CARACAS (Arrahmah.com) – Presiden Venezuela Hugo Chavez mulai geram dengan kebebasan tanpa batas yang ada di internet. Bahkan ia mengumumkan akan membuat regulasi terkait kebebasan di dunia maya.
“Internet tidak bisa lagi menjadi media yang terbuka. Semua negara harus memiliki peraturan dan norma tersendiri,” ujar Chavez seperti dikutip melalui Reuters, Minggu (14/3). Bahkan, lanjut Chavez, salah satu pemimpin negara yang memiliki ketakutan yang sama terhadap internet adalah pemimpin Jerman Angel Merkel.
Kegeraman Chavez ini berawal dari pemberitaan yang dimuat selama dua hari di sebuah media online bernama Noticierodigital. Dalam berita tersebut tertulis bahwa salah satu menteri di era Chavez, Diosdado Cabello telah mati dibunuh. Ini juga merupakan isu yang telah lama digembar-gemborkan para politikus di Venezuela, khususnya dari pihak oposisi.
“Kami harus segera bertindak dan akan meminta bantuan pihak hukum untuk menyelesaikannya. Pemberitaan ini bisa dibilang sebagai sebuah kejahatan. Bahkan saya mendengar kabar bahwa situs ini juga membuat berita secara periodik yang mengarah pada kudeta. Ini tidak bisa dibiarkan,” papar Chavez.
Tidak hanya situs berita, jejaring sosial macam Facebook dan Twitter pun cukup populer digunakan oleh para oposisi Venezuela sebagai media protes atas kebijakan pemerintah yang dianggap tidak sesuai. Chavez pun mempermasalahkan fungsi situs dan jejaring sosial yang selalu digunakan untuk menyebar rumor.
Setelah pengumuman Chavez ini, banyak pendapat yang menngkhawatirkan Cuba akan berubah seperti Cuba, China dan Iran. Namun sayangnya, Chavez sendiri belum memberikan secara detil peraturan yang akan dibuat. (okz/arrahmah.com)