(Arrahmah.com) – Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Marjah merupakan wilayah percobaan pertama terhadap strategi baru Obama di Afghanistan. Sejak 13 Februari, ketika tentara penjajah Amerika dan sekutunya melancarkan operasi “Mushtarak” di Marjah, tiada hari terlewatkan tanpa perlawanan sengit dari Mujahidin terhadap musuh.
Dalam 24 jam, musuh kehilangan 3-10 tank militer dan kendaraan baja. Jika kita hitung kru yang tewas bersamaan dengan hancurnya tank mereka akibat ledakan bom ranjau dan serangan langsung, setiap harinya lebih dari 10 tentara musuh tewas. jenderal Azimi, jurubicara Menteri Pertahanan rejim boneka Kabul mengakui tentara di Marjah menghadapi sekitar 3 sampai 4 serangan setiap harinya. Tentara musuh berkumpul di gedung-gedung pemerintahan di pusat kota. Mereka tidak memiliki kekuasaan di titik manapun. Setiap orang, termasuk operator tower mobile, menaati instruksi Mujahidin.
Dalam delapan tahun terakhir, Gedung Putih selalu menyatakan bahwa Taliban menjadi kuat karena elemen asing, tidak ada masyarakat akar rumput yang berada di dalamnya. Tapi kini mereka harus melihat bahwa Taliban didukung oleh masyarakat Afghan dan bukan kelompok eksklusif. Ini adalah fakta, Taliban, dalam bahasa lainnya Mujahidin, didukung oleh masyarakat. Mereka merupakan wujud asli aspirasi masyarakat dan pelindung nilai-nilai agama. Inilah mengapa musuh tidak pernah mampu mengalahkan Mujahidin walaupun mereka mempersiapkan militer besar dan operasi besar. MArjah merupakan contoh terbaik bagi musuh untuk melihat perlawanan dari penduduk Afghan.
Ironisnya, Washington selalu berdalih perang melawan terorisme untuk melindungi kejahatan mereka. Ratusan bayi dilahirkan cacat akibat uranium yang digunakan tentara penjajah. Mereka melancarkan serangan ke rumah-rumah sipil pada tengah malam, meledakkan gerbang perumahan penduduk dan mulai melancarkan tembakan membabi-buta dengan hasil pembunuhan terhadap sipil tak bersalah di berbagai daerah.
Kami memiliki banyak contoh di setiap tempat di negeri ini. Baru-baru ini, tiga Muslimah dibunuh di dekat Gardez, ibukota Provinsi Paktia. Sejak musuh melancarkan serangan di Marjah, 36 sipil telah tewas akibat bombadir musuh, serangan misil dan serangan malam hari. Lebih dari 40 sipil mengalami luka-luka dan ratusan rumah hancur oleh musuh. Namun kebrutalan musuh saat meneror penduduk, tidak berarti mereka menghentikan seranganya. Marjah masih ada di tangan Mujahidin.
Selama musuh tidak ingin mengalah dan membiarkan penduduk Afghanistan merdeka, menegakkan pemerintahan Islam, merekonstruksi ulang dan membangun negeri dengan partisipasi seluruh rakyat Afghanistan, maka tentara musuh tidak akan pernah merasakan tidur dengan mimpi indah.
Imarah Islam Afghanistan
(haninmazaya/tum/arrahmah.com)