WASHINGTON (Arrahmah.com) – Demi memuluskan agenda perang AS di Afghanistan, seorang pakar CIA mengusulkan AS merekrut perempuan Afghanistan agar dapat membujuk Eropa untuk mendukung perang yang dipimpin NATO, menurut sebuah dokumen yang bocor pada hari Jumat (25/3).
“Perempuan Afghan bisa berfungsi sebagai utusan yang ideal dalam ‘memanusiakan’ misi (perang AS) di khalayak Eropa, terutama di Perancis,” menurut analisis CIA, dalam artikel bertajuk “Afghanistan: Mempertahankan Dukungan Eropa Barat Bagi misi NATO Misi” yang dimuat di WikiLeaks, sebuah situs pengungkap rahasia.
Pandangan bahwa para perempuan Afghan ini akan dimanfaatkan menjadi utusan khusus AS ke Eropa karena merekalah yang dapat mengekspresikan “aspirasi mereka untuk masa depan, dan ketakutan mereka pada kemenangan Taliban,” katanya.
CIA menolak untuk mengkonfirmasi atau menolak dokumen tersebut. Tapi biasanya WikiLeaks selalu memuat dokumen-dokumen rahasia pemerintah dan perusahaan yang kemudian dapat diverifikasi.
Laporan oleh ahli komunikasi strategis CIA dan para analis opini publik Departemen Luar Negeri AS ini memperlihatkan bahwa AS sangat membutuhkan dukungan Eropa yang akhir-akhir ini semakin menipis dan bisa saja dihentikan.
“Perdebatan sebelumnya menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah korban dari Perancis atau Jerman atau korban sipil di Afghanistan bisa mempengaruhi negara-negara itu untuk melakukan penarikan segera,” katanya.
Analisis, tanggal 11 Maret, mengusulkan strategi ‘public relation’ baru untuk menghidupkan dukungan bagi perang Afghan di pihak Jerman dan Perancis, yang menjadi penyumbang personil pasukan terbanyak ketiga dan keempat terbesar di Afghanistan setelah AS.
“Inisiatf bahwa menciptakan peluang bagi perempuan Afghanistan untuk berbagi cerita dengan kaum perempuan di Perancis, Jerman, dan negara lainnya di Eropa dapat membantu untuk mengatasi skeptisisme yang meluas di kalangan perempuan di Eropa Barat terhadap misi ISAF (Pasukan Bantuan Keamanan Internasional),” katanya.
Pendekatan semacam itu diklaim bisa menekankan potensi bahaya yang dihadapi warga sipil Afghanistan yang seharusnya disadari oleh masyarakat dunia jika pasukan yang dipimpin NATO kalah dalam pertempuran hanya karena kurang kapasitas.
Laporan itu juga menyarankan agar agenda perang AS mengambil keuntungan dari popularitas Presiden Barack Obama di Perancis dan Jerman, dengan alasan bahwa seruan dari presiden AS pada pentingnya peran sekutu dalam perang bisa memiliki efek positif. (althaf/ap/arrahmah.com)