bahwa karena Jihad dan tugas di jalan-Nyalah kami tidak punya waktu untuk memperhatikan dan peduli pada kalian, dan kami tahu bahwa sangat sulit untuk hidup jauh dari rumah. Tapi ini jalan yang kami pilih, karena jalan ini adalah jalan untuk meraih surga, dan juga jalan untuk mewujudkan negara Islam.
Allaah SWT bersabda:
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci…” (TQS Al Baqarah [2]: 216)
Jagalah Diin dan aqidah kalian; Ingatlah bahwa kalian tidak meninggalkan negara kalian untuk hal-hal yang hanya memberikan kebahagiaan duniawi semata. Ingat bahwa dunia ini akan kalian tinggalkan, dan segala sesuatu yang ada di dalamnya adalah fana.
Allaah SWT berkata:
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa.” (TQS Ar Rahman [55]: 26)
Allaah SWT berkata:
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: “Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!” Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?” Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” (TQS An Nisaa [4]: 77)
Wahai para istri Mujahidin, bertakwalah kepada Allaah dan jagalah Diin, kehormatan, dan hijab kalian, serta berikanlah pendidikan yang baik untuk anak-anak kalian.
Allaah SWT berfirman:
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,” (TQS al Muddatstsir [74]: 28)
Kalian harus mengetahui, bahwa menjadi istri Mujahidin tidak menjamin kalian masuk surga.
Ingatlah firman Allaah SWT:
“Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (TQS al Mulk [67]: 10)
Dan kenyataan bahwa para istri nabi tidak memberikan pengaruh apapun karena sikap ingkar dan ketidakberimanan mereka kepada Allaah. Rajinlah dalam beribadah kepada Allaah dan taat hanya kepada-Nya. Saat itulah Allaah SWT akan ridha pada kalian.
Dan ketika hari kiamat tiba, kalian akan memasuki surga bersama dengan para nabi, orang-orang shalih, para syuhada dan orang-orang yang terbaik di hadapan Allaah, yakni para sahabat.
Para muslimah yang kami kasihi, kami meminta kalian untuk mengenakan hijab karena itu adalah kehormatan dan martabat bagi perempuan muslim, dan juga karena hal itu merupakan kewajiban yang dibebankan Allaah SWT pada kalian.
Allaah SWT berfirman:
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[1232] ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (TQS al Ahzab [33]: 59)
Allaah SWT pun berfirman:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (TQS an Nuur [24]: 31)
Wahai para istri kaum Muslimin, terutama para istri Mujahidin, berhati-hati dan waspadalah. Jangan biarkan musuh-musuh Allaah untuk membutakan dan menipu kalian. Kalian mengetahui, mereka selalu mencoba mengalihkan perhatian kalian dari jalan yang benar. Musuh-musuh Allaah tahu betul bahwa mengganggu seorang perempuan Muslim dari jalan yang benar berarti merusak segalanya.
Dan jika ada satu perempuan datang pada Islam, sama artinya bahwa satu keluarga akan datang kepada Islam. Dan seperti yang kita mengerti, Mujahidin akan datang dari keluarga semacam ini dan akan mengguncang orang-orang kafir. Dan di tengah-tengah keluarga inilah pasti ada para ibu dari Mujahidin, para ibu dari syuhada.
Tetapi jika ada satu saja muslimah yang tersesatkan dari jalan yang benar maka seluruh keluarganya akan rusak. Dan hanya orang-orang munafik dan musuh-musuh Allah yang akan muncul dari keluarga seperti ini. Dan sepanjang sejarah para pahlawan tangguh dalam Islam, selalu ada seorang muslimah hebat di antara mereka.
Seperti kisah bibi Rasulullaah SAW, Sofiah, putri Abdul Mutalib RA. Sofiah adalah salah satu dari mereka yang menerima Islam pada generasi pertama. Dan kakaknya adalah seorang syuhada yang terkenal, Hamzah RA, yang juga dikenal sebagai Singa Allaah.
Anaknya, Zubair, dekat dengan Nabi SAW dan sangat taat pada perintah Allaah SWT. Sofiah memberinya pendidikan sebagaimana pendidikan yang seharusnya diberikan untuk membentuk Mujahidin. Zubair adalah seorang pahlawan muslim.
Sofiah RA membiarkan Zubair membuat baju zirah dan tongkat serta belajar bagaimana menggunakannya. Sofiah tidak pernah enggan mengizinkan Zubair pergi ke tempat-tempat yang paling berbahaya, dan jika ia mundur, maka Sofiah akan marah dan memukulnya. Sekali waktu ada yang bertanya pada Sofiah: “Apakah kau memukul Zubair karena kau kesal padanya?” Maka Sofiah berkata: “Siapa yang mengatakan bahwa saya marah adalah pembohong; saya memukulnya agar dia dapat mengalahkan musuh dengan sadar dan mengambil pahala atasnya.”
Dalam kisah Abu Bakar, terdapat Asma RA yang membesarkan anak laki-lakinya, Abdullah bin Zubair, di jalan jihad. Dia mendidik Abdullah bin Zubair sampai akhirnya ia dihormati sebagaimana ayahnya, Zubair. Sekali waktu, ketika Abdullah hendak pergi ke medan perang ia datang kepada ibunya. Ketika Asma melihat bahwa Abdullah mengenakan baju besi, ia berkata: “Baju itu tidaklah pantas bagi seseorang yang menginginkan syahid, lepaskan.”
Abdullah menjawab: “Saya memakainya hanya karena saya tidak ingin mereka menghinakan tubuh saya jika saya terbunuh nanti.”
Dan kemudian ibunya berkata: “Seorang domba tidak merasakan apa-apa setelah disembelih.”
Setelah itu, dia melepas bajunya dan terbunuh dalam pertempuran.
Jika akan ada perempuan yang teguh seperti itu di antara kita maka kita akan memiliki pahlawan tangguh yang akan melindungi Diin ini dan membawa kemenangan.
Wahai istri-istri Muslim! Berhati-hatilah terhadap tipu daya musuh Islam. Dengan fitnah, mereka mencoba untuk merusak para muslimah.
Cobalah untuk tidak meninggalkan rumah sebagaimana Allaah SWT berfirman:
“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (TQS al Ahzab [33]: 33)
Berhati-hati untuk duduk bersama dengan orang asing, dan tidak bertemu dengan orang-orang yang bukan mahramnya dan jagalah diri ketika berkomunikasi dengan laki-laki yang bukan kerabat terdekat kalian.
Ingat tentang tanggung jawab kalian di dunia ini, karena tugas kita hanyalah menyembah Allah dan berjihad di jalan-Nya. Jangan lupa Jihad yang dilakukan oleh istri sahabat dan bagaimana mereka menyukai hal tersebut.
Putri Abdul Mutalib, Sofiah RA mengambil bagian dalam pertempuran di Uhud: ia membawakan air dan mengobati yang terluka. Dia berada di medan perang Uhud bersama-sama dengan keponakan Nabi Muhammad (saw), kakaknya Hamzah RA dan anaknya Zubair RA.
Usianya lebih dari 60 tahun saat Sofiah RA ambil bagian dalam pertempuran di Khandak. Semua penduduk Madinah keluar untuk perang melawan orang-orang kafir yang mengepung kota. Yahudi tinggal di salah satu sisi Madinah dan Nabi (saw) memiliki kesepakatan dengan mereka dan mereka berjanji tidak akan menghinakan dan mengkhianati umat Islam.
Ketika serangan orang-orang kafir terhadap Islam semakin kuat, orang-orang Yahudi memutuskan untuk melanggar perjanjian itu, kemudian mereka berniat menjadikan para perempuan dan anak-anak Muslim sebagai tawanan. Pada waktu itu umat Islam telah mengumpulkan semua perempuan dan anak-anak di rumah Hassan Ben Sabat. Orang Yahudi mulai menyusup ke rumah itu dan Sofiah RA melihat mereka. Dan kemudian Sofiah RA berkata: “Jika orang-orang Yahudi mengetahui bahwa tidak ada orang di sini, mereka akan mencoba untuk mengambil perempuan dan anak-anak itu sebagai budak.”
Kemudian ia mengikat kepalanya, mengencangkan pakaian, mengambil tombak, dan melukai beberapa Yahudi. Setelah itu melepas ikat kepalanya dan melemparkannya ke orang Yahudi lainnya. Kemudian orang-orang Yahudi itu berkata: “Kami sadar bahwa Muhammad SAW tidak akan meninggalkan perempuan dan anak-anak ini tanpa perlindungan.”
Dan para Yahudi itu pun gentar dan mengurungkan niat mereka serta meninggalkan rumah itu.
Sebuah kisah lain, tentang Ummul Amarati RA yang bertempur tepat di hadapan Rasulullaah SAW, melindungi beliau SAW hingga ia menerima dua belas tebasan pedang.
Ibu orang-orang mukmin tidak pernah enggan untuk berjihad di jalan Allah SWT. Mereka membawakan perbekalan dan mengobati yang terluka. Para perempuan Muslim selalu unggul dengan kesabaran yang dimilikinya. Bahkan hingga mereka kehilangan segalanya. Atas kesabaran mereka, mereka berharap nikmat Allaah.
Wajib bagi perempuan muslim untuk bersabar bahkan dalam hal-hal kecil dan bersyukur kepada Allah atas apa yang Dia berikan. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:
“Nabi bersabda: “Aku diperlihatkan neraka dan kebanyakan penghuninya adalah perempuan yang tidak tahu berterima kasih “. Saat itu ada sahabat yang bertanya,”Apakah mereka mengingkari Allaah?” (Atau apakah mereka tidak bersyukur kepada Allah?) Dia menjawab , “Mereka tidak berterima kasih kepada suami mereka dan tidak berterima kasih untuk nikmat dan kebaikan (amal perbuatan) yang dilakukan kepada mereka. Jika kamu selalu baik kepada salah satu dari mereka dan kemudian dia melihat sesuatu dalam dirimu yang tidak mereka sukai, maka mereka akan berkata, ‘Saya tidak pernah mendapat perlakuan yang baik darimu.” (Sahih Bukhari 1,28, Sahih Bukhari 2,541)
Maka hindarilah untuk menjadi salah satu dari mereka, para perempuan mukmin. Dan berbahagia dengan apa yang Allah berikan.
Allaah SWT berfirman:
“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala-orang yang berbuat baik”. (TQS Hud [11]: 115)
Juga Allaah SWT berfirman:
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (TQS az Zumar [39]: 10)
Perempuan muslim selalu ambil bagian sepanjang sejarah tegaknya Islam. Pada hari-hari jihad, perempuan mengambil tempat yang penting di jalan-Nya.
Wahai istri-istri Mujahidin! Bertakwalah kepada Allah, jagalah kehormatan kalian dan jangan lupa tentang tanggung jawab kalian di dunia ini. Jangan lupa, bahwa kekuatan perempuan Muslim dapat membantu Jihad dan Mujahidin.
Singkatnya inilah daftar tanggung jawab yang semestinya kalian pikul:
- Tingkatkan keimanan dan ibadah kepada Allaah. Setiap perempuan harus mencoba untuk tetap berpegang pada Islam. Cobalah untuk selalu berada di antara orang-orang yang shalih dan berbuat baik.
- Berikan lebih banyak perhatian untuk membesarkan anak-anak kalian dalam Islam, meningkatkan cinta mereka kepada Allah, Islam dan jihad; juga pada nabi-Nya SAW, serta mengajarkan mereka Al-Quran dan Sunnah.
- Serulah para perempuan dan anak-anak pada Islam.
- Jangan pernah enggan menyisakan harta untuk membantu Mujahidin, orang-orang yang terluka, anak yatim, dan janda. Kalian bahkan dapat membantu Mujahidin meski hanya dengan memberikan kaos kaki, senter, topi, dan hal lainnya sesuai kemampuan kalian.
- Persiapkan kelompok kecil yang terdiri dari perempuan-perempuan mukmin dengan maksud untuk membantu dalam jihad dan membantu keluarga para syuhada.
- Menjahit pakaian dan mengirimkannya pada Mujahidin.
- Membantu di wilayah Jihad.
- Jika kalian tidak memiliki apapun untuk membantu jihad dengan hal-hal di atas, berdoalah pada malam hari dan mintalah Allaah untuk membantu Mujahidin. Berserahdirilah kepada Allah dan besarkan anak-anak kalian dalam Islam.
- Jangan meniru orang-orang kafir, baik dalam pakaian atau apa pun.
- Shalatlah tepat waktu, serta tidurlah dan bangunlah tepat waktu.
- Jangan bergosip dan menebar fitnah.
- Hindarilah fitnah.
Dan berbahagialah! Pertolongan Allah itu sangat dekat.
Kabar gembira dari Allaah SWT melalui firman-Nya:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (TQS an Nur [24]: 55)
Melalui firman-Nya yang lain Allaah SWT berkata:
“Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (TQS al Baqarah [2]: 93 dan 214)
Berbahagialah, karena berjihad adalah sebuah kebaikan. Bertahun-tahun telah berlalu sejak perang bermula, dan musuh-musuh Allah tidak pernah dapat menghentikan jihad.
Berbahagialah karena jihad tidak pernah melemah.
Berbahagialah ketika kalian mendengar tentang operasi yang dilakukan 10 kali oleh Mujahidin tiap harinya.
Kami ingin memberitahu kalian pasti akan pulang tidak akan lama lagi. Dengan izin Allah SWT, kalian akan kembali ke rumah-rumah kalian dengan penuh kehormatan dan martabat.
Dan kalian tidak akan kembali ke wilayah Rusia tetapi ke negara Islam Chechnya jika Allah berkehendak.
Kalian akan hidup di bawah naungan Al-Quran dan Islam.
Allah Maha Besar dan segala kuasa adalah milik-Nya, Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman.
Allah adalah pemilik setiap kebesaran dan kekuasaan meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.
Allahu akbar!!!
Saudara-saudara kalian, Mujahidin Chechnya
(Provinsi Nokhchicho dari Imarah Kaukasus)