TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Bentrokan antara demonstran Palestina dan polisi Israel juga terus berlanjut di Tepi Barat walaupun Israel telah membuka kembali akses dari dan menuju wilayah tersebut.
Ehud Barak, menteri pertahanan Israel, memerintahkan blokade yang telah berlangsung selama lima hari dengan alasan keamanan terhadap Tepi Barat dibuka pada hari Rabu (17/3).
Pejabat juga membuka kembali gerbang Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, di mana puluhan orang terluka pada hari Selasa ketika demonstran Palestina bentrok dengan pasukan keamanan Israel.
“Akses ke Gunung Baitullah di Yerusalem sekarang dibuka untuk jama’ah muslim maupun wisatawan,” kata Micky Rosenfeld, juru bicara kepolisian Israel. Sebelumnya akses tersebut ditutup kecuali bagi Muslim yang berusia 50 atau di atasnya.
Kondisi Siaga
Rosenfeld mengatakan sekitar 3.000 polisi tetap ditempatkan di Yerusalem Timur dan desa-desa terdekat untuk berjaga-jaga, kantor berita AFP melaporkan.
Wartawan Al Jazeera di Tepi Barat dilaporkan bentrokan di Qalandia terjadi pada hari Rabu (17/3), di mana tentara Israel terus bertambah banyak jumlahnya telah menembakkan gas air mata secara brutal pada pengunjuk rasa Palestina.
Sejumlah kelompok-kelompok Palestina yang melakukan demonstrasi pada hari Selasa menyerukan “hari kemarahan” untuk memprotes pembukaan kembali dari sinagog Hurva.
Pertemuan Empat Pihak
Kerusuhan datang sebelum pertemuan diplomatik Timur Tengah, yang meliputi Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, dan PBB di Moskow pada hari Kamis (18/3).
Jelang pertemuan itu telah dibayangi oleh ketegangan antara AS dan Israel atas pengumuman pembangunan kembali rumah-rumah baru bagi Yahudi di Yerusalem Timur, yang dilakukan saat kunjungan oleh wapres AS Joe Biden.
Ahmad Yousuf, seorang pejabat Hamas dan mantan penasihat Ismail Haniya, yang digulingkan perdana menteri Palestina, membantah bahwa seruannya terhadap warga Palestina merupakan bentuk provokasi untuk melancarkan kembali perang terhadap Israel.
“Kami tidak berbicara tentang kekerasan. Kami berbicara tentang hak rakyat untuk membela diri,” katanya.
“Saat Israel melakukan semua kejahatan terhadap tempat-tempat suci Muslim, maka wajar jika orang-orang membela diri, untuk mempertahankan tempat suci mereka.”
“Hal ini tentu saja dapat berlarut, dan kemungkinan akan ada lebih banyak bentrokan berdarah jika masyarakat dunia tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan kegilaan ini.”
Khaled Meshaal, Hamas pemimpin politik yang diasingkan di Suriah, juga mendesak warga Palestina untuk melawan Israel yang semakin seenaknya terhadap tanah Palestina, walaupun ia tidak lagi menyerukan Intifadhah dalam sambutannya pada demonstrasi.
Dia mengatakan warga Palestina di Yerusalem harus “mengambil tindakan serius untuk melindungi Masjid Al-Aqsa dari kehancuran dan Yudaisasi.” (althaf/alj/arrahmah.com)