KABUL (Arrahmah.com) – Mujahidin Afghanistan tidak terlibat dalam perundingan damai antara faksi “pemberontak” dan Presiden Afganistan Hamid Karzai, dan tidak akan pernah mau menyetujui perundingan sampai pasukan Barat ditarik dari negara itu, seorang juru bicara mujahidin mengatakan pada hari Selasa (23/2).
Kantor Karzai menyatakan sehari sebelumnya, ia telah mengadakan pembicaraan langsung pertamanya di Kabul dengan delegasi senior dari Hezb-i-Islami, salah satu dari tiga kelompok besar di Afghanistan dan telah menjadi rival mujahidin.
Pertemuan itu belum pernah terjadi sebelumnya. Karzai mengklaim diri berhasil dalam upaya merangkul para mujahidin tahun ini, yang dirasa penting untuk mendukung agenda perang Washington yang diawali dengan pengiriman 30.000 pasukan tempur sebelum merencanakan untuk mulai menarik diri tahun depan.
Meskipun pembicaraan baru dibuka, namun menurut media pertemuan ini adalah tonggak penting untuk menjalin hubungan dengan ‘pemberontak’ yang sebelumnya dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan melalui mediator, terutama di luar negeri.
Tim Hezb-i-Islami, termasuk menantu Gulbuddin Hekmatyar, membawa 15 poin rencana perdamaian termasuk seruan penarikan semua pasukan asing tahun ini, meski seorang jurubicara mengatakan tuntutan-tuntutan itu masih bisa dinegosiasikan selanjutnya.
Selain itu, membelotnya Hezb-i-Islami ke kubu pemerintah diklaim bisa menyeimbangkan kendali kekuasaan di wilayah sebelah timur dan timur laut negara tersebut.
Jurubicara mujahidin Afghanistan, Zabihullah Mujahid, mengatakan Imarah Islam Afghanistan tidak pernah mengubah pendiriannya: bahwa tidak ada perundingan yang dapat dilaksanakan sebelum pasukan asing mundur.
“Imarah Islam memiliki sikap yang jelas. Kami telah mengatakan hal ini berkali-kali. Tidak akan ada pembicaraan bila masih ada pasukan asing di tanah Afghanistan dan membunuhi warga Afghanistan yang tidak berdosa setiap harinya,” kata Mujahid.
“Jika wakil-wakil dari Hezb-i-Islami yang di Kabul untuk mengadakan pembicaraan, itu pilihan mereka,” tambahnya. (althaf/dawn/arrahmah.com)