Densus 88 kembali menembak mati seseorang yang diduga teroris di Ruko Multi Plus, di Pamulang, Tangsel. Belum ada kepastian siapa yang ditembak mati dalam penggrebekan siang itu. Sejumlah sumber mengatakan yang ditembak adalah Dulmatin, namun ada yang mengatakan Yahya Ibrahim. Seperti biasa belum ada keterangan resmi atas kejadian ini. Apakah ini hanya sekedar ‘warning’ dari polisi untuk menyambut kedatangan Obama ?
Selasa, 9 Maret 2010, Densus 88 menggerebek ruko Multiplus di Jalan Siliwangi, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel). Dalam peristiwa itu, seorang tersangka terorisme tewas melalui baku tembak dengan polisi.
Seorang saksi mata menceritakan terdengar baku tembak antara polisi dengan sejumlah orang yang berada di dalam ruko. Tak lama kemudian, sejumlah orang tampak ditangkap dan dibawa oleh polisi.
Sekitar pukul 12.30 WIB, Selasa (9/3/2010), ada sejumlah petugas medis yang masuk ke dalam ruko. Mereka membawa keranda mayat. Sedangkan satu ambulans tampak stand by di depan ruko. “Katanya ada satu orang tewas,” kata salah seorang warga.
Ruko Multiplus berlantai dua ini berada di pinggir jalan raya Siliwangi, berdekatan dengan Pamulang Square. Ruko Multiplus ini digunakan tempat bisnis wartel, warnet, pengiriman barang, dan fotokopi.
Identitas Simpang Siur
Identitas tersangka teroris yang tewas dalam penggerebekan ruko Multiplus di Pamulang masih simpang siur. Ada yang menduganya Dulmatin. Namun informasi lain menyebutkan, tersangka yang tewas tersebut atas nama ‘Yahya Ibrahim’.
Bukan hanya ruko di Jl Siliwangi, Pamulang, Tangerang Selatan yang digerebek Densus 88. Pasukan antiteror Mabes Polri, Selasa (9/3/2010) juga menggerebek sebuah rumah di Jl Dr Setiabudi, Pamulang.
Kawasan ini hanya berjarak sekitar 1 Km dari lokasi penggerebekan yang pertama. Rumah yang digerebek lokasi persisnya berada di Gang Asem.
Dikabarkan satu orang teroris tewas. Hingga pukul 14.25 WIB, ujung gang menuju rumah yang digerebek itu diberi batas police line.
(M Fachry/Berbagai sumber/arrahmah.com)