BANDUNG (Arrahmah.com) – Untuk menghadapi serangan dari para lawan Islam, maka peran ulama di sini sangatlah besar. Ulama, kiai, dan para du’at diharapkan lebih mengarahkan dakwahnya kepada penguatan dan pemahaman akidah umat yang benar.
Hal itu disampaikan Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) Jawa Barat, KH Athian Ali M Da’i, MA, menyikapi kondisi umat yang rentan terpengaruh dengan pola pikir yang salah tentang Islam, terutama praktik penyebaran aliran sesat yang sudah menyebar ke mana-mana. Apalagi belakangan, ada upaya-upaya dari mereka untuk melakukan legalisasi agar diakui negara dengan mengajukan permohonan penghapusan UU Penodaan Agama.
“Konsentrasi kita lebih kepada pembinaan akidah untuk menjelaskan mana pemahaman-pemahaman yang sesat. Kehadiran Al-Quran sebagai pembeda, yang menjelaskan mana haq, mana bathil,” jelas Athian, ketika dihubungi Hidayatullah.com, Kamis (18/02).
Namun oleh penista Islam, lanjut Athian, Al-Quran kemudian disalahtafsirkan dengan seenak perut mereka. Sehingga orang yang sudah berpola pikir setingkat iblis sekalipun, masih saja disebut sebagai cendekiawan muslim.
Menurutnya, jika ulama berdiam dan membiarkan hal itu terus berlangsung, umat bisa kehilangan arah. Umat sudah harus didakwahi lebih kepada terbentuknya fundamen akidah yang kokoh.
Sehingga dakwah, kata Athian, tidak lagi melulu hanya bercanda, tertawa-tawa, melawak, dan semacamnya. Sebab hal itu tidak akan mengena dan meninggalkan kesan yang mendalam. Karena sering kali karena lebih banyak tertawa, akhirnya hal-hal yang substansial, seperti pentingnya akidah sebagai pegangan hidup, bahaya kekufuran, dan kesesatan dalam Islam, hal ini tidak tersampaikan.
“Kalau dakwah masih seperti itu, umat tak akan pernah terbina akidahnya,” ujar Athian. (hdytlh/arrahmah.com)